Sebenarnya hal ini sudah biasa dari beberapa hari yang lalu, semenjak itu suasana malam sudah tidak semenyenangkan dulu. Kalau dulu pasti ada yang berantem tapi dalam arah yang bercanda, bukan bacok bacokan. Pasti suasana malam terasa hangat dan ramai.
Di pagi hari, saat itu sedang hujan lebat. Ice yang saat itu tertidur pulas, terbangun karena suara petir yang kencang. Ice kaget dan ga bisa tidur lagi. Ice melihat kekanan dan kirinya, seperti sedang mencari sesuatu.
"Aelah, Kemana si. Giliran gw butuh aja ga ada tuh barang" Ice ngedumel buat diri dia sendiri dan melanjutkan mencari barang tersebut.
"Lo cari apa?" Tanya 'seseorang' di belakang Ice. Ice pun membalikan badannya untuk melihat siapa yang berbicara, namun sayangnya nihil tidak ada orang di belakang Ice. Ice tetap berpositif thinking "alah palingan angin lewat doang, gw ga takut" ucap Ice dengan nada sedikit kesal.
"Ck. Bangsat." Gumam Ice.
...
...
Keadaan menjadi sunyi sekali setelah dia berkata seperti itu..., Ice salah? Ga juga orang dia juga ga ngapa-ngapain, palingan cuma cari barangnya aja. Ice mencari barang itu sayangnya tetap tidak ketemu.
"Apa dibuang sama bocah bocah ya? Tapi ga mungkin ga si, Ni kamar gw kunci terus dan gw satu kamar cuma sama Blaze. Tapi gw tau Blaze ga mungkin ngambil barang orang, dia sibuk sama tim gilanya itu (TTM / Trio Trouble Maker). Aghh! Stres banget padahal cuma 1 barang doang." Dia berbicara dengan dirinya sendiri lalu emosi sendiri, barang yang dia cari tak kunjung ketemu, dia sempat berpikir untuk mencari barang itu keluar kamar. Tapi rasanya tak mungkin barang itu selalu di kamar, Ice tak pernah membawanya keluar.
Kepo ga sama barangnya? Barangnya itu kalung dengan permata warna biru muda, kalung itu akan mengkilap terang jika terkena cahaya lain. Kenapa dia tak pernah memakainya tetapi dia sangat mementingkannya? Itu hadiah pemberian dari orangtuanya, sekaligus hadiah terakhir dari orangtua dia saat ulang tahun, wajar saja dia sangat peduli dengan barang tersebut?
Ice sebelum keluar kamar pasti ada kesempatan sebentar untuk melihat permata yang tersebut sebelum keluar. Kenapa lagi? Hanya mengingatkan memori kecilnya saat dia di beri kalung tersebut oleh orangtuanya yang berpesan.
"Simpan kalung ini, jika mau pakai saja.
Jika tidak mau jaga kalung ini jangan sampai hilang dari genggaman mu, Ice."- Bunda
"..." Ice menurunkan kepalanya. Lalu merenung.
Dia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga barang tersebut, Ice pun menghela nafasnya dan beranjak keluar kamar. Tapi sebelum dia memegang handle pintu kamarnya terdengar suara pecahan beling dari luar, dengan panik Ice pun membuka pintu dan lari ke arah suara.
"Itu suara apa!- Eh..?" Ice di buat kebingungan, kenapa? Di bagian dapur tidak ada pecahan sama sekali? Setelah dia berkeliling rumah pun rumah terasa sepi. "Ini jam berapa? Kok bisa sesepi ini? Biasanya ramai di ruang tengah" gumam Ice. Rumah terlihat bersih, tidak ada pecahan beling dan hal lainnya yang pecah.
'Gw halusinasi? Tapi ga mungkin! Gw bener bener denger suara pecahan itu!' Ice mencari jam dinding tapi, aneh? Kenapa rumah ga ada jam dinding? Ice pun membuka telepon genggam nya untuk melihat jam. 00:12 'tengah malam!' batin Ice. Ia lalu kembali kekamarnya dengan tergesah gesah.
"Yaelah kenapa gw keluar jam segini sihh!! Goblok banget Lo Ice!! Gempa udah pernah bilang jangan keluar jam segini!!" Ucapnya sambil lari tergesah gesah. "Ice." Ice menghentikan langkahnya ketika ada yang memanggil namanya itu, suaranya ga asing seperti... Suaranya Blaze.
"Aze..?" Ice bertanya tanpa membalikan badannya. Setelah Ice bicara seperti itu suasana kembali sunyi, Ice pun heran Blaze ga mungkin bikin pertanyaan Ice ngegantung kaya gini. Ice menghela nafas kasar lalu melanjutkan jalannya ke arah kamar.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Impostor 。 [End]
General FictionAttention! 🎐 - mister - horror? - Boboiboy milik Monsta! - death wrn - ooc - harsh word - typo bertebaran - bad English Jadi ini cuma cerita khayalan dari author doang, jangan di sangkut paut kan dengan official nya ya!! Setiap bab berbeda beda, b...