"Gem." Panggilan singkat itu berhasil menarik perhatian Gempa untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Oh?" Jawaban Gempa ketika tau yang memanggilnya tidak lain yaitu...
...
Ice!
"Kenapa Ice? Bukannya lo mau keluar sama Blaze?" Icepun terdiam, menatap Gempa, bingung. Setelah itu Ice menyeringai kecil ke hadapan Gempa, Gempa yang melihat itu jelas heran dong?
...
"Ice?"
"Icee?"
"Icyyyy!!!"
Panggilan itu menyadarkan Ice.
"Oh! I-iya, sorry. Ga..., kayanya gue ga jadi keluar sama Blaze..."
"Lalu? Kemana Blaze?" Tanya Gempa sambil celingak-celinguk. Ice menjadi gugup...
"E-em... Cari angin- Ah iya cari angin kali!" Jawab Ice sambil menggaruk tengkuk leher yang tak terasa gatal itu. Ice mendapati tatapan curiga dari Gempa, lalu Gempa langsung menghiraukan dan ber'oh' ria.
"Hampir." Gumam pelan yang lolos keluar dari mulut dari anak yang membawa boneka pausnya itu. Gempa mendengar kata lirih itu sontak bertanya ke Ice.
"Apa?" Tanyanya secara sontak.
"A-ah.. bukan apa apa, h-hehe..!" Berkata sambil tersenyuman gugup.
'Bajingan, Enyah lo dari hadapan gue. Muak juga lihat lo yang natap gue dengan tatapan itu terus menerus.' batin Ice. Lalu tersenyum manis ke hadapan Gempa, faktanya Ice melihatkan senyum pahit saja.
Setelah itu Gempa beranjak pergi dari ruang tamu dan meninggalkan Ice sendirian di ruang tamu.
"Apaan si tuh orang susah banget diem, berisik pula, Menganggu." Setelah berkata itu, Ice lalu mengecih saja dan segera pergi dari ruang tamu menuju.., Gudang?
"Hm!.. Hmm!"
Ice hanya terkekeh lalu menghadap ke sumber suara. "Ada apa Ice-ku?~" lalu mengangkat dagu Ice memaksa. dan-
Sret!!
'Ice' menarik dengan cepat selotip yang menutup mulut Ice itu.
"BAJINGAN! APA MAU LO, SOLAR?!" bentak Ice sambil meringis kesakitan.
"Bukannya udah obvious banget ya? Gue mau, LO." sambil menodongkan jari telunjuk ke depan dada Ice.
"APAAN SIH? LEPASIN LAR!" Ice merontak meminta untuk melepaskan tali yang mengikat kaki dan tangannya.
"Gue lepasin lo, dengan 1 syarat" menatap Ice dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Ingin tau?"
...
Ice hanya mengangkat salah satu alisnya yang bernada seperti 'apa?'.
Solar hanya menyeringai tipis "Nanti juga tau, sudahlah. Menghabiskan waktu saja." Solar beranjak keluar dari gudang tetapi langkahnya terjeda lalu menghadap kembali ke Ice. Solar menaruh jari telunjuknya kedepan bibirnya dan tersenyum tajam.
"Jangan berisik ya~ Nanti kamu mengundang yang lain~ tunggu di sini sebentar, aku mau ambil selotip baru... Atau... Kain untuk menyumpal mulutmu itu~" Solar mendekati Ice dan membelai rambut halus Ice, Ice yang ketakutan hanya bisa diam dan membiarkan keringat nya yang tak berhenti mengucur. Solar tersenyum manis ke Ice.
"pintar.." Ucap Solar ke Ice.
"ANJING!"
Plak!!
Ice hanya terdiam seribu bahasa ketika ada tamparan kencang dan kuat yang mendarat ke pipi kiri Ice, pelakunya? Sudah tau kan? Solar.
"Jaga mulut sampahmu itu. Aku mungkin lebih muda darimu, tapi aku yang paling berkuasa darimu." Setelah mengatakan dia (Solar) hanya menyeringai dan meninggalkan Ice yang terdiam tak berdaya karena tamparan tersebut.
'Apa yang dia maksud itu?! Dia mau gue? Dia lebih berkuasa dari gue?! Apa apaan?!' batin Ice yang masih mencerna kejadian tadi.
"Bangsat." Gumam Ice.
** ( Yang bertanya tanya, kenapa Ice bisa di sekap di gudang sama si Solar? Ketauan sih seharusnya, Solar iri. Karena Ice menjadi sorot perhatian kakak kakaknya, Solar akan mengakui kalau dia kalah, karena dia tidak mendapatkan perhatian cukup dari kakak kakaknya. Malahan mereka hanya memperdulikan saudara kembarnya itu. ( Ice & Blaze )).
Solar kembali ke gudang tersebut sembari membawa sebotol air, kain dan selotip. Ice yang melihat itu jelas jelas bingung.
'tu anak bawa air segala buat apaan coba?' batin Ice sambil menatap Solar bingung.
"Ga usah bingung, gue bawain lo air karna gue masih ada belas kasihan sama lo" lalu Solar membuka botolan air tersebut dan menyodorkan botol tersebut ke Ice. "Mau ga?" Ice justru marah dan berusaha untuk menendang kaki Solar yang nyatanya tak bisa.
"BACOT! GUE GA BUTUH KATA KATA MANIS LO! LEPASIN GUE!" Solar yang murkapun melemparkan botol air tersebut ke muka Ice. Muka Ice saat ini basah karena air yang di lempar oleh Solar.
"GUE UDAH BERUSAHA BAIK, TAPI INI BALASAN LO? EMANG DARI AWAL UDAH SALAH GUE NENTUIN BUAT BAIK BAIKIN LO-" kata kata itu terpotong lalu menatap Ice yang perlahan ujung matanya memerah dan sedang terisak isak untuk menahan tangisnya.
'Sial, Gue salah ambil langkah.' batin Solar.
"-AGHH! UDAH LAH!" Solar langsung menyolatip mulut Ice agar tidak memberontak lagi. Ice yang sudah hilang kesadaran hanya pingsan di tempat sembari badannya tergantung.
'gila lar. gue ga suka di bentak.'
- Ice.
Ternyata Ice tak suka di bentak karena Ice memiliki Trust Issues terhadap seseorang apalagi yang melakukan itu adiknya sendiri, adik yang dia percayai setelah Blaze.
Mungkin setelah kejadian ini Ice akan memiliki Trauma... dengan adiknya sendiri.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Impostor 。 [End]
General FictionAttention! 🎐 - mister - horror? - Boboiboy milik Monsta! - death wrn - ooc - harsh word - typo bertebaran - bad English Jadi ini cuma cerita khayalan dari author doang, jangan di sangkut paut kan dengan official nya ya!! Setiap bab berbeda beda, b...