Saat makan malam.., janggalnya malam itu sunyi dan damai biasanya ada saja yang membuat keributan, entah karena tempat duduk dan hal lainnya.
Gempa berpikir 'kenapa Thorn / Blaze tidak membuat keributan? biasanya dia yang paling berisik..' Gempa melirik ke saudara saudara mereka satu persatu.
Solar pun menyadari jika dia diperhatikan oleh kakaknya langsung menyeletuk "ada masalah kak gem?" Seluruh anggota keluarga menghadap ke Solar lalu ke Gempa.
"Oh, ga ada."
"Beneran gem?" Halilintar yang ikut angkat suara.
"Hm... Iya.." Dengan ragu ragu. Seluruh anggota keluargaku meng"yaudah" kan jawaban dari kakaknya tersebut.., selain Ice.
Ice menatap Gempa dengan perasaan heran dan ga suka. Campur aduk perasaannya ketika melihat kakaknya itu, walaupun Gempa juga ga pernah bikin Ice merasa tersinggung dalam perkataannya. Tetapi Ice ga suka kalau hal yang di bahas menjadi tergantung.
Gempa pun menyadari kalau dia di perhatikan dengan perasaan yang ga seharusnya dari adiknya, langsung tersenyum tipis.
'apa dia tau sesuatu?'
Setelah makan malam Ice pun mendatangi Gempa yang sedang merapikan meja makan.
"Kak gem." Celetuk Ice dengan nada dingin.
"Kenapa Ice? Ada apa?"
"Kakak mesti mau ngomongin sesuatu kan?"
"Hah? Ga ada." Jawab kakaknya dengan singkat dan heran sambil menggaruk pipi yang tidak ada rasa gatalnya.
Ice pun hanya bisa mengangkat satu alis dan mengabaikan lalu meninggalkan Gempa sendirian di ruang makan.
"hampir saja." Ucap Gempa dengan suara yang kecil sambil menghembuskan nafas lega. Sedangkan Ice menatap kakaknya dari kejauhan dengan wajah heran. Ice di buat mati penasaran dengan tingkah laku sang kakak nya itu.
Sedangkan di kamar Solar & Thorn ada sedikit kericuhan karena kamarnya yang terlihat berantakan padahal sebelum dia tinggal masih rapi.
"Thorn! Apa yang kamu lakukan! Bereskan!" Ucap Solar dengan nada marah.
"Apaan sih! Ini bukan aku yang bikin berantakan!" Thorn menyangkal perkataan dari Solar.
"Jelas jelas kamu dari tadi di kamar? Gimana bukan kamu yang berantakin!"
"Hah??! Aku di kamar? sejak kapan?!"
Kondisi kamar menjadi sunyi ketika Thorn berkata seperti itu. "sejak kapan?-" Ucap Solar lalu menjeda " -bukannya emang kamu dari tadi di kamar?" Dengan muka heran melanjutkan yang baru saja di katakan.
"Gak! Aku dari tadi di kamar mandi!" Bentak Thorn ke Solar, Solar pun terdiam tangannya sedikit gemetar dan pupilnya sedikit mengecil.
"Thorn.. Lo bener bener ga di kamar dari tadi?" Tanya Solar dengan ragu ragu.
"Yaiyalah! Ngapain aku di kamar sendirian, udah tau aku takut kalo sendirian.." Jawan Thorn untuk meyakinkan Solar kalau bukan dia yang berada di kamar saat itu.
Solar hanya bisa melihat ke arah Thorn dengan rasa panik, takut, cemas dan tak nyaman. Segera dia meraih lengan tangan Thorn dan menggenggamnya sekencang-kencangnya lalu berjalan ke arah pintu dengan sedikit menarik lengan Thron.
"Ih! Lepasin! Sakit tau! Kok kamu kasar sih!" Lalu melepas genggaman tangan dari Solar. "Aku ajak kamu! Aku takut yang aku pikirin beneran terjadi!" Meraih tangan Thorn lagi. "Ayolah cepat!" Ucap tegas dari Solar.
"Sabar kek! Iya iya aku ikutin kamu! Tapi kamu ga usah narik narik tangan aku juga!" Solar tidak menggubris apa yang di ucapkan Thorn.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Impostor 。 [End]
General FictionAttention! 🎐 - mister - horror? - Boboiboy milik Monsta! - death wrn - ooc - harsh word - typo bertebaran - bad English Jadi ini cuma cerita khayalan dari author doang, jangan di sangkut paut kan dengan official nya ya!! Setiap bab berbeda beda, b...