Salah Paham

462 47 58
                                    

Pagi ini Jaemin langsung membawa Renjun untuk pindah kerumahnya setelah kepergian Yangyang, Jaemin dan Renjun juga sudah berencana untuk membangun rumah tangga mereka seperti dulu lagi, walaupun Jaemin masih belum tenang karena takut Renjun akan kembali meninggalkannya , tapi dia menutupi semua ketakutannya itu di hadapan Renjun, dan dia juga percaya kekuatan cinta mereka lah yang akan menghilangkan 'kutukan' itu.

"Kamar ini bener-bener gak berubah". Renjun tersenyum memperhatikan setiap sudut kamarnya yang tidak berubah sama sekali.

Jaemin tersenyum lalu dia menghampiri Renjun dan memeluk istrinya itu dari belakang.

"Sengaja aku gak ubah sama sekali kamar ini, aku gak mungkin menghilangkan semua kenangan kita yang ada di kamar ini dan menggantikannya dengan yang lain".

Renjun menghela nafas lalu dia melepaskan pelukan Jaemin dan menatap suaminya itu.

"Tapi kalau aku gak bisa memenuhi syarat itu gimana? Kamu gak apa-apa kan kalau aku—"."

"Ssst... udah gak usah bahas soal itu lagi". Jaemin meletakkan jari telunjuknya di bibir Renjun. "Aku tegaskan sekali lagi kamu gak akan pernah pergi lagi dari aku untuk kedua kalinya". Jaemin menangkup wajah Renjun. "Dan aku janji akan melakukan apapun supaya kamu gak pergi dari hidup aku, dan walaupun aku harus mengorbankan sesuatu yang paling berharga dalam hidup aku sekalipun, aku akan lakukan supaya kamu gak pergi lagi dari hidup aku dan juga Chenle".

Renjun menghela nafas panjang. "Tapi aku gak yakin".

"Kamu harus yakin sayang, kamu jangan khawatir, aku ada disini dan aku gak akan biarkan siapapun mengambil kamu dari aku lagi".

Renjun akhirnya mengangguk walaupun dia tidak yakin dengan ucapan suaminya itu, karena persyaratan tetaplah persyaratan dan satu-satu nya cara agar dia bisa kembali hidup untuk selamanya adalah dia harus mencari jiwa orang lain untuk menggantikan posisi nya di kehidupan berikutnya.

"Kan malah bengong". Jaemin mencubit pipi Renjun. "Mikirin apa hmm?".

Renjun menggeleng pelan. "Aku cuman lapar".

Jaemin terkekeh. "Mau aku masakin sesuatu? Atau mau beli di luar aja?".

"Beli di luar aja soalnya masakan kamu gak enak".

"Jujur banget sih". Jaemin mencubit kedua pipi Renjun gemas. "Yaudah aku mau delivery dulu ya".

Renjun mengangguk dan tersenyum manis yang membuat Jaemin juga ikut tersenyum, bahkan dia mencuri satu kecupan lembut di bibir istrinya itu yang membuat Jaemin mendapatkan pukulan sayang dari Renjun.

Yangyang menghela nafasnya pelan saat merasakan alat yang sedang berputar-putar di atas perutnya saat ini, dia sedikit nervous saat melihat ke arah monitor, karena dia takut terjadi sesuatu pada bayinya setelah banyaknya peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, apalagi ini pemeriksaan nya pertama kali selama dia hamil.

"Bayi nya ngumpet terus, pasti Mama nya sering sedih ya?". Dokter itu menatap ke arah Yangyang.

"Akhir-akhir ini mood saya emang sedikit kacau Dok, tapi bayi saya gak apa-apa kan?".

"Bayi nya sehat, tapi tetep sehat aja gak cukup ya Bu, karena mental dan kebahagiaan Ibunya juga penting dan berpengaruh pada sang bayi".

Yangyang menghela nafasnya setelah mendengar penjelasan Dokter, dia jadi merasa bersalah sekarang karena akhir-akhir ini dia lebih mementingkan perasaannya dibanding kesehatan bayinya sendiri.

"Selama kehamilan ini suka ngerasa kram gak?".

"Sering Dok, kadang sampai sakit banget". Dokter itu mengangguk, lalu dia menyimpan alat yang sedari tadi di pakai di atas perut Yangyang.

Hi, Bye Mama [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang