☜☆☞
Happy reading!!Degub kencang bunyi alunan lagu dan meriahnya teriakan sesama manusia di ruangan ini, teriakan asik pembawa acara dengan memutar mutar alat yang di kuasai nya.
"4 botol lagi, cepat"
Ucap seseorang yang sudah mabuk berat di salah satu kursi yang di kelilingi oleh 6 orang lain nya, di meja tersebut sudah tersusun 6 botol minuman keras yang hanya di konsumsi satu orang, itu artinya mereka ber6 ini tidak ikut serta dalam hal kali ini.
"cewe gue udah nangisin ni orang 3 hari" ucap salah satu pria pada teman nya, sedikit berteriak mengalahkan suara lagu yang menggema.
"lah kenapa nangisin ni orang, selingkuh cewe lu" sahutan teman lainya tak kalah keras.
"ya keinget sahabatnya lah bajingan, lo pikir mau apa wony selingkuh sama pacar temen nya" ucap sunghoon
"ya siapa tau, lagian sampe nangis begitu" jawab jake
"lah ningning juga sama aja mikirin ni orang mulu" sahut jay
"gue bingung, gimana caranya berhentiin ni orang buat berhenti ngelukain diri sendiri, dia balik ke stelan awalnya waktu zaman pharita dulu, gaada yang bisa berhentiin dia" ucap sunoo lemas
"jawabanya cuman satu no, naoi rei yang harus kita cari" jawab heeseung
"udah 4 tahun belakangan kita nunggu kabar tentang dia, ga satupun yang kita dapat, kayanya bokap ni orang bener bener nyembunyiin rei" ucap jake.
"huft, rik gue berharap rei cepet ketemu gue kasian sama lu yang terus terusan ngerusak diri, lu udah kaya orang yang ga keurus rik, padahal citra lu udah sebagus ini sebagai pewarias tunggal nishimura group, apa kata rei kalau liat lu kembali dengan hal hal menjijikan seperti ini, merokok hal yang paling rei gasuka dari lo tapi lo bahkan lebih dari ini" ucap sunghoon.
"harus cari kemana lagi ya" jawab heeseung
"rik stop ini udah botol ke 8, jangan di terusin" tegur sunoo, namun oknum riki ini masih saja mengangkat botol itu untuk di minum.
"RIK UDAH" teriak sunoo sambil merampas botol itu.
"ah bangsat" ucap sang oknum.
Dret... Drett..
"gue kedepan dulu ada telfon" ucap jay.
" iyedah sono" sunghoon.
Jay berjalan cepat mengeluari bar tersebut sambil memencet ikon hijau pada ponselnya.
"oh jungwon, kenapa"
"b-bang, lu kenapa lama banget" ucap nya dengan nada bergetar.
"lah maap ga kedengeran lu ngapa kaya mau nangis gitu, dimana lu ko ga sampe sampe"
"b-bang tolongin gue bang, gue gasanggup bawa motor, susulin bang gue sherelock"
"iya iya gue otw"
Dengan langkah sedikit berlari jay memencet lift ke lantai dasar bar, berlari menuju parkiran untuk pergi menyusul jungwon yang panik dan bergetar, jay sedikit khawatir dengan anak itu pasalnya ia otw dari 2 jam yang lalu dan tak kunjung sampai juga, kayanya dia nyasar.
Jay segera menancap gas saat pesan dari jungwon yang berisi lokasi terkininya.
♥♥
Wanita dengan senandungan kecil mengendarai sepeda nya mengitari jalan yang sepi di malam hari, bukan tanpa alasan ia pulang semalam ini karna habis bekerja memberi koran pada setiap rumah hingga malam seperti ini, sudah biasa kok jadi tidak ada ketakutan baginya.
Rasa itu terus membuatnya mendayung sepedanya kedepan dengan santai sebelum sebuah tangan kekar mencengkram stang sepedanya, jika tidak seimbang mungkin ia akan terjatuh dari tadi, namun tetap saja badanya bergetar hebat kali ini.
"bagi duit" ucapnya sepertinya orang ini mabuk berat
"g-gaada duit bang" jawabnya dengan takut.
"alah bohong, cepet kasih duit kalo mau nyawa lo selamat" ucapnya sambil memperlihatkan pisau cutter ditangan nya.
"i-iya bang ini uang nya" jawab nya sambil memberikan uang 10 ribu dari kantong celana nya.
"segini doang mana cukup bangsat, lagi"
"maaf bang uang saya hanya sekedar itu"
"lu masih berani bohong? Wah lu beneran nantangin gue" ucapnya sembari memajukan pisau itu membuat wanita ini memundurkan badanya.
"t-tolong"
"HEY, diam ditempat atau kau saya tembak" ucap seseorang dibelakang nya.
"astaga ada polisi" ucap preman tersebut.
Pun pula terdengar suara sirene khas mobil polisi yang ia stel pada ponselnya membuat preman ini berlari kencang meninggalkan tempat itu beserta gadis yang ia palaki tadi.
"alah dasar preman bajingan, tuhkan hamada saya ini pahlawan" ucapnya
"ya baik tuan jungwon, anda pahlawan" ucapnya dengan malas menanggapi lelaki ini.
Lelaki yang di sebut jungwon oleh hamada tadi tersenyum simpul sambil berjalan mendekat pada gadis yang terduduk lemas di aspal jalan raya nan sepi ini, kebetulan tadi jungwon lewat di salah satu jalan yang sama bersama dengan hamada yang ia bonceng di belakang jok motornya, kebetulan ia bertemu hamada di jalan, dan kebetulan lagi mobil yang hamada pakai itu mengalami kendala sehingga jungwon harus membantu hamada untuk mendorong mobil itu ke bengkel terdekat.
"hey nona, kau tak apa?" tanya nya.
"i-iya tak apa, terimakasih tuan tuan sudah membantu saya" ucap nya sembari mengangkat muka untuk menatap orang yang berbicara dengan nya.
"HAH" ucap yang di tatap, wajahnya mempucat dan tak lagi terukir senyum di wajahnya, melainkan raut wajah yang sedih dan ingin menangis.
Tak kalah terkejut hamada yang berdiri di belakang jungwon pun ikut terkejut dan ikut berlutut dihadapan sang wanita.
"nona, aku hamada" ucapnya lirih.
"a-aku tau" ucapnya lirih dan berganti menatap pria yang termenung di hadapanya, "jungwon" ucapnya sambil menatap dalam orang itu.
Sedari tadi diam, jungwon kini merasakan tubuhnya bergetar dan ia mulai menangis, ia mendekatkan diri memeluk wanita di hadapan nya.
"g-gue ga n-yangka hiks gue akhirnya ketemu sama lo, sahabat" ucapnya sambil menangis di pelukan 'sahabat' yang ia maksud itu.