Kaki jenjangnya melangkah menyusuri lorong rumah sakit. Haruto berbelok ke kiri, langkahnya membawanya ke sebuah ruangan. Haruto berhenti berdiri di depan sebuah pintu berwarna putih, tangannya memegang handle pintu.
Cklek!
Haruto masuk ke ruangan yang selalu ia kunjungi, Haruto mendapati Jisoo yang sedang duduk di sebelah brankar Junghwan sembari memegang mangkuk dan gelas.
Junghwan menyadari kedatangan Haruto, langsung memberi senyuman ke arahnya.
"Bintang!"
Haruto berlari ke arah sang adik, Haruto memeluk erat tubuh hangat itu, Junghwan pun membalas pelukan sang kakak. Mereka saling menyalurkan rasa rindunya.
"Kangen banget."
Junghwan tersenyum geli saat Haruto mengatakan itu. Tak lama, mereka pun melepaskan pelukan.
"Langit kesininya gak sama Junkyu?"
"Tadi bang Junkyu ke toilet dulu."
Jisoo mengangguk.
Haruto menoleh ke arah Junghwan yang hanya menatapnya sedari tadi.
"Bintang kenapa?"
"Tenggorokan Bintang sakit kalau ngomong, ini efek dari tidur panjangnya dan bisa juga efek dari sengatan stun gun. Bintang juga sempat koma, jadi responnya di otaknya bisa agak lambat, jadi kalau Langit ngobrol sama Bintang, harus pelan-pelan ngomongnya."
"Ini efeknya gak bakal lama kan, tante?"
"Tergantung, tapi tante liat dan ngobrol sama Bintang, perkembangan Bintang bagus responnya gak terlalu lambat."
Cklek!
Junkyu datang, ia menghampiri bundanya yang berdiri di sisi brankar Junghwan. Junghwan menatap Junkyu lama, Junkyu yang dilihat lama oleh Junghwan hanya bisa tersenyum canggung.
"Itu Junkyu, anaknya bunda Jisoo." Ucap Jisoo yang mengenalkan Junkyu pada Junghwan.
Tatapan Junghwan beralih ke arah Haruto.
"Bintang kayaknya mau ngobrol sama Langit, tante tinggal ya, kalo susah komunikasinya pake buku sama pulpen diatas meja itu." Tunjuk Jisoo ke arah meja disebelah brankar Junghwan.
Haruto melihat buku dan pulpen di meja itu. "Iya, makasih tante."
"Sama-sama, ayo Kyu kita keluar." Ucap Jisoo.
Junkyu baru saja berdiri dihadapan Jisoo. "Aku baru masuk lho bunda?"
"Keluar dulu Kyu!"
Jisoo keluar dari ruangan sembari menarik lengan Junkyu.
"K-kak." Suara serak Junghwan itu berusaha memanggil Haruto.
"Jangan dipaksa." Haruto mengambil buku dan pulpen diatas meja. "Pake ini aja, biar gak sakit tenggorokannya."
Junghwan mengambil buku dan pulpen itu, Junghwan menorehkan tinta diatas lembaran buku tersebut.
Haruto memperhatikan Junghwan yang sedang menulis itu, wajah Junghwan nampak serius pada buku yang sedang ia tulis. Lalu setelah selesai menulis, Junghwan menyerahkan buku itu pada Haruto.
Haruto membacanya.
'Bintang nyesel gak ikut sama kakak dari awal, Bintang gak nyangka kalau ini terjadi sama Bintang. Kakak jangan pergi ya, disini aja sama Bintang. Jangan tinggalin Bintang. Bintang minta maaf sebelumnya pernah bersikap kasar ke kakak, maafin Bintang kak.'
Setelah membaca curahan dari sang adik, Haruto menegakkan kepalanya mendapati Junghwan yang tersipu malu. Haruto tersenyum melihat wajah adiknya yang malu namun terlihat lucu di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Bintang | HaruHwan √
Fanfic𝑳𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝑩𝒊𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐚. haruhwan ➭ brothership 📍attention! typo bertebaran!