17

1.1K 96 9
                                    

Malam datang mencekam, bulan bersembunyi dibalik awan. Bintang gemintang pun enggan menampakkan pesonanya. Namun demikian, suasana di rumah sakit terlihat tidak pernah sepi. Pengunjung dan pasien datang silih bergganti.

Di satu ruang tampak Kayra masih terbaring lemah tak berdaya akibat kecelakaan tunggal yang menimpanya. Padahal baru saja ia hendak menghubungi Nabirra untuk berjumpa. Baru saja ia mendapatkan ide untuk bisa membuat Nabirra sadar bahwa Fahran adalah miliknya. Namun takdir berkata lain, ia pun mengalami kecelakaan yang mengakibatkan keadaannya lumayan parah. Namun, sedikitnya ia bersyukur sebab akibat dari kecelakaan ini, ia mendapat perhatian ekstra dari Fahran. Jika seperti ini, apalagi yang ia harapkan?

"Fahran dimana, My?" Inilah pertanyaaan pertama yang Kayra lontarkan ketika ia siuman.

"Tadi Fahran di sini nak, ia menunggu dan berdoa untukmu. Mommy dapat melihat gurat kecemasan yang teramat sangat di wajah nya." Jawab Tante Stella.

"Sekarang Fahran nya dimana?" Kayra masih mencari keberadaan Fahran

"Sudah pulang nak. la tadi datang bersama Nabirra. Andai gadis itu tadi tidak menghilang. Fahran sudah pasti menunggui Kay sampai Kayra siuman" Tante Stella terlihat kesal atas Tindakan Nabirra yang merusak suasana.

"Nabirra juga datang??" Mommy nya mengangguk.

"Mungkin Nabirra cemburu My" Kayra berkata lemah.

"Sudah pasti nak! Tadi ketika Kay telah selesai di operasi, Mommy menyuruh Fahran menemuimu. Kemudian Mommy sengaja membuka pintu ruang tempat dimana Kay dirawat tepat di hadapan Nabirra. Terang saja ia cemburu, ia dapat melihat seluruh aktifikas yang Fahran lakukan ketika ia bersama Kay" Tante Stella berkata bangga. la merasa tidak sia-sia aksinya tadi.

"My, apa tindakkan itu tidak keterlaluan? la pasti sedih melihat suaminya peduli pada wanita lain"

"Keterlaluan bagaimana? Ya tidak dong! Bagus Nabirra lihat, biar ia tahu dimana posisinya di hati Fahran. seharusnya sejak awal mereka memang tidak menikah" Sarkas Tante Stella

Kayra diam. la tidak membantah lagi apa yang Mommy nya katakan. Percuma saja, itu pasti akan menjadi jawaban andalan sang ibu.

"Nak, Mommy akan menghuungi Fahran dan mengabarkan kalau kamu sudah siuman. Kayra tunggulah di sini sebentar."

Ddddrrrrrrt drrrrrtttt

Handphone Fahran bergetar, namun pemiliknya sedang berada di kamar mandi. Laki-laki itu tidak melihat bahwa Tante Stella sedang menelepon. Nab yang hendak mengambil air minum tidak sengaja melihat ada panggilan dari Hp nya Fahran. Keningnya berkerut membaca nama si pemanggil. Mommy nya Kayra. Hm, ada apa beliau menelepon malam-malam begini. Apa suatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada Kayra? Nab jadi cemas. Ia pun berbalik arah menuju kamar mandi dan mengetuk pintunya,

Tok tok tok..

" Kak, Kak Fahran"

"Iya, ada apa Nab?" Jawab Fahran dari balik pintu. la masih berlumuran sabun dan hendak membilas tubuhnya.

"Kak, barusan ada panggilan telepon dari Tante Stella. Mungkin penting. Alangkah lebih baik jika mandinya Kakak percepat"

Sebenarnya Nab tidak senang dengan kedekatan Tante Stella dan suaminya. Mereka dengan bebas bisa saling menelepon dan membahas kabar tentang Kayra. Namun, jiwa kemanusiaannya tergugah. Ia juga tidak ingin jika sesuatu hal buruk menimpa gadis yang tadi dilihatnya terbaring tak berdaya itu.

"Baik Nab, Terima kasih"

Nab berlalu. Fahran pun mempercepat kecepatan mandinya. la khawatir jika-jika terjadi sesuatu pada Kayra. Semoga saja tidak.

Nabirra dan segala dunia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang