Warning!!
•Alur sedikit berbeda dengan yang lama! Maaf banyak kata kepotong karena ini masih tahap revisi!
•Kata tidak baku, maaf jika ada kesalahan dalam typing
•character milik hoyoverse, author hanya pinjam.
✨Happy reading✨
Setelah membual seperti itu, rasanya asam lambung Raphael naik. Ia mau muntah rasanya.
"Jangan bilang begitu, bangsat. Gue ini laki-laki tahu. " Ucap raphael menatap sinis.
"Kau itu, perempuan" Ucap aether.
"Terserah. Dimana childe?? Dan anak rinedhottir itu? Aku mau menghabisinya." Ucap Raphael.
"Hoohhh~ Bukankah dia teman masa kecilmu, [Name]."
"Bisakah kau tidak cerewet dan cepat katakan!! Dimana mereka?!!! Kumohon!!" Teriak Raphael dengan cepat.
" Apa karena Air mata stomteror? Terlambat. Air mata itu sudah dipegang oleh Profesor. Kita, Tinggal menuju ajal." Ucap Aether.
"Kenapa kamu cuma diam saja?!!"
"Karena aku tak bisa melakukan apapun."
"Kamu bisa!! Aether... Kamu bisa. Walau jantungmu berhenti berdetak. Kamu masih punya hati, disini." Ucap Raphael. Entah kenapa Raphael yang berada di tubuh [Name] menangis.
"Kumohon.... Bantu [Name]. " Ucap Raphael. Aether diam. Ia mencerna ucapan Raphael.
"Kau ... Siapa?" Tanya aether dengan memasang kuda-kuda.
"Aku sama sepertimu. Hanya aku kurang beruntung. Badanku habis, dan kesadaranku diambil alih. Aku tak bisa mati, tapi aku juga tak hidup." Jawab Raphael.
"Kau uji coba ke berapa?"
" Code name Raphael 0002. Kau tau kan? Yahh aku dan adikku diculik waktu SMP. Dan aku dinyatakan terbunuh. Profesor gila itu menggunakanku dan [Name] sebagai uji coba setelah dia menggunakanya pada putranya sendiri. Itu gila." Ujar Raphael dengan tenang.
" Waktu itu untuk menyelamatkan kesadaranku, [Name] bersedia menghilangkan ingatannya dan menampungku sebagai alter egonya. Dan berhasil melarikan diri. Aku sebenarnya mau membunuh uji coba Profesor gila itu. Tapi melihatmu dan yang lainnya membuatku tak tega. Aku berniat bersekutu dengan kalian. Kalian bersedia untuk memberontak?" Tanya Raphael. Aether menatap tangan [Name]. Dia tersenyum kecil.
"akan kupikirkan nanti, kau bisa Ke ruangan dengan pintu warna hitam. Disana mereka disandera. Cepat selamatkan mereka sebelum profesor datang. Selamatkan dunia ini, Raphael. Kau mungkin Bisa meminta bantuan adikmu si [Name]. Dia mungkin bisa membantu. Dia kangen padamu, Temuilah dia. Sampai jumpa." Aether pergi kearah pintu keluar. Dengan cepat raphael masuk dan mencari pintu hitam. Dan ketemu!! Childe diikat di tiang. Mulutnya ditutupi dengan Kain. Sedangkan Albedo berada di tabung dengan cairan aneh.
"hmmphh!!" Childe berusaha memanggil. Raphael yang berada di tubuh [Name] menghela nafas.
"Sebentar, akan kubuka. " Ujar Raphael. Memutus rantai Yang membelenggu tangan dan kaki childe dengan Polearm.
"Kau gak papa, childe?" Tanya Raphael. Childe mengangguk.
"Ohokk!! Thanks... "
Raphael melihat-lihat sekitar. Ia mencoba mencari Kunci digital Tabung. Namun Harus melewati Sidik jari. Sial! Picik juga Profesor itu.
"Tumben kau memanggilku childe." Ujarnya dengan tatapan curiga. Namun dikacangi oleh raphael.
Raphael menghela nafas berat karena tak menemukan titik terang, ia pun menggeledah rak-rak untuk mencari air mata dvalin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA GENSHIN IMPACT [REVISI]
FanfictionSeorang gadis Yang berpindah ke asrama di Akademiya karena Mencari jawaban atas teka-teki yang selama ini ada dikepalanya. Karena hal itulah membuat ia mengenal Semua teman-temannya yang berasal dari Seluruh penjuru teyvat. Termasuk Teman masa kecil...