Di reruntuhan Thousand winds temple
"Nah tuh, gimana?? Mau maju gak?" Tanya Albedo menantang [Name]
"Katanya bisa lawan pake Arrow, lu aja lawan sono sekalian belajar. Gw sama Albedo pantau dari sini" Ucap Xiao
"Loh harusnya kan kalian yang maju!! Kan kalian pengguna pedang sama polearm anjing!! Masa gue yang arrow dikasih didepan " ucap [Name]
"kamu ga harus maju, gw cuma mau liat seberapa bisa kamu make arrow" ucap Albedo sambil mendorong [Name] ke depan
"Kita ga harus make vision buat ngalahin Ruin guard" ucap Xiao mengulang perkataan [Name] dengan nada mengejek
[Name] mau tak mau pun memanah Sang ruin Guard. Namun anak panah tersebut malah terpental. Ruin Guard yang sebelumnya diam menoleh dan mulai menyerang [Name].
"Huwwaaaa!!!!" teriak [Name] berlari kocar-kacir karena Ruin Guard berputar-putar dan siap memukul apapun yang dilewatinya.
"Budi!!! Xiao!!! Tolongin gueee!!!" Ucap [Name] sambil menghindari serangan Ruin Guard. Namun yang dipanggil hanya diam sambil menonton.
"Bantuin gak bud??" tanya Xiao .
"Gausah, biar dia mandiri. Dan lo jangan panggil gw Albudi"
'Setan mereka berdua' Batin [Name], dia pun lanjut memanah namun damagenya hanya menggelitik. Anak panah yang dibawa [Name] habis, dia pun melempari batu atau kayu ke ruin Guard.
Sang Ruin Guard tampaknya muak dengan pertarungan ini. Ia pun meluncurkan Roket dan meledakan [Name] hingga terjatuh.
'Siall!! Gini banget nasib gua' Batin [Name] ingin menangis. Tiba-tiba saja ide cermerlang muncul di benak [Name]. Ia memancing Ruin Guard ke balik tembok yang pondasi bawahnya rapuh.
"Dia mau melakukan apa sih?" Tanya Xiao menatap bosan, pasalnya mereka sudah satu jam disana, kalau saja Albedo tidak cegah Xiao.Udah habis tuh Ruin Guard ditangan Xiao.
[Name] menendang tembok itu dengan keras, lalu tembok itu runtuh dan menimpa ruin guard. Sebelum ruin Guard menyerang, [Name] mangambil batu besar dan memukulkannya ke kepala Ruin Guard sampai hancur. Membuat Albedo dan Xiao cengo melihatnya. Gadis itu lumayan sadis juga ya.
Albedo pun bertepuk tangan, mengapresiasi usaha [Name] membunuh satu ruin Guard.
"Hehe gimana? Keren kan aku tadi?" ucap [Name] bangga
"Kelamaan bodoh" ucap Xiao
"Kalo gamau lama ya bantu lah!! Kalian berdua hanya lihat doang!! Memangnya bisa?!!" ucap [Name] dengan sedikit sombong.
Namun tanah yang mereka pijak bergetar, muncul gundukan batu yang berubah menjadi Ruin guard. Ternyata ada dua.
"nih lihat cara gue Bunuh Ruin Guard" ucap Xiao memakai topeng . Ia memunculkan Polearm-nya dan mulai menyerang Ruin Guard dengan gesit. Belum sampai 5 menit, Robot jadi-jadian itu mati
"Easy banget" Ucap Xiao mengejek [Name]
"Cihh sombong!!" gumam [Name] menggerutu
"Siapa dulu sombong duluan" balas Xiao
"Dah dah!! Kalian ini!! Ayo kita cari chest nya!! Siapa tau ada benda penting!" Ucap Albedo menengahi mereka berdua
Albedo pun mencari peti Chest tersebut, sedangkan Xiao dan [Name] hanya diam.
Xiao menatap tangan [Name] gemetaran. " lo gapapa?? Lo takut ato sakit?"
"Gue Gapapa" balas [Name], Namun reaksi tubuhnya sudah jelas menandakan dia tidak baik-baik saja
Xiao pun memegang satu tangan [Name], lalu berkata "Gausah gemetaran, lo aman disini"
"Lo hebat kok untuk orang yang gapunya Vision, Lo Cerdas" lanjut Xiao.
"Ukhh terimakasih" Ucap [Name] sedikit malu, tremornya pun berangsur-angsur reda.
"Woii kalian berdua!! Bantu gue bawa ni barang bukannya berduaan!!" Ucap Albedo menatap sinis mereka berdua. Ahh apa Budi suka Xiao ya, makannya ia Cemburu dikala [Name] memegang tangannya.
[Name] pun langsung menepis tangan Xiao.
Mereka pun membantu Albedo membawa isi Chest yang mereka bawa.
•••
"Kalian kenapa tadi pegang-pegangan tangan?? Lagi kasmaran?" tanya Albedo
'Lahhh bocah masih inget aja' batin [Name]
"lo cemburu??" ucap [Name]
"kalo iya, memangnya kenapa??"
Hening sesaat, bahkan Xiao saja terdiam mendengar kata Albedo
"Ohh oalahh, sorry. Kalian berdua beneran saling suka??" ucap [Name] menunjuk Albedo dan Xiao, Kali ini Xiao tersedak
"uhukk!! Hah?!!"
"Apa?! Kau mengira aku suka dengan Xiao" Ucap Albedo melongo tak percaya
"Lah emang bener kan?" tanya [Name] memastikan
"Jelas salah lah!! Gue masih suka yang bergunung kali" Ucap Albedo
"Maksud?? " tanya [Name] tidak paham arti 'Bergunung'
"Maksud Budi tuh dia masih suka cewek! Gua juga masih suka cewek , yakali sama dia. Idih najis" ucap Xiao merinding
"Dihh gua juga jijik kali" ucap Albedo
"Lah trus yang kalian berduaan di balkon rumah ini, sama tadi berduaan mulu. Mungkin aja tumbuh rasa suka" ucap [Name]
"Engga! Gue sukanya sama lo!!" ucap Albedo menunjuk [Name]
"Ohh lo suka sama gue? Gue tau kok klo cantik dan memikat" ucap [Name] dengan gaya centilnya
"Gajadi suka deh, eneg gua" gumam Albedo
" dih si anyink, yowes lah gapapa. Ohh ya gue mau istirahat dulu, besok sore kita bakalan pulang kan?" ucap [Name]
Albedo dan Xiao mengangguk . [Name] pun masuk ke kamarnya
"Lo beneran suka sama si aneh itu?? Yang bener aja?? Padahal ada cewek yang suka sama lo" Ucap Xiao menatap Albedo
"Siapa?" tanya Albedo
"Si wibu sucrose itu loh, yang sering malu-malu kucing klo ketemu" ucap Xiao
"Oh, tapi entah kenapa [Name] lebih menarik. Aku lebih suka sifat jujurnya yang blak-blakan. Jadi aku tidak perlu menebak-nebak apa isi hatinya" Ucap Albedo sambil tersenyum kecil
"Tapi otaknya itu gabisa ditebak isinya, Bud" ucap Xiao memincingkan matanya
"Bener juga sih, soalnya dia terlampau bodohnya " Ucap Albedo sweatdrop.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA GENSHIN IMPACT [REVISI]
FanfictionSeorang gadis Yang berpindah ke asrama di Akademiya karena Mencari jawaban atas teka-teki yang selama ini ada dikepalanya. Karena hal itulah membuat ia mengenal Semua teman-temannya yang berasal dari Seluruh penjuru teyvat. Termasuk Teman masa kecil...