Hari Rabu. Di hari rabu ini dipenuhi oleh mapel-mapel kematian. Seperti sekarang, mereka tengah mempelajari pelajaran IPA. Para murid itu tengah sibuk mengerjakan lembaran soal yang diberikan oleh Guru mereka saat ini.
"Nomer sebelas ngajak gelud gasih??" Celetuk Rendra.
Lalu teman sebangku nya, yaitu Harsa menjawab "emang boleh serumit itu??"
"Lo coba cari contekan sana" suruh Harsa.
Rendra melirik Harsa julid "emang gue babu lo??"
"Iya, kenapa?? Lo gak terima dengan keadaan??" Harsa membalas tak kalah julid.
"Idihh, cari aja sendiri"
Harsa menoleh ke arah belakang bangkunya "Fal, nomer sebelas gimana??"
"Lo nanya gue?? Gue nanya siapa njir??"
"Yailah Fal, lo kan paling rajin" kata Harsa.
Tentu sang kekasih yang di sebelah nya menyahut "rajin ama pinter beda ya blok!"
"Santai goblok!" Timpal Harsa pada Arsen.
"Nanya ke Nadhif sana, dia kan yang lumayan pinter" saran Fala.
Tanpa menunggu lama, Harsa langsung memanggil Nadhif yang berada di belakang Fala dan Arsen. "Kiw! Neng Nadhif, nomer sebelas??" Tanya nya dengan menunjukkan kedua jari telunjuk yang sejajar.
"Kalo nyontek minimal effort lah" sindir Zia tiba-tiba.
Karena merasa tersindir, Harsa langsung bergegas menuju bangku Nadhif dan Zia itu "nih, gue udah effort jalan ke bangku lo"
"Nahh gitu dong"
"Ayok mana gue nyontek nomer sebelas" kata nya lagi, tanpa menunggu lama Harsa langsung mengambil lembaran milik Nadhif dan membawa ke bangku nya.
Zia yang sedang menyontek juga seketika sewot saat melihat kertas milik Nadhif ia bawa ke bangku nya "Harsa! Gue belom selesaiiii"
"Ntar dulu, ngalah sama yang lebih muda" jawab nya sembari menulis.
Zia berjalan menuju bangku Harsa dan berkata "gue duluan yang lahir, jadi gue yang nyontek duluan Sa"
"Seharusnya lo mendahulukan yang tua karna itu suatu kehormatan" lanjutnya.
"Cihh, tua kok bangga" cibir Harsa.
Yang dikatain jelas nggak terima dikit, "ape lo? Gelud ama gue yok!"
"Sekali-kali ngalah sama gue napa sih?!"
"Nggak!" Jawab Harsa dengan wajah julidnya. Zia ingin merebut kertas milik Nadhif, namun sudah berhasil dihindari oleh Harsa.
Berujunglah kejar-kejaran, sampai guru mereka berkata "astaghfirallah kalian ini udah segede bagong masih aja main kejar-kejaran!"
"Harsa gamau ngasih contekan ke saya bu!!" adu Zia kepada sang guru.
"lu nyontek maksa anjir!" Balas Harsa.
"Tapi gue duluan yang nyontek" timpal Zia tak mau kalah.
Hingga Rendra melerai berdebatan keduanya "udah-udah Zi, nih nyontek punya gue aja"
||
Sehari tanpa keributan?? Mungkin itu akan aneh bagi Harsa.
Seperti sekarang, karena jamkos, Arsen tengah menidurkan kepala nya di meja dengan tangan sebagai bantalannya, ditambah dengan salah satu tangan Fala yang terulur mengusap-usap rambut Arsen agar tertidur, benar-benar bucin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Novela Juvenil- Dimohon untuk tidak mengcopy karya orang seenak jidat - Circle yang personilnya ada 6, random abis kelakuannya. Minim kewarasan, bahkan kadang suka minim akhlak, heran banget sama mereka. || - Bahasa campuran Indonesia x Jawa, yang nggak ngerti...