Setelah Halilintar tiba di rumah, dia juga ga kalah kaget ketika melihat kondisi Taufan yang semengenaskan itu. Perutnya berlubang, banyak darah di sekitarnya, tapi tidak ada barang barang yang mencurigakan di sekitarnya. Apa Ice menghilangkan jejak dia? Atau Gempa yang menjadi pelaku? Halilintar gatau.
Semua anak keluarga Almaraja di perintah untuk pulang kerumah. Solar, Thorn dan Blaze tentu bingung, baru saja mereka keluar kenapa sudah di suruh pulang? Mereka berpapasan di persimpangan jalan menuju rumahnya, Thorn dan Blaze berbincang kecil sedangkan Solar hanya fokus keponselnya.
Sesampainya didepan rumah, bau menyengat tercium. Indra penciuman mereka tertusuk dengan bau itu. 'ada yang ga beres..' mereka memasuki rumahnya.
Solar yang memasuki rumah duluan sontak menutup mata Thorn, sedangkan Blaze terdiam mematung. Reaksi Halilintar dan Blaze hampir sama, mereka tidak bisa berkata kata. Apalagi Taufan adalah salah satu anggota TTM mereka. Thorn yang sedari tadi matanya di tutup oleh Solar memberontak.
"Apaan sih lar?! Lepasin!" Dengan reflek Thorn, Thorn berhasil membuat tangan yang menutupi matanya terlepas dari hadapannya. Thorn lalu menggenggam tangan itu dan menatap ke arah Solar. "Kenapa?!" Bentak Thorn ke Solar. Solar hanya diam, dia tak mampu berucap apa apa. Mulut dia seperti di lakban atau bahkan seperti dia tidak pernah di ajari berbicara.
Lalu Thorn menghadap kearah dimana Gempa, Ice dan Halilintar berada.
Mata Thorn membulat dan fokus ke arah ketiga kakaknya itu "B-boh-ong.." Hanya itu yang dapat Thorn katakan. Setelah berkata itu Thorn jatuh pingsan, Phobia dia kambuh. Thorn phobia terhadap darah, mau itu darah hewan ataupun darah manusia sekalipun.
———
Berpulangnya Taufan membuat keluarga Almaraja menjadi lebih sunyi dari sebelumnya, perkumpulan keluarga tetap diadakan. Biasanya yang membuka topik adalah Taufan, tetapi sekarang tidak lagi. Mereka bingung, gaada yang mau membuka topik pembicaraan, antara bingung atau emang ga mau buka.
"Ga bosen?" Memecah keheningan, Solar mengangkat suaranya. Semua anggota hanya menggelengkan kepala mereka. Jujur dengan berat hati semuanya merasakan kesedihan yang sama walaupun tertutup dengan wajah datarnya. Mereka semua hanya menunduk terdiam, sunyi lagi.
"Ngapain kek!" Ucap Solar memecah keheningan lagi. "Terus.. ngapain..?" Tanya Blaze seraya menghadap kearah Solar.
"Ice laper.." Pandangan seluruh anggota keluarga Almaraja langsung bertuju ke Ice, lalu semuanya tertawa. "Ice??? Kamu bisa lapar di waktu kaya gini ya?!" Tanya Blaze sambil mengacak acak rambut adiknya itu, Ice. Kadang Ice sangat random dalam keadaan tertentu, tapi ini masuknya wajar dia belum makan dari siang.
"Yaudah... Tunggu ya Ice?–" Ucap Gempa lalu mengelus punggung milik Ice "—Aku cari bahan makanan dulu, nanti aku masak." Lanjut dari Gempa, Ice hanya mengangguk dan memeluk boneka pausnya.
'Jujur aku ga rela...' Batin Ice, Ini salah dia tapi Taufan juga salah. Taufan mencoba meracuni Ice dan Ice membunuh Taufan karena dia tau, kalau Taufan memang ada niatan untuk membunuh adiknya itu.
Penyesalan berputar di atas kepala Ice, Halilintar menyadari adik temperatur esnya itu sedikit tertekan karena berpulangnya Taufan. Halilintar mengejutkan Ice dengan tepukan di punggung Ice, Ice sontak menghadap kearah Halilintar yang sudah menatap Ice dengan wajah kasian.
"Aku tau kok apa yang kamu lakukan." Halilintar berbisik di telinga Ice, Ice hanya menghadap ke arah Halilintar dengan muka terkejut dan heran. "Ma-maksud..?" Ice gagap karena pernyataan dari kakak sulungnya, Dia tau? Bagaimana?
'aku kurang hati hati..'
'.... Atau aku ikut mati aja ... Ya?'
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Impostor 。 [End]
General FictionAttention! 🎐 - mister - horror? - Boboiboy milik Monsta! - death wrn - ooc - harsh word - typo bertebaran - bad English Jadi ini cuma cerita khayalan dari author doang, jangan di sangkut paut kan dengan official nya ya!! Setiap bab berbeda beda, b...