Kring! Kring!
Para siswa-siswi pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar. Berbeda dengan Haruto yang menyendiri di kelasnya, Haruto menyandarkan kepalanya diatas lipatan hoodienya, tangannya melingkar memeluk hoodienya yang dijadikan bantal, kepalanya menghadap ke kiri ke arah dinding.
"Orangnya tidur."
"Udah samperin aja!"
"Ih cari mati lu?! Takut ngamuk gue, kemarin aja jotos muka anak sebelah sampe masuk rumah sakit."
"Eh udah seminggu lebih ya kita gak dapet kabar dari dia!"
"Kangen berat anjir."
"Takut kena bogem sumpah."
"Ayo dong niat kita kan baik, mau memperbaiki pertemanan bukan ngajak berantem."
Tidurnya merasa terusik karena suara bising diluar kelasnya, Haruto menoleh, melihat tiga orang diambang pintu kelas. Wajah bantalnya itu menautkan alisnya.
Bermacam-macam reaksi tiga dari pemuda diambang pintu sana, Ni-ki yang terdiam sembari meneguk salivanya, Jeongseob yang tersenyum kikuk dan Siyun yang tersenyum malu sembari melambaikan tangannya kearah Haruto.
"Masuk!"
Mereka bertiga dengan langkah berat memasuki ruangan kelas kakak tingkatnya. Mereka bertiga berdiri dihadapan kakak dari temannya yang sudah lama tak ada kabarnya itu.
Haruto menunggu Siyun yang ingin berbicara, pemuda itu malah menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Eee.. "
Jeongseob menyenggol bahu Siyun.
"Kelamaan," Ni-ki yang buka suara. "Keadaan Junghwan gimana bang?"
"Baik."
Mereka bertiga menghela napasnya lega. Ni-ki dengan ragu-ragu menanyakan sesuatu lagi pada Haruto.
"Maafin kita bang, waktu itu ninggalin Junghwan."
"Jangan minta maaf sama gue, minta maaf sama adik gue."
"Em.. Pulang sekolah, kita bertiga boleh gak jenguk Junghwan?"
"Boleh."
Jawaban singkat itu membuat ketiganya bersorak senang. Sudah lama tak ada kabar, akhirnya mereka berempat kembali bersama.
Haruto tersenyum tipis, sangat tipis. Ia pikir tiga orang dihadapannya itu benar-benar tak akan pernah peduli lagi dengan Junghwan setelah dihadapkan oleh Jaehyun, ditambah dengan berita kemarin. Ternyata salah besar, mereka ternyata hanya takut bertanya padanya.
"Bang, Junghwan kalo ditelepon kok suka gak aktif?"
"Buat sementara Bintang gak aktifin ponselnya, apalagi pegang. Kalian tau kan ada beberapa berita yang dibuat-buat itu?"
Mereka bertiga mengerti, ada yang mengangguk-angguk mengerti dan ada juga yang membulatkan mulutnya. Haruto berbicara demikian karena ada beberapa berita yang berkaitan keluarga atau perusahaan Darensha yang dilebih-lebihkan. Haruto tak mau Junghwan tahu disaat kondisinya yang belum benar-benar pulih. Haruto tak habis pikir, bisa-bisanya ada artikel yang membuat karangan kalau adiknya itu ditemukan tewas disebuah garasi.
"Makasih bang informasinya!"
"Iya, nanti balik kalian tunggu di parkiran aja."
"Siap bos!"
Haruto terkejut tiba-tiba Siyun mengacungkan jempol tepat dihadapkan wajahnya. Siyun yang tersadar kelakuannya itu langsung membungkuk minta maaf sembari memegang tangan Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Bintang | HaruHwan √
Fanfiction𝑳𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝑩𝒊𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐚. haruhwan ➭ brothership 📍attention! typo bertebaran!