11. Nyolong

26 2 0
                                    

Ditengah ramai nya kantin, keenam remaja ini sibuk mengunyah mie pangsit masing-masing. Tumben juga hari ini mereka mesen menu barengan gitu. Posisi duduknya, Rendra berhadapan sama Zia, Arsen sama Fala, dan Nadhif sama Harsa. Kan emang udah cocoknya begitu? Haha.

Tiba-tiba Arsen berceletuk "kalian pernah mikir gasih sama omongan emak-emak dulu yang suka bilang kalo makan mie tiap hari bikin ususnya keriting??"

Rendra yang duduk di sebelahnya pun menyahut "hm, terus??"

"Ya, gimana ya wir, kalo gue pikir sih itu nggak masuk akal. Kan mie nya udah dikunyah njir" katanya.

Ganti Zia yang menyahut "namanya juga emak-emak, itu mah buat nakut-nakutin anaknya biar nggak makan mie tiap hari"

"Ya tapi kenapa harus pake cara itu gitulho, kenapa nggak bilang penyakitan usus buntu gituh"

"Iya juga sih, bego njirr" itu kata Nadhif.

Harsa yang mengunyah mie segera menelannya dan langsung menjawab "ihhh ngatain emaknya bego njirr"

"Gak gitu Sa"

Terus tiba-tiba Harsa menyeruput mie pangsit miliknya yang sedikit berkuah, nyemek-nyemek gituh, "Sluurrpp!!-
UKHUK UKHUK KHUKK!!"
Mampus, si anjing keselek juga akhirnya.

Dengan gerakan cepat Arsen menepuk-nepuk punggung Harsa. "Mangkane, gausah kakean polah" komennya.

Harsa meneguk es jeruknya hingga merasa lega, setelahnya ia menjawab "biar kayak orang-orang jepang gituh, kalo makan mie di sruput sekalian ASMR"

Fala langsung menjawab "kok malah orang jepang! Kowe iku wong indonesia!"

"Heh Fal, lu gatau gue blasteran??" Tanya Harsa dengan wajah songong.

Rendra yang sibuk menggulung mie nya menggunakan garpu menjawab "blasteran indo jowo"

"Yooii wiirrr" balas Harsa dengan jari metalnya. Setelahnya ia kembali bertanya "Eh tapi Arsen cino jowo gaksih??"

Yang disebut namanya tak terima "Matamu! Enggak anjir"

"Dih? Kan duit lu banyak, orang cina mah duitnya banyak euyy"

"Gue ini asli indo jowo cuy"

Setelahnya Rendra menyela "rame wae tak balang garpu lho kowe" "Mangan! Ojok ngomong ae!" lanjutnya. Kelima temannya langsung nurut, kalo dilemparin garpu sama Rendra kan gak asik.

||

Bel pulang sudah berbunyi, membuat semua murid di SMA Mandala ini keluar dari kelasnya masing-masing untuk bergegas pulang. Dan circle ini tengah berjalan beriringan di koridor sekolah, sambil gaya-gayaan kayak orang sok iyes gituh.

Tiba-tiba mata Harsa tertuju pada sebuah pohon yang berada di depan perpustakaan, tak lain tak bukan adalah pohon buah jambu air. "Weh, jambu air tuh, nyolong mau nggak??"

Kelima temannya menoleh pada Harsa, "yang bener aja lu mau nyolong" itu kata Rendra.

Berbeda dengan Rendra, Arsen malah menjawab "ayo wess gassss!!"

Yang perempuan hanya mengikuti mereka saja. "Yaudah sono kalo mau nyolong" itu kata Nadhif.

Tanpa pikir panjang, mereka berenam berjalan menuju pohon yang berada di depan perpustakaan itu.

Zia berceletuk "lu kan bisa ijin ke guru perpus anjay, kenapa harus maling??"

Setelahnya Harsa menjawab "percaya sama gue, buah hasil nyolong itu lebih enak"

Mendengar itu Rendra langsung menggeplak kepala Harsa "goblok!"

"Kok lu sewot sih njir? Kan gue yang nyolong, dosa gue tanggung sendiri" jawabnya.

"Kuarepmu!" Balas Rendra.

Kemudian Harsa langsung memanjat pohon itu, "widihh wenak iki rek" ujarnya yang mulai memetik salah satu buahnya.

Sedangkan mereka berlima masih setia menunggu siluman monyet itu dibawah dengan memperhatikannya.

"Udah Sa, cukup itu, lo turun aja" suruh Nadhif dari bawah.

Tiba-tiba "HEH! KALIAN NGAPAIN DISITU?? NYOLONG YA?!!" Tegur seseorang yang membuat Harsa menoleh ke arah sumber suaranya.

Brhukk!! Harsa yang panik karena teguran salah satu bapak guru itu tak sengaja terjatuh karena saking paniknya, hingga ia harus mengorbankan pantatnya menyentuh tanah. "Aduhhhh"

Bapak guru yang tadi negur Harsa akhirnya mendatangi mereka. "Heh?! Kalian tadi ngapain? Nyolong ya??!"

Mendengar itu, Zia menjulid dalam hatinya "pakek nanyak, bapak satu ini kok ada-ada saja, sudah jelas nyolong masih nanyak, wong iki piye seh?"

Masih dengan posisi yang terduduk di paving sekolah sembari memegangi pantat kesayangannya, Harsa menjawab "anu pak, ngambil jambu air"

"Gue gak ikut-ikut" mungkin itu batin kelima teman yang menatap Harsa.

"Nyolong?? Kenapa nggak izin aja sama guru?? Kan pasti dibolehkan"

"Kalian juga, kenapa temannya dibolehin nyolong??" Lanjutnya sembari menatap satu persatu dari kelimanya.

Rendra menjawab "dia yang punya ide pak, tapi kita nggak ikutan nyolong"

"Halah! Tapi kalian juga bakal makan hasil colongan teman kalian ini kan??"

Rendra, Nadhif, Fala dan Zia mengangguk, terkecuali Arsen. Menyadarinya Rendra langsung menyenggol lengan Arsen agar ikut mengangguk juga. "Si kampret gamau ngaku njir" batin Rendra menjulid.

"Karna kalian nyolong, sekarang ikut saya ke BK" titahnya.

Tentu Arsen tak terima "lho pak? Kan sekarang udah waktunya pulang"

"Nggak! Harus ikut saya ke BK"

"Pak, Mama saya di rumah udah nungguin pak.. yaudah deh bapak saya kasih jambu air nya nih" kata Arsen dengan wajah melasnya, lalu ia mengambil beberapa buah jambu air tadi untuk bapak guru yang satu ini.

"Nih, bapak makan juga deh, ini enak lho pak" kemudian buah itu diterima oleh sang guru.

"Yasudah, tapi kalian jangan ulangi lagi ya?! Kalo sampai saya liat kalian nyolong lagi, siap-siap aja" peringatnya.

"Iya pak.." kompak mereka berenam.

"Sekarang kalian pulang, saya ke ruang guru dulu" pamitnya, lalu tangannya terulur untuk menyalimi keenam muridnya.

Setelahnya beliau melangkah lebih jauh, Arsen langsung bergumam "ikut makan hasil colongan juga kan tuh orang??"

Lalu Rendra menatap Harsa "untung aja nggak dibawa ke BK, kalo iya tadi udah gue gaplak lo Sa"

"Uwes gausah ribut, mending mangan jambu air" jawabnya santai sembari membagi jambu air hasil colongannya.

||

Chapt kali ini agak pendek, karna agak buntu nih otak. Typo? Maklumin.

Vote banyak banyak!!

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang