Pertemuan

464 43 48
                                    

"Udah siap Dek?". Ten masuk kedalam kamar Yangyang. "Kakak kamu udah nunggu di bawah".

Yangyang mengangguk. "Udah Kak".

Ten langsung memperhatikan penampilan Yangyang yang tampak berbeda kali ini, karena dia menggunakan pakaian yang sedikit over size tidak seperti biasanya.

"Baju kamu gak kebesaran itu?". Tanya Ten.

"Sengaja, buat nutupin perut aku, hehe".

Ten menghela nafasnya, dia langsung mengerti maksud dari kalimat yang di ucapkan oleh Yangyang. "Emang ngaruh? Dengan kamu berpenampilan seperti itu emang Jaemin gak bakal tau?".

"Semoga aja".

Ten hanya mengangguk lalu dia mengusap surai Yangyang. "Tetap semangat ya Dek, Kakak yakin setelah ini kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih karena Kakak yakin Jeno akan membahagiakan kamu nanti".

"Kakak? Kakak udah tau?". Tanya Yangyang terkejut.

Ten tersenyum. "Kakak udah tau dari dulu tentang perasaan Jeno sama kamu, makanya Kakak seneng banget kalau Jeno yang akan menggantikan Jaemin di hati kamu, karena Kakak yakin Jeno gak akan pernah nyakitin kamu".

Yangyang menghela nafasnya. "Tapi aku masih takut membuka hati aku lagi Kak".

"Wajar, Kakak juga paham, tapi tetap coba pelan-pelan ya, karena Kakak gak mau kamu nyesel nanti karena udah menyia-nyiakan orang yang sangat mencintai kamu, seperti Jeno".

Yangyang langsung terdiam mendengar ucapan Ten.

"Udah gak usah dipikirin sekarang, lebih baik kamu turun karena Kakak kamu udah nunggu kamu di bawah".

Yangyang mengangguk lemah, lalu mereka berdua pun pergi dari kamar itu untuk menghampiri Kun yang sudah menunggu Yangyang di ruang tamu.

"Kenapa?". Tanya Kun saat melihat Yangyang menghela nafasnya dalam.

"Degdegan".

Kun tersenyum lalu mengusap pundak Yangyang. "Kamu harus tenang ya, Kakak kan ada sama kamu".

Yangyang mengangguk.

"Yaudah kita berangkat sekarang ya".

"Kakak".

"Ya?".

"Sebelum pergi kesana, Kakak bisa antar aku ketemu Ayah sama Ibu?".

"Dek?".

"Aku kangen mereka Kak". Yangyang tersenyum pada Kun. "Aku juga pengen minta doa sama mereka biar semuanya lancar".

Kun tersenyum lalu mengusap surai Adik sepupunya itu. "Yaudah kalau kamu mau ketemu sama orang tua kamu dulu, nanti Kakak antar".

"Terima kasih Kak".

"Sama-sama, kita berangkat sekarang ya".

Yangyang mengangguk. Dan setelah berpamitan pada Ten mereka pun pergi.

Jaemin menghela nafasnya berkali-kali, entah kenapa dia merasa gugup sekarang, karena mungkin ini pertama kalinya lagi dia akan bertemu dengan Yangyang setelah mereka pisah rumah. Tapi Jaemin tidak munafik, ada rasa bahagia karena dia bisa melihat Yangyang lagi karena jujur saja dia sangat merindukan Yangyang, namun setiap dia mengingat Yangyang dia juga langsung teringat dengan ucapan Jeno padanya dan itu membuat Jaemin selalu merasa kesal dan juga sangat marah pada Yangyang tanpa alasan.

"Jangan lupa nanti bilang sama Yangyang tentang ulang tahun Chenle ya".

Jaemin menoleh ke arah Renjun, dia hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Melihat reaksi sang suami, Renjun pun menghampiri Jaemin.

Hi, Bye Mama [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang