☜☆☞
Happy reading!!S
ore ini setelah bel pulang berbunyi rei dan wonyoung duduk di bangku depan kelas rei tadi menghubungi riki tapi ga di angkat sedangakan wonyoung lagi nunggu abangnya.
Pikiran rei kalau riki ga bales cht dia atau pun nelfon dia balik pas wonyoung udah di jemput rei bakalan pulang pake bus aja, soalnya rei males untuk nunggu riki lama lama.
"rei itu bang jihoon udah dateng, gue duluan ya atau lo mau nebeng kita aja rei?"
"engga deh gue naik bus nanti lo duluan aja"
"kalo ada apa apa kabarin gue ya rei"
"iya aman udah sana"
Rei sekali lagi membuka ponselnya melihat kontak riki cht nya masih ceklis abu abu rei segera berdiri dan bersiap untuk melangkah.
"kenapa?"
"lo yang katanya cewe riki? Ko rendah banget selera riki mau sama cewe ga jelas kaya lo"
"mana gue tau riki yang ngejar gue"
"pede anjir, palingan cuma di jadiin taruhan"
"terserah minggir gue mau pulang"
"etss gue belum selese ngomong ya miskin" ucap wanita dengan name tag eunche itu.
"mau apa lagi sih?"
"putusin riki kalo lo gamau kenapa kenapa"
"ya lo suruh aja riki mutusin gue, gue juga gamau pacaran sama cowo kaya dia" ucap rei malas
"ko lo sombong banget sih" ucap wanita tinggi di sebelah eunche, dia kazuha kakak kelas nya yang notabenya pacar sunghoon.
"ya suka suka gue dong lo suka sama riki orang rikinya suka sama gue" ucap rei membela diri
"sok iya lo" ucap eunche sambil menarik rambut panjangnya rei
"heh kak cepetan siram dia" ucap eunche pada kazuha
Suhu tubuh rei mendingin setelah mendapat guyuran air dingin di kepalanya, kepalanya masih sakit karna rambutnya masih di tarik kuat oleh eunche.
"KAZUHA!!" teriak seseorang
"sunghoon" paniknya
"jadi ini tabiat lo di belakang gue? Jadi bener apa kata orang orang kalo lo itu pembuli?"
"eh engga sayang aku ga-"
"diam, heh lo lepasin tangan lo sok jagoan lo? Muka udah kaya cabe cabean sok keras, dan buat lo kita putus sekarang" ucap sunghoon tegas sembari menarik rei pergi dari hadapan 2 makluk itu.
"arhhhhh sial gara gara cewe miskin sunghoon mutusin gue, awas ya lo rei" kesal kazuha.
Sedangakan sunghoon yang tadi ingin meminjam mobil jay untuk pergi membeli senar gitarnya yang putus, malah mutar balik buat ngeliat kelakuan pacarnya, ralat mantan pacarnya.
"lo masuk tunggu di dalem jangan keluar" ucapnya sembari membuka pintu mobil untuk rei lalu berjalan masuk ke sekolah lagi.
Rei hanya diam dia kedinginan ubun ubunya dingin, ah sepertinya ia akan masuk angin sebentar lagi, bayangan kecilnya teringat yang dulu sewaktu sd dan smp juga sering di bully ditambah ibunya yang juga membullynya di rumah.
"apa lagi yang kamu lakukan kenapa rangking mu bisa turun dasar anak tak berguna anak jalang kenapa kau tidak musnah saja dari dunia ini" teriaknya sambil memukulkan ikat pinggang pada punggung gadis malang yang sudah menangis sesenggukan
"jangan menangis! Aku muak bahkan mendengar suara mu pergi dari rumah ini aku tak mau melihat mukamu lagi dasar anak pembawa sial tak bisa di andalkan bangsat" ia masih saja memukulkan benda itu pada punggung gadis yang sudah memerah bahkan mengeluarkan darah rei tidak henti hentinya menangis menahan rasa sakit di punggungnya.
"rei" panggil seseorang yang datang dengan berlari sambil membuka kasar pintu mobil.
"rei lo gapapa?"
"hiks sakit" lirih rei
Pria itu membuka jeketnya memasangkan pada tubuh kecil rei yang bergetar, lalu membawanya kedalam pelukannya memberi kehangatan walau sedikit.
"lo liat kan bahkan belum seminggu gue deket sama lo mereka udah buat gue layaknya musuh, gue minta tolong sama lo jangan deketin gue lagi gue cuma mau hidup tenang tanpa ganguan gue mohon riki" lirih rei dengan suara bergetar.
Sedangakan riki mengepalkan tanganya menahan amarah, ia tidak berniat membalas ucapan rei, kita lihat apa yang akan di lakukan nishimura riki setelah ini
"jangan nangis, kita pulang sekarang" ucapnya dengan suara yang berusaha masih dibuat selembut mungkin.
♥♥
"batalkan kerja sama kita dengan perusahaan sampah itu"
"baik tuan nishimura"