Sisa Rasa

471 36 57
                                    

Suara dernyit pintu mengalihkan atensi Jeno dan juga Yangyang, mereka langsung terkejut saat melihat Jaemin yang sedang berdiri di ambang pintu entah sejak kapan.

"Jaemin?". Ucap Yangyang terkejut.

"M-maaf mengganggu waktu kalian, tadi aku pikir Chenle ada disini".

Yangyang menghela nafasnya pelan. "Dia ada di kamar Sungchan".

"Ah begitu, baiklah". Jaemin mengangguk. "A-aku akan pergi, sekali lagi maaf sudah menganggu". Perlahan Jaemin menutup pintu kamar itu kembali.

"Ganggu aja". Protes Jeno kesal yang membuat Yangyang langsung menoleh ke arah kekasihnya itu.

"Dia lihat?".

"Biarin aja, lagian kenapa juga dia buka pintu tanpa izin". Jeno menatap Yangyang. "Lagipula hubungan kamu sama dia udah selesai kan? Jadi dia gak ada hak buat melarang kamu walaupun dia lihat semuanya".

Yangyang menatap Jeno yang wajahnya berubah sedikit kesal, lalu ia pun kembali memeluk kekasihnya itu. "Yaudah iya tapi jangan marah dong".

Jeno menghela nafasnya, entah ia yang terlalu bucin pada Yangyang atau kekasihnya itu memang pandai membujuknya sehingga ia pun langsung luluh seketika.

"Aku gak marah". Jeno mengeratkan pelukan Yangyang. "Aku cuman mau kamu gak usah lagi mikirin dia, kamu sekarang milik aku kan?".

Yangyang mengangguk dalam pelukan Jeno. "Iya iya, Yangyang cuman punya Jeno".

Yangyang berhasil membuat Jeno kembali tersenyum. "Aku jadi pengen cepet-cepet nikah sama kamu deh".

Yangyang terkekeh pelan dalam pelukan Jeno. "Sabar ya, sebentar lagi".

Jeno mengangguk lalu ia mencium pucuk kepala Yangyang dan semakin mengeratkan pelukannya.

Sementara itu, Jaemin masih berdiri di luar kamar Yangyang, samar-samar dia bisa mendengar percakapan antara Yangyang dan juga Jeno, mata nya langsung memerah seketika, kedua tangannya ia kepal erat sampai buku-buku jarinya memutih. Jaemin langsung meninggalkan rumah itu dengan perasaan sangat marah. Dia benar-benar sangat kesal, kenapa ia harus menyaksikan moment mesra antara Jeno dan juga Yangyang.

Brak!

Jaemin membuka pintu rumahnya dengan kasar, sampai membuat Renjun yang sedang duduk pun terperanjat kaget dan langsung menghampiri suaminya itu.

"Jaemin kamu kenapa?".

Jaemin langsung menatap Renjun dengan tajam. "Gara-gara kamu Renjun, gara-gara kamu nyuruh aku buat ke rumah Yangyang, aku jadi harus melihat Yangyang bermesraan dengan Jeno, di depan kedua mata aku sendiri, kamu sengaja nyuruh aku kesana cuman buat liat mereka, hah?".

Kening Renjun langsung mengkerut, ia belum bisa mencerna perkataan suaminya. "Maksud kamu apa Jaemin? Lagipula mana aku tau kalau saat ini Jeno ada sama Yangyang".

"Tapi seharusnya kamu gak usah maksa aku buat ketemu Yangyang".

"Aku nyuruh kamu juga karena Papa, kamu sendiri juga mau kan? Terus sekarang kenapa kamu nyalahin aku?". Renjun menatap Jaemin heran. "Lagian kenapa kamu marah kalau liat Yangyang lagi sama Jeno? Wajar mereka bersama karena mereka sudah menjalin hubungan kan sekarang?".

"Tapi hati aku sakit Renjun, hati aku sakit". Jaemin menunjuk ulu hatinya sendiri. "Kita belum resmi bercerai tapi aku sudah melihat Jeno mencium Yangyang di depan mata aku sendiri, coba kalau kamu ada di posisi aku sekarang, kamu juga bakal merasakan apa yang aku rasakan".

"Itu artinya kamu cemburu kan sama Yangyang?".

Jaemin terdiam.

"Jawab aku Jaemin!".

Hi, Bye Mama [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang