BAB 17 : MEMULAI KEHIDUPAN BARU

127 5 0
                                    


Sudah hampir 5 bulan aku dan Nathan pisah rumah, akan tetapi secara hukum kami belum resmi bercerai. Aku masih menunggu kabar baik dari Pak Bayu tentang perceraianku, semoga urusanku dengan Nathan bisa cepat berakhir.

Sore ini aku dihubungi oleh oleh Pak Bayu dan beliau mengabari kalau proses perceraianku sudah selesai, besok akta cerai sudah bisa diambil. Rencananya besok Pak Bayu sendiri yang akan mengantarkan akta cerai tersebut ke kantorku, mendengar kabar itu aku tidak tahu akan merasa sedih atau bahagia.

Aku sampai di rumah jam 7 malam, saat masuk aku melihat kondisi rumah sepi dan tidak ada orang. Aku pergi ke dapur dan melihat mbok Sumi sedang mencuci piring.


"Mbok, kok rumah sepi. Memang papa kemana?" Tanyaku sambil melihat sekeliling.

"Bapak ada di teras belakang non."

"Di teras belakang?" Tanyaku.


Aku mengernyitkan dahi, tumben papa malam-malam begini duduk di teras belakang. Biasanya kalau malam-malam duduk di teras belakang, pasti ada sesuatu yang sedang papa pikirkan.

Aku menghampiri papa ke teras belakang dan ternyata benar saja, papa sedang duduk termenung sendirian. Aku menghampiri dan duduk disebelah papa, kemudian tersenyum ke arah beliau.


"Papa kenapa malam-malam begini duduk di teras belakang?"

"Papa cari angin, didalam panas". Papa beralasan.

"Jangan bohong...Aku tahu ada yang sedang papa pikirkan, pasti tentang pernikahanku yang gagal khan?"

"Papa tidak memikirkan apa-apa, hanya sedang cari angin, didalam panas nak". Papa tetap bersih keras tidak mau jujur.

"Pa, kalau panas. Di kamar Papa ada ac, bahkan setiap ruangan dirumah kita semua dipasang ac. Jadi tidak mungkin kalau papa kepanasan, papa jangan bohong. Aku tahu papa pasti memikirkan tentang kegagalan pernikahanku, aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan pernikahanku. Tapi aku gagal, tolong maafkan aku pa".

"Ini semua bukan salah kamu. Semua salah Papa karena terobsesi memiliki menantu pintar dan pekerja keras seperti Nathan, tapi papa tertipu dengan tampilan luar. Sekali lagi maafkan papa ya". Kata Papa sambil mengelus rambutku lembut.

"Papa tidak salah, sebagai orang tua. Papa hanya ingin yang terbaik untuk aku".

"Ya sudah sekarang kita berhenti membahas tentang laki-laki itu, kita lupakan semua dan memulai kembali dari awal. Kamu bangun hidupmu lagi, kamu berhak bahagia dan papa akan selalu mendukung kamu." Kata Papa sambil tetap membelai rambutku.


Aku hanya tersenyum ke arah Papa, aku beruntung sekali memiliki orang tua sebaik dan sebijaksana beliau. Papa selalu mendukung dan membantuku, walaupun aku tumbuh dewasa tanpa kehadiran seorang mama tapi sedikit banyak papa bisa menggantikan peran seorang mama dalam hidupku.


------------

Keesokan Hari...

Hari ini aku ada janji dengan Pak Bayu, tepat jam 10 pagi Pak Bayu tiba di kantorku. Sita mempersilahkan Pak Bayu menunggu di ruang kerjaku, karena aku masih ada meeting dengan klien. Untunglah meeting dengan klien kali ini tidak memakan waktu lama, sekitar jam 11 meeting meeting berakhir dan aku langsung menemui Pak Bayu di ruanganku.


"Apa kabar Pak Bayu. Mohon maaf menunggu lama". Kataku sambil berjabat tangan.

"Tidak apa-apa Bu Kayra".

"Oh iya kopi nya mau tambah lagi pak? Biar saya panggil sekretaris saya untuk minta tolong Office Boy membuatkan". Aku menawarkan.

"Tidak usah terima kasih Bu Kayra, sudah cukup".

"Oh ok pak. Jadi bagaimana Pak Bayu untuk proses perceraian saya sudah selesai?" Kataku langsung ke inti permasalahan.

"Sudah bu dan ini saya bawakan Akta Cerai dari Pengadilan Negeri. Silahkan Bu Kayra cek dulu". Pak Bayu menyerahkan map bertuliskan Akta Perceraian kepadaku.


Aku menerima dan membuka map tersebut, aku menghela nafas sebentar dan membaca kata demi kata yang tercantum dalam Akta Cerai tersebut. Akhirnya setelah menunggu selama hampir 5 bulan, perceraianku dengan Nathan sah secara hukum.

Setelah hari ini antara aku dan Nathan resmi menjadi orang asing, kami tidak memiliki ikatan apapun. Aku bisa memulai kehidupan yang baru, hari ini adalah hari pertama dalam kehidupanku yang baru.

Selesai membaca, aku meletakkan map tersebut ke meja. Akhirnya penantianku selama ini sudah terwujud, sebenarnya aku bukanlah tipe orang yang mudah menyerah dalam memperjuangkan suatu hubungan. Tapi jika orang yang aku cintai tidak ingin bertahan dan berjuang bersamaku, maka aku bisa apa.

Memperjuangkan dan mempertahankan suatu hubungan tidak bisa hanya dilakukan sebelah pihak saja, melainkan harus kedua belah pihak. Kalau hanya satu pihak yang berusaha, maka hasilnya akan melelahkan dan berakhir sia-sia seperti yang aku alami.

Aku mencintai Nathan, terlepas dari perilaku kasar dan dinginnya selama ini kepadaku. Aku sangat mencintainya, tapi Nathan tidak mau bersamaku. Dia sudah memilih perempuan lain, sudah ada orang lain di hatinya dan itu bukan aku.

Aku harus berjiwa besar, mengakui kekalahanku dan mundur dari kehidupan Nathan selamanya. Aku tidak mungkin bersaing dengan cinta sejati Nathan, aku berdoa semoga Nathan bahagia dengan perempuan pilihan hatinya.


"Bu Kayra...Bu Kayra..." Suara Pak Bayu membuyarkan lamunanku.

"Iiiiiyya Pak Bayu".

"Maaf bu urusannya sudah selesai, saya ijin pamit dulu". Pak Bayu berpamitan.

"Baik pak, sekali lagi terima kasih banyak. Oh iya pak, masalah penarikan saham papa saya dari perusahaan Nathan bagaimana? Bapak sudah pelajari perjanjian kontraknya?" Tanyaku memastikan.

"Sudah bu, secepatnya 52 persen saham milik Pak Albert bisa segera ditarik".

"Baik pak, lakukan secepatnya".

"Baik Bu Kayra. Saya pamit dulu".

"Sekali lagi terima kasih Pak Bayu". Kataku sambil berjabat tangan dengan Pak Bayu.


Setelah Pak Bayu keluar dari ruangan kerjaku, aku mengambil map yang berisi Akta Cerai dan memasukkan ke dalam tas laptop. Rencananya malam ini akan aku tunjukkan ke Papa.

Akhirnya aku bisa memulai kehidupan yang baru dan menata kehidupanku. Kehidupan baru tanpa tangisan dan air mata, aku kuat dan aku yakin bisa menjalani kehidupan yang baru ini.

Luka Hati PerempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang