07

324 35 12
                                    


20.15 AM

Junghwan tengah belajar dikamarnya, ini rutinitasnya setiap malam. Junghwan memaksakan diri agar matanya tak mengantuk dengan meminum kopi, besok ulangan harian matematika ia harus mendapatkan nilai yang sempurna.

Cklek!

Saking fokusnya belajar, Junghwan tak menyadari kehadiran Jaehyun dan Rose.

"Anak kita fokus banget, sampe gak sadar ada kita."

Jaehyun tersenyum mendengar penuturan Rose. Jaehyun meraih kepala Junghwan, mengelusnya pelan. Junghwan terkejut dengan elusan dikepalanya, ia mendongak untuk melihat siapa yang mengelus rambutnya.

"Tidur sebelum jam sembilan, jangan begadang."

Junghwan mengangguk, membiarkan tangan sang papa mengelus rambutnya, sudah sangat lama Junghwan tak merasakan sisi hangat Jaehyun. Junghwan tak ingat terakhir kali papanya menyentuh kepalanya.

Jaehyun salah fokus pada satu benda diatas meja belajar Junghwan.

"Kamu minum kopi lagi?"

"Duh bibi gimana sih, ngebiarin Bintang minum kopi." Rose mengambil kopi itu dan melegang pergi ke dapur.

"Maafin Bintang pa, itu satu-satunya cara supaya Bintang bisa fokus belajar." Junghwan menundukkan kepalanya, ia takut dengan tatapan Jaehyun.

"Kamu harus jaga kesehatan, bulan ini kamu mendekati PTS, kamu gak boleh sampe sakit. Papa gak mau nilai kamu gak sempurna atau tanggung akibatnya, ngerti?" Ucap Jaehyun dengan tegas.

Junghwan mengangguk.

Rose datang membawa segelas susu putih hangat, ia letakkan diatas meja belajar Junghwan.

"Belajar yang rajin."

Satu kata bagi Junghwan untuk keadaan sekarang.

Muak!

Junghwan muak harus menuruti semua perintah orang tuanya.

"Di minum sayang."

Rose mengelus rambut Junghwan, Junghwan mengambil gelas itu lalu menenggaknya setengah gelas.

"Bu Mina bilang kamu ada ulangan harian matematika besok?"

Junghwan mengangguki ucapan Rose.

"Malam ini kamu jangan keluar kamar, sampai besok mommy yang buka pintunya. Kalau kamu ketahuan keluar, papa kurung kamu di gudang, ngerti?"

Junghwan hanya bisa mengangguk, menghabiskan waktu malam dengan paksaan belajar hanya membuat kepalanya terasa sakit. Jaehyun atau Rose akan mengunci pintu kamarnya dari luar hingga pagi tiba, dan paginya Rose yang akan membuka pintu kamarnya.

"Papa ngomong panjang lebar kamu cuma nganguk aja? Kurang ngajar!" Sentak Jaehyun.

"I-iya pa." Cicit Junghwan.

"Kamu seperti ini pasti kebawa-bawa sama teman-teman kamu yang gak punya etika itu. Papa minta kamu jangan berteman sama siapapun lagi, mereka cuma bawa pengaruh buruk buat kamu."

"I-iya pa."

Rose merangkul lengan Jaehyun, sembari mengusapnya.

"Udah jangan marah-marah. Ayo ke ruang makan, kamu belum makan, jangan sampai makan tengah malam."

Langit & Bintang | HaruHwan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang