14. Cerita

21 3 0
                                    

Di pagi yang cerah pada hari jumat, semua murid ini tengah melakukan senam bersama-sama di tengah lapangan. Dan lagu senam kali ini adalah Kewer-kewer.

"Goyang woi goyang! Jangan lemes begitu" ujar Harsa.

"Udah ini! Udah gerak anjing! Kurang heboh? Asal lo tau gue bukan biduan ya" balas Arsen.

"Woi Ren, yang heboh dikit! Jangan lemes kek boty gitu"

Rendra langsung mamasang ekspresi bombastic side eye, "nyocot"

"Mulaii.. mulaii.." sahut Zia dari belakang mereka bertiga.

"Zi, yang heboh dong Zi" kata Harsa, masih terus bergerak dengan semangat 45.

"Semangat dong!! Wuo!!" Hebohnya sekali lagi.

Nadhif udah nggak sanggup sama kelakuan temannya yang satu ini, untung sayang, "Udah kayak biduan anjirr"

"Dia yang heboh kita yang malu woi" tambah Fala.

Lanjut senam lagi, lagunya diputer sekali lagi, akhirnya Harsa komen "kok lagunya ini lagi nying? Wahh Osisnya nggak seru nih"

"Bacot lu nyet! Tinggal senam aja napa sih?"

"Ya nggak seru lah Ren, kurang-"

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Harsa, bersamaan dengan suara baritonnya yang menghentikan perdebatan mereka berdua "senam yang semangat! Jangan ngoceh terus" ujar salah satu guru mereka, panggil aja Pak Anang.

Harsa tentunya sedikit tersentak dan menoleh pada sang guru, "hehe iya dong pak!! Nih saya semangat banget kan geraknya pak??" Pamernya di akhir.

Beliau terkekeh sekilas "nahh gini nih semangat, bagus-bagus"

"Oiya pak, boleh request gak??" Tanya nya tiba-tiba.

"Request? Request apa?"

"Request lagu Poco-poco pak, biar makin asoyyy"

"Wah, boleh-boleh, nanti coba saya sampaikan ke anak Osis ya" jawabnya yang tentu membuat Harsa senang.

Setelah sang guru melangkah pergi, Rendra kembali bersuara "ngadi-ngadi lu anjir"

"Sans Ren, senamin dulu aja" jawabnya sok iye. Sambil begayaan kayak orang tengil gituh mukanya.

Tak lama, sebuah lagu yang berbeda pun terdengar, yang tadinya lagu berjudul Kewer-kewer sekarang berganti menjadi lagu request an Harsa, yaitu Poco-poco.

"Annjaaayyy~" seru Harsa saat mendengar lagunya diputar.

Badan Harsa bergerak semakin semangat mengikuti pemimpin di depan, dan siapa sangka pemimpinnya adalah guru yang sempat berbicara dengan Harsa tadi. Iyaa, Pak Anang.

Harsa bergerak dengan semangat sembari sesekali bernyanyi, "Malenggang patah-patah, ngana pe goyang pica-pica, ngana pe body.. poco-poco~"

Mendengar itu membuat kelima temannya terheran, terutama Rendra dan Arsen. "Koncoku sing siji iki jan sinting tenan" monolog Rendra.

||

Tak terasa, jam istirahat telah tiba. Akhirnya rasa lapar yang mengganggu selama pelajaran kini akan terbayarkan oleh makanan mereka.

Dan sedikit berbeda dengan biasanya, hari ini mereka berencana untuk membawa bekal dari rumah.

Keenamnya sudah duduk bersila di lantai kelas bagian belakang, membentuk lingkaran, udah kayak ibuk-ibuk arisan. Zia mulai membuka kotak bekal miliknya, menampakkan nasi dan ayam suwir, "wuahh, enak nihh"

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang