Family Time

349 34 9
                                    

"Ibu......". Teriakan nyaring seorang anak laki-laki begitu menggema di rumah besar itu. Yangyang yang sedang memasak pun langsung mematikan kompor dan menoleh ke arah sumber suara. Matanya membola saat melihat putra kecilnya yang sudah basah kuyup tengah berdiri di hadapannya saat ini dengan wajah yang polos.

"Zio kamu kenapa basah kuyup kaya gini sayang?". Yangyang berlutut di hadapan Zio, mensejajarkan tingginya dengan anak lelakinya yang baru saja berulang tahun yang ke tiga tahun kemarin. "Ngapain aja sama Ayah hah?".

"Hehehe". Anak itu terkekeh sebelum menjawab. "Tadi kan Zio sama Ayah lagi bersihin kolam ikan, terus Zio tiba-tiba pengen berenang, kata Ayah berenang nya di kolam ikan aja sekalian nangkepin Ikan Ayah buat dipindahin ke aquarium".

Yangyang langsung menghela nafas panjang, menitipkan Zio pada Jeno memang bukan keputusan yang tepat. Padahal tadi mereka pamit nya hanya untuk bermain di taman, tapi saat kembali anaknya sudah basah kuyup dan bau lumpur.

"Kalau mau berenang kan bisa di kolam renang yang lebih bersih, kenapa harus di kolam ikan hmm?". Yangyang mencubit hidung bangir Kenzio.

"Kata Ayah berani kotor itu baik".

Yangyang kembali harus menghela nafas sabar. "Terus sekarang Ayah kamu dimana?".

"Masih di taman, Ayah gak mau masuk takut dimarahin Ibu".

"Memang mau Ibu marahin Ayah kamu itu. Karena gara-gara Ayah, anak Ibu jadi bau lumpur kaya gini". Yangyang langsung melepas kaos Kenzio yang basah, karena ia takut anaknya itu akan masuk angin nanti. "Sekarang Zio mandi ya, abis itu ganti baju terus makan".

"Oke Ibu". Zio langsung berlari kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Zio mana sayang? Ini aku udah bawain— aduh.. aduh.. sakit... kenapa aku di jewer..".

"Aku udah gak percaya lagi kalau nitipin Zio ke kamu ya, bisa-bisanya kamu biarin dia berenang di kolam ikan kamu itu".

"Orang anaknya yang mau sendiri— aduuh sayang sakiiit". Jeno semakin meringis saat Yangyang semakin menarik telinganya.

"Aku lebih percaya omongan Zio dari pada kamu".

"Iya iya sayang aku salah, aku minta maaf".

Setelah mendengar permintaan maaf dari suaminya, ia pun melepaskan jewerannya. Tapi Yangyang masih menatap Jeno dengan tajam, sementara yang di tatap hanya mengusap kupingnya yang terasa panas dan juga berubah menjadi merah.

"Ih salah Ayah bukan itu warnanya". Kenzio protes saat Jeno salah memberikan warna pada objek gambar rumah yang ada dibuku gambarnya.

"Tadi katanya terserah Ayah mau warna apa aja".

"Iya tapi jangan warna coklat, jelek..".

"Yaudah kamu mau nya warna apa?".

Zio menatap tempat krayon yang ia simpan di samping buku gambarnya, lalu tangan kecilnya mengambil krayon warna hijau dan memberikan warna itu pada bagian gambar atap rumah yang ada di buku gambar itu.

"Nah kaya gini Ayah, ini baru bener".

Jeno memperhatikan gambar yang sudah di warnai anaknya, walaupun sebenarnya lebih tidak nyambung memberikan warna hijau untuk warna atap rumah, tapi karena Kenzio masih di tahap belajar jadi ia masih berusaha memaklumi.

"Sayang minum susu dulu yuk". Yangyang tiba-tiba datang dengan membawa segelas susu untuk Kenzio juga Jus buah untuk suaminya, tak lupa juga beberapa cemilan untuk mereka malam ini.

"Kalau minum pelan-pelan". Jeno mengusap surai Zio saat anaknya itu minum dengan tergesa. Anak kecil itu sedang belajar minum susu di gelas, karena sebelumnya Zio selalu ingin minum susu di botol kesayangannya. Tapi karena usia Zio sudah menginjak 3 tahun, jadi Yangyang mulai membiasakan anaknya itu minum susu di dalam gelas, dan gelas yang di pakainya adalah gelas bergambar Spiderman yang dibelikan oleh Ayah.

Hi, Bye Mama [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang