Hari demi hari, bulan demi bulan. Kondisi Ice tidak kunjung membaik, bahkan tidak ada sedikit perkembangan. Ice sudah di ambang kematian, tetapi Tuhan tetap membuat Ice kuat dan dia sekarang masih ada di dunia-Nya.
Walaupun imun Ice makin lama makin rusak tetapi dia tetap hidup dan masih berjuang untuk tetap hidup, Ice tak mau buat kecewa seseorang walaupun dia masih takut dengan kehadiran orang orang. Dimata Ice orang orang udah ga bisa di percayai, dia cuma percaya dengan diri sendiri dan Tuhan yang selalu memperhatikan Ice.
Seperti dulu dulu, sekarang dengan kehadiran Blaze, Ice sudah menjadi sedikit lebih aktif, walaupun ke Blaze doang ke yang lain ga. Ice mau melakukan apapun hanya untuk Blaze, semisal di suruh makan sama Blaze, Ice bakal nurut. Kalau di suruh Gempa/Thorn, Ice ga bakal mau.
-
"Ice... Lo kenapa si?"
"Ha? Ice gapapa kok?"
"Lo lebih beda dari sebelumnya. Apa cuma perasaan gue?"
"Ga, Ice tetep Ice."
- Percakapan singkat antara Blaze & Ice.
Blaze menyadari, kembarannya lebih berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya dia biasa saja di sekitar Blaze tapi sekarang kaya.. lebih ngerenggang. Ice kaya jaga jarak, walaupun masih tetap berkomunikasi tapi Ice hanya mengsingkat singkatan jawabannya ke Blaze.
"Bang Hali, Mas Gem kemana?" Tanya Ice, Strange. Ice hampir ga pernah nanya apa apa tentang keluarganya, bahkan semenjak Ice jatuh sakit karena keracunan dia udah jarang tanya tanya tentang keluarganya itu.
"Gempa? Kenapa emangnya?"
"Ini mis- ah ga ga! Aku lagi nyari dia doang, tumben aja ga kelihatan." Penjelasan singkat Ice memancing Halilintar untuk menanyakan hal itu lebih jauh. "Tumben nyariin? Biasanya ga?" Halilintar mengangkat salah satu alisnya sambil menatap Ice dengan bingung.
"Udahlah, lihat ga?!"
"Wow wow.. santaii~ Dia lagi keluar sama temennya" Jawab Halilintar yang menatap Ice dengan tatapan meremehkan khas dia. Ice yang merasa diremehkan hanya berdehem dan pergi menjauhi si Abang sulungnya itu.
'perubahan baru, tapi bukan perubahan bagus.' Halilintar membatin, karena tadi dia sedikit mendengan kata 'mis-' mungkin itu bertuju pada kata 'misi'. Apa Ice lagi menjalin hubungan misi dengan orang yang dia tak ketahui? Apa itu misi membahayakan dirinya? Atau bahkan berhubungan dengan keluarganya? Ga ada yang tau.
- Sisi Gempa~
"Jadi? Kamu tau sesuatu? Aurora?"
Wanita yang ada di chapter sebelumnya, yang Blaze temui di pinggir danau indah. Dia adalah teman dari Gempa, dia sedang melakukan pertemuan singkat di samping danau yang biasa dia gunakan sebagai tempat reunian.
Aurora tampak berpikir tentang apa yang diceritakan oleh Gempa. "Hm? Ah. Aku tau-" Aurora menjeda perkataanya lalu menghadap ke arah Gempa. "-Adikmu menjadi sasaran seseorang. Kamu pasti tau orangnya, jadi ga perlu aku kasih tau. Nunggu waktu yang ngasih tau." Lanjut Aurora. "Kamu tetap awasi si Kembar temperatur itu. Salah satu dari mereka jadi target." Aurora lalu tersenyum mengejek, lalu menepuk-nepuk bahu Gempa.
"Tenang aja, aku yakin bakal ga ada pertumpahan darah kok!" Lalu menepuk punggung Gempa 2x sebagai salam perpisahan Aurora dan Gempa.
'pertumpahan darah ya? aku harap juga ga ada sih.' Gempa membatin khawatir dengan seluruh anggotanya terutama untuk si Ice. "kira kira Ice baik baik aja ga ya?.." Gumam Gempa.
"Bang!"
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Impostor 。 [End]
Ficción GeneralAttention! 🎐 - mister - horror? - Boboiboy milik Monsta! - death wrn - ooc - harsh word - typo bertebaran - bad English Jadi ini cuma cerita khayalan dari author doang, jangan di sangkut paut kan dengan official nya ya!! Setiap bab berbeda beda, b...