3

18.7K 1.2K 10
                                    

Senyum tak pernah lepas dari wajah Dion dari turun motor hingga duduk di ruang keluarga. Leo hanya takut abangnya kemasukan roh halus, "Bang?"

"Hm?"

"Bahagia banget ya?"

Wajah Dion tampak lebih sumringah. Ia mengangguk sembari menunjukkan nomor yang dinamainya 'Bocil Uwu 🤍'.

Leo bergidik ngeri. Baru kali ini Dion tersenyum lebar setelah 2 tahun lamanya. Peristiwa yang ajaib menurut Leo.

Melihat respons adiknya, raut muka Dion kembali datar, "Lo ga nanya apaan gitu?"

"Emang gue harus nanya apa? Lo aja cuma nunjukkin kontak yang gue gak tau itu siapa." Jawab Leo dengan tampang polosnya. Seperti tidak punya dosa. Hilih.

"Tadi gue ga sengaja nemu kakek-kakek pingsan. Sebelum bener-bener ga sadar itu kakek ngasih tau gue buat anterin dia kerumahnya. Pas sampe, ternyata si kakek punya cucu. Lucunya bukan main! Pengen gue remes sebadan-badannya!"

Dion bercerita dengan semangat disertai dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya. Leo sih senang, akhirnya ada hal yang membuat salah satu abangnya tersenyum setelah penantian panjang. Tapi kalimat akhirnya... agak merinding juga Leo. Membayangkan anak kecil polos itu remuk tak berbentuk ditangan Dion yang kegemesan.

"Terus lo minta nomer itu anak dan voila! Lo langsung bahagia kayak gini?" Dion mengangguk.

"Penasaran gue. Segemes apa sih itu bocil sampe lo kesemsem gini?"

"Gemes maksimal! Pengen gue karungin rasanya."

Mattew yang baru saja sampai mansion sehabis mengantar sang ibu balik, tersenyum melihat penampakan langka.

Leo dan Dion tertawa bersama diruang tamu adalah satu dari keajaiban dunia yang patut Mattew abadikan. Dua anaknya yang setiap hari ribut akhirnya akur. Kapan lagi kan?

"Duh, anak-anaknya daddy tumben banget akur. Ada apa nih?"

Dion tersenyum (lagi), "Aku baru ketemu sama anak gemes tadi. Lucu deh."

Mattew memicing curiga. Dion yang paham langsung menggelengkan kepalanya agak keras, "Beneran anak kecil dad. Bukan cewek. Belum ada yang bisa nembus pertahanan hati Dion."

Dion menjeda kalimatnya lalu membuka galeri ponsel dan berkata "Kecuali bocah ini dad. Jadiin dia adik Dion dong. Dion janji bakal lebih rajin kuliah."

Pandangan Mattew terpaku pada foto anak kecil berbaju coklat yang ditunjukkan Dion. Ia tidak mungkin salah. Ini adalah anak yang tadi bertemu ibunya.

Alkisah, ketika ia mengantar ibunya pulang, ia dikirim foto bocah misterius oleh sang ibu. Wajahnya terliat buram namun pakaiannya berwarna coklat terang. Ibunya bilang inilah anak kecil yang ia temui di bus.

Lalu sekarang salah satu anaknya juga bertemu dengan anak kecil itu. Anak yang sama persis dalam waktu yang berdekatan. Pertanda apa ini?

"Dion, daddy mau ketemu anak itu."



































Ada yang mau jadi adik Dion juga? Hihi

ALVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang