Di suatu hari yang cerah..- tidak cerah lagi karena di salahsatu rumah terjadi kegaduhan. Rumah yang berisi 7 anggota keluarga yang bergender laki2 semua ini gaduh karna hal yang tak jelas.
Sang anak yang memiliki mata berwarna orange yang cerah itu berkata "Hey! Jangan merebut barangku!" seru anak yang bernama Blaze itu.
"Itu barangku, kalau kamu gak tau!" ucap Thorn dengan nada memaksa. Thorn tidak mau kalah bocah api itu.
Suasana rumah acuh tak acuh, berisik dikarena kan 2 anak itu. Lalu datang si sulung, dengan mata merah cerahnya menatap sinis ke kedua adiknya tersebut "haiss... bisa diam?" ucap sang sulung.
Kedua adiknya tetap berisik dan sesekali salah satu dari mereka menaikan nada suaranya. Thorn dan Blaze ingin memiliki barang itu, barang itu sebenarnya bisa di miliki oleh keduanya jika mereka saling akur.
"diam lah.." anak yang bernama Hali mengulangi apa yang dia ucapkan untuk kedua kalinya. Jika dia mengulangi sampai ke tiga kalinya, kemungkinan Thorn dan Blaze akan lenyap.
Tapi tak berselang lama anak ke 3 dari keluarga tersebut datang ke ruang tengah dan mulai menarik (?) telinga kedua anak itu. "Sudahlah! Toh itu bisa buat mainan kalian ber2! Kenapa harus berantem dulu?! Kalian sudah besar loh! Gatau malu aja!"
Gempa meninggalkan kegiatan yang dia lakukan hanya untuk menenangkan kedua adiknya tersebut. Setelah Gempa ke ruang tengah di susul dengan Solar, Taufan yang juga terganggu dengan kegaduhan yang sudah menjadi tradisi mereka itu.
(auth: nanyain yang satu kemana? alah kaya ga tau aja.)
"Atah!" Ucapan yang keluar dari mulut Thorn & Blaze karena kaget. "Gemgem! Maafinn!! lepasin jangan di jeweer!!!" Gempa pun melepaskan telinga mereka berdua "ish.. sakit..." kata Thron sambil menggosokan telapak tangannya ke telinganya. Sedangkan Blaze hanya batin "anjing... sakit amat..."
Gempa menghembus nafas kasar "Jangan di ulang lagi. Kakak mu akan marah jika kamu melakukannya lagi." kakak yang di maksud adalah si Halilintar.
"Tau aja lo, Gem" batin si sulung sambil menyeringai melihat Gempa, Gempa yang melihat itu hanya membalas dengan senyuman..., Senyuman heran?
Setelah kejadian itu Thorn meminta maaf ke Blaze, namun sayangnya Blaze memaafkannya dengan arah yang tak ikhlas. Thorn di situ hanya bisa pasrah toh palingan besok juga bakal main bareng lagi kan?
Setelah kejadian itu Thorn menjadi sedikit lebih sensitif walaupun dia tetap seceria yang dulu, sensitif yang di maksud yaitu dia biasanya dulu kalau di marahin dia hanya akan merenung dan menahan tangisnya didepan lawan bicaranya. Namun sekarang dia sudah lumayan berani untuk menghadapi lawan bicaranya, Thorn juga berani untuk menjawab kata kata kasar dari lawan bicaranya, dengan perasaan tak enak of course.
Dia akan marah jika dimarahi tapi kalau Thorn sudah mencapai batasnya dia mulai membentak dan mengeluarkan air mata sedikit demi sedikit dari kelopak matanya. Dan sekarang Thorn menjadi sedikit lebih kasar dalam perkataanya, bukan berarti berkata kasar hanya dia kalau sudah muak akan mengeluarkan kata kata kasar yang menyakiti perasaan lawan bicaranya.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Impostor 。 [End]
General FictionAttention! 🎐 - mister - horror? - Boboiboy milik Monsta! - death wrn - ooc - harsh word - typo bertebaran - bad English Jadi ini cuma cerita khayalan dari author doang, jangan di sangkut paut kan dengan official nya ya!! Setiap bab berbeda beda, b...