Masih pagi, Zia sibuk dengan tugas yang belum ia tuntaskan, tiba-tiba seseorang bersuara membuat atensinya teralihkan "Nadhif nggak masuk ya? Gue duduk di sini deh Zi" yang ditanya belum menjawab, tetapi dirinya sudah menaruh tas punggung hitam yang semula bertengger di kedua pundaknya dan duduk di bangku itu.
Hari ini karena Nadhif tidak hadir ke sekolah, Rendra memilih untuk duduk bersama Zia. Gapapa kan sekali-kali menjauhi setan kasat mata itu? Harsa maksudnya hehe.
Zia bingung, kenapa Rendra duduk disampingnya, lalu ia bertanya "Napa lu?" Rendra hanya menggeleng sebagai jawabannya.
Zia kembali bertanya "Terus, Harsa duduk sama siapa? Sendiri?" Kali ini Rendra mengangguk.
"Ngangguk-ngangguk bae lu, jawab anjir"
"Iyaaa"
Baru saja disebut namanya, kini remaja itu datang "widih?? Berdua nih? Lu kok duduk di sini sih Ren?"
"Banyak nanya lu, gue duduk disini, sehari... aja" jawab Rendra.
"Kenapa?? Kamu udah bosen ya sama aku??" Harsa sok imut.
"Cihh, jyjyk banget gue dengernya Sa" sahut Zia.
Rendra kembali menjawab "udahlah lu duduk sendiri dulu, gue duduk disini"
"Heeuuhh, bilang aja mau pdkt kan lu berdua??"
"Suudzon!" Balas Rendra.
"Eh tapi Zia beneran suka sama lu lho, FYI aja sihhh" Harsa cepu.
Zia melotot sekilas melihat Harsa yang entah sedang keceplosan atau memang disengaja "Harsa anjingg??! Gue iris mulut lo ya?! Gue gantiin sama congor sapi tau rasa lo" batinnya.
Rendra menguap tanpa menutup mulutya "Hoaamm!! Ngantuk banget woilah"
"Nguap tuh ditutup, bukan dilebarin kayak toa" tegur Zia yang masih fokus mengerjakan tugas.
"Terlanjur, seharusnya lo tadi yang nutupin"
"Diiih, ogah"
"Lu ini gimana sih? Ngerjain model apa lu sampe pipi kecoret begini?" Kemudian Rendra mengusap coretan kecil di pipi Zia dengan ibu jarinya.
Sedangkan yang mendapat perlakuan seperti itu hanya terdiam, mencerna apa yang terjadi, sembari menatap lawannya saat ini. "Emang iya?"
"Iya, tuh" dan disusul tawa kecil oleh Rendra.
"Ohh berarti tadi pas garuk-garuk pipi kena coret Ren, soalnya tadi pipi gue gatel"
"Pipi gatel kok digaruk? Dicium dong" ujarnya santai.
"Ancritlah?! Si babi bikin gue salting nih? Berani banget?" Batin Zia.
"Yang bener aje lu nyet?!"
Harsa tetiba nyahut, lebih tepatnya dia nyanyi sambil jalan dari arah meja guru habis ngambil buku "peluk cium, peluk cium, sana-sini lagi-lagi muah muah muah muah muah"
"Diem lu bambang!"
"Nyanyi gue njing, nanyiiii, paansih?" Alibi Harsa yang kemudian kembali duduk di bangkunya.
Rendra berceletuk "lo ngerjain apa sih Zi?"
"Tugas kemarin, kan belum selesai anjir"
"Oiyaa Zi, gue juga belum astaga"
Akhirnya Rendra ikutan ngerjain tugas juga. "Ini kok jawabannya gini?"
"Udah gausah banyak nanya deh, kerjain aja apa susahnya sih? Tinggal nyontek doang" omelnya.
"Sensi amat lu" gumam Rendra.
"Nyenyenyenyenye"
Jelas yang diejek gamau kalah, dibales lah "nyinyinyinyinyi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Teen Fiction- Dimohon untuk tidak mengcopy karya orang seenak jidat - Circle yang personilnya ada 6, random abis kelakuannya. Minim kewarasan, bahkan kadang suka minim akhlak, heran banget sama mereka. || - Bahasa campuran Indonesia x Jawa, yang nggak ngerti...