Semua Telah Usai

375 35 21
                                    

Yangyang dan Jeno menoleh ke arah pintu saat Chenle membuka pintu kamarnya, Yangyang pun langsung tersenyum saat melihat kedatangan anaknya itu.

"Sini masuk sayang".

Setelah menutup pintu, Chenle berjalan menghampiri Yangyang dan Jeno yang sedang duduk berdua.

"Kok keringetan gini, kamu habis ngapain hmm?". Yangyang menyeka keringat yang memenuhi kening Chenle.

"Main petak umpet sama Sungchan tadi". Chenle memperlihatkan deretan giginya, lalu ia menatap mata Ibunya yang terlihat sembab.

"Mata Ibu kok bengkak? Ibu sakit? Ibu udah minum obat? Mau aku pijit?".

Yangyang langsung terkekeh setelah mendengar pertanyaan Chenle, begitupun Jeno yang tersenyum gemas dan mengusap surai Chenle. Seketika Jeno merasa senang saat melihat Yangyang kembali tersenyum, Chenle memang bisa membuat mood kekasihnya itu kembali membaik.

"Engga Ibu gak sakit, tadi mata Ibu kelilipan aja".

Chenle memincingkan matanya. "Ibu bohong, gak boleh bohong Ibu, kata Bu Guru bohong itu dosa".

Yangyang tersenyum dan mencubit pipi anaknya itu dengan gemas. "Ibu gak bohong sayang, tanya aja Om Jeno".

Chenle langsung menoleh ke arah Jeno untuk meminta jawaban. "Iya tadi Ibu kamu kelilipan".

Setelah mendapat jawaban dari Jeno, Chenle pun langsung memeluk pinggang Yangyang.

"Chenle kangen Ibu". Chenle menenggelamkan wajahnya di perut Ibu.

"Ibu juga kangen banget sama kamu sayang". Yangyang mengecup pucuk kepala Chenle. "Bobo ya, udah jam 10".

Chenle melonggarkan pelukannya. "Mau bobo sama Ibu".

"Iya bobonya sama Ibu".

Chenle tersenyum manis lalu ia naik ke atas tempat tidur dengan di bantu oleh Jeno, anak itu langsung merebahkan tubuhnya di samping Yangyang.

"Yaudah aku pulang ya, kamu juga istirahat ya sama Chenle, jangan tidur malem-malem".

Yangyang tersenyum manis. "Iya..".

Jeno pun mendekatkan wajahnya berniat untuk mencium Yangyang sebelum pergi tapi Yangyang langsung memberi kode kalau Chenle belum tidur dan sedang memperhatikan mereka. Jeno pun menghela nafas seketika lalu ia melihat ke arah Chenle.

"Chenle tutup mata kamu sebentar ya".

"Emang kenapa Om?".

"Tutup aja ya sayang, sebentar aja".

"Ih kok gitu?".

"Nanti besok Om beliin Ice Cream deh".

"Oh oke siap". Chenle pun langsung menutup mata dengan kedua tangannya. Setelah mendapat kesempatan Jeno langsung mengecup bibir Yangyang dengan singkat, yang membuat Yangyang langsung terkekeh dengan apa yang Jeno lakukan, dan usahanya agar Chenle tidak melihat apa yang mereka lakukan.

"Udah belum Om?".

"Udah..".

Chenle pun melepaskan tangan dari kedua matanya dan menatap Ibu dan Om Jeno secara bergantian.

"Kenapa ngeliat Om kaya gitu?".

"Engga, hehehe". Chenle tersenyum. "Besok jangan lupa Ice Cream nya".

"Iya sayang". Jeno mengusap surai Chenle sebelum pergi dan membiarkan Yangyang dan juga Chenle beristirahat, setelah Jeno pergi Yangyang ikut berbaring di samping Chenle yang sudah memeluk pinggangnya, Yangyang pun merubah posisinya kesamping dan langsung memeluk anaknya itu yang terlihat sudah sangat mengantuk.

Hi, Bye Mama [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang