Kesempatan Ke Dua

513 41 15
                                    

"Kalau emang kamu yakin untuk kembali hanya karena anak kamu, baiklah aku akan berikan kesempatan itu kepadamu".

"Dan ingat Selama kamu tinggal di Dunia, jangan pernah melepaskan kalung ini, karena di kalung ini ada liontin jam pasir yang akan menentukan waktu kamu hidup di Dunia, jika jam pasir ini sudah berpindah sepenuhnya, maka itu artinya kamu harus kembali lagi ke tempat yang semestinya".

"Ingat! Sekali lagi jangan sampai kalung ini hilang, karena kalung ini yang akan menentukan waktu kamu hidup".

Renjun menghela nafas berkali-kali setelah mengingat pesan dari Siwon, dia juga menatap lekat kalung yang ada di telapak tangannya dan dia menatap liontin yang berbentuk jam pasir itu, benda yang akan menentukan berapa lama dia akan hidup di Dunia.

Renjun menghela nafas panjang untuk terakhir kalinya, lalu dengan yakin dia memakai kalung itu di lehernya dan saat dia memakai kalung itu, ada suatu reaksi yang aneh yang terjadi pada tubuhnya, dan saat dia melirik ke arah liontin jam pasir yang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun menghela nafas panjang untuk terakhir kalinya, lalu dengan yakin dia memakai kalung itu di lehernya dan saat dia memakai kalung itu, ada suatu reaksi yang aneh yang terjadi pada tubuhnya, dan saat dia melirik ke arah liontin jam pasir yang dia pakai, satu pasir itu tiba-tiba berpindah dari tempat sebelumnya ke tempat yang kosong.

"A-apa ini sudah bekerja?". Renjun bertanya pada dirinya sendiri saat melihat jam pasir itu terlihat tetap diam saja dan seperti tidak ada pergerakan signifikan yang dia lihat.

Renjun mendengus kesal. "Sepertinya Kak Siwon memberiku kalung palsu, aku harus protes dan mengembalikkan kalung ini padanya".

Renjun beranjak dari kursi taman yang telah dia duduki selama 30 menit, tanpa berpikir panjang dia langsung berjalan untuk pergi kembali ke rumah Siwon, tapi tiba-tiba saja seseorang menabrak tubuh Renjun sampai Renjun akan terjatuh untung saja Renjun bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"A-aku minta maaf, aku sedang terburu-buru sekarang jadi aku tidak sengaja menabrakmu, sekali lagi aku minta maaf". Ucap orang itu meminta maaf dengan sopan bahkan sampai membungkuk kepada Renjun.

"Tidak apa-apa, maaf juga karena aku tidak— eh?". Renjun terdiam seketika mencoba mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Apa benar tadi dia merasakan tubuh seseorang menabraknya dan tidak tembus pandang seperti biasanya?.

Renjun kembali menatap orang yang menabraknya itu. "Kamu? Kamu melihat ku?".

Orang itu langsung mengerutkan keningnya samar mendengar pertanyaan Renjun. "Tentu saja, tentu saja aku melihat mu".

"Serius?". Renjun masih sangat tidak percaya. "Ini berapa?". Renjun menunjukkan ketiga jarinya.

"T-tiga". Jawab orang itu sedikit terbata-bata.

"Eh bener loh tiga, jadi, jadi kamu bisa melihat ku? Dan itu artinya, aku? Aku kembali? Aaaak... Aku kembaliiiii... Chenle, Mama datang sayang". Renjun langsung pergi berlari meninggalkan orang itu yang menatap Renjun dengan tatapan aneh, dan setelah beberapa saat melihat Renjun berlari, orang itu juga ikut lari karena dia sangat merinding saat melihat tingkah Renjun.

Hi, Bye Mama [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang