BAB 2 : PERSIAPAN PERNIKAHAN

79 2 0
                                    


Hari ini aku dan Nathan pergi ke butik untuk fitting terakhir baju pengantin, kami pergi dengan ditemani papa dan orang tuanya Nathan.

Mereka sengaja ikut karena ingin melihat persiapan akhir, mengingat hari pernikahan yang tinggal 2 minggu lagi jadi mereka ingin memastikan semua persiapan sudah selesai. Dimulai dari rancangan baju pengantin, hotel tempat resepsi dan katering.

Papa sengaja menggunakan jasa wedding organizer, agar lebih praktis. Papa ingin agar pernikahan aku dan Nathan berjalan sempurna dan mewah.

Kami tiba sekitar jam 10 pagi di butik tante Anne, beliau adalah sepupu dari almarhumah mama. Tante Anne adalah seorang desainer sukses, karya-karyanya sudah mendunia dan dikenal banyak orang.

Pelanggan tante Anne kebanyakan artis, pengusaha, dan pejabat. Mereka semua suka dengan hasil desain tante Anne, menurut mereka hasil karya tante Anne sederhana tapi elegan.

Aku melakukan fitting dengan dibantu oleh asisten tante Anne, setelah selesai aku melihat diriku di depan cermin.

Gaun pengantin dengan model maxi dress berwarna pastel keemasan dan bentuk v-neck yang indah, dihiasi dengan garis renda yang manis. Bahkan gaun pengantin satu ini juga dilengkapi dengan kerudung atau veil pengantin dengan model renda yang senada dengan gaun pengantin.

Tak hanya cantik, namun gaun pengantin ini mampu membuat mempelai wanita terlihat anggun dan stunning. Aku suka sekali dengan rancangan Tante Anne, bahkan tidak berhenti 

Saat aku keluar dan menunjukkan hasil fitting terakhir baju pengantin, tante Mia mamanya Nathan memandang kagum ke arahku.


"Kamu cantik sekali sayang, tante sampai pangling melihatnya." Kata Tante Mia kagum.

"Iya Ma, calon menantu kita ini cantik sekali seperti tuan putri." Om Sony ikut menimpali.

"Terima kasih banyak atas pujiannya Tante dan Om." Kataku tersipu malu.

Tiba-tiba Papa berdiri menghampiri dan mencium keningku, setelah itu memegang kedua pipiku dengan lembut. Aku melihat mata Papa berkaca-kaca seperti hendak menangis, tapi Papa berusaha menahannya.

"Tidak terasa putri kecil yang dulu sering Papa gendong dan timang-timang. Sekarang sudah dewasa, sebentar lagi dia akan menikah dan meninggalkan Papa." Papa berbicara dengan mata berkaca-kaca.

"Papa jangan bicara seperti itu, aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tetap disini menemani Papa, nanti setelah menikah aku akan tetap tinggal dengan Papa."

"Tidak putriku, setelah menikah kamu harus ikut kemanapun dan dimanapun suami kamu ingin tinggal. Karena setelah menikah, kamu bukan lagi tanggung jawab Papa melainkan sudah menjadi tanggung jawab suamimu."

"Tapi Pa..." Aku berusaha membantah ucapan Papa.

"Sudah Ra, kita tidak perlu membahas hal ini. Sekarang lebih baik kita fokus dengan persiapan pernikahan kamu dan Nathan." Papa berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tinggal dua minggu lagi dan sejauh ini Papa suka sekali dengan rancangan baju pengantin kamu, rasanya tidak sabar untuk melihat rancangan baju Nathan calon menantu Papa."

Aku hanya mengangguk, setelah itu kami berpelukan erat sekali.

Setelah aku selesai melakukan fitting terakhir, sekarang giliran Nathan yang melakukan fitting.

Baju pengantin Nathan adalah jas dengan gaya american style berwarna pastel keemasan sama dengan gaun pengantinku, memiliki potongan yang lebih lurus dan lingkar pinggang ukuran sedang. Jas yang dipakai Nathan dilengkapi dengan dua kantong sederhana di sisi kiri dan kanan seperti model jas pengantin pria lainnya, modelnya yang agak longgar terlihat pas dengan ukuran badan Nathan. Ditambah dengan dasi model kupu-kupu berwarna senada, semakin menambah ketampanan Nathan.

Luka Hati PerempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang