☜☆☞
Happy reading!!
Rei menuruni tangga setelah bangun di pagi hari lalu membereskan kasur milik riki, ia melihat sang pacar yang masih terlelap dengan ponsel yang terletak di dahi nya.
Rei berjalan mendekat lalu menaruh ponsel riki pada tempat lain, ia berjalan ke dapur dan mengecek kulkas ada sedikit bahan makanan, ia akan membuat sandwich untuk breakfast kali ini.
Ia berkutik di dapur sendirian, untuk minuman sendiri rei bingung ia tidak tahu biasanya riki minum apa untuk sarapan, rei memilih untuk menunggu riki bangun lalu bertanya ia ingin minum apa, rei menata dua piring berisi sandwich dan meletakan satu gelas susu di samping piring milik nya.
Rei berjalan mendekati sofa dimana pria tinggi itu masih terlelap, lalu mengguncang sedikit tubuhnya.
"riki bangun"
"hm"
"bangun ayo sarapan"
"hm"
"hm hm mulu gue tampol lo"
"jangan di cium aja"
"bodo amat bangun cepetan"
"iya iya"
Riki terduduk lemas diatas sofa besar itu istilahnya ia mengumpulkan nyawa sebelum melangkah, serasa nyawa nya telah terkumpul 100% ia pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok gigi.
Sedangkan rei sendiri membereskan sofa yang dipakai riki untuk tidur malam tadi, ga beratakan cuma rei hanya menata bantal dan melipat selimut saja agar terlihat lebih rapi dari sebelumnya.
"rei"
"anjir astaga huh ngagetin aja sih" kaget rei sambil mengelus dada.
"heheh ayo sarapan" ucapnya lalu mengulurkan tangan ya tentunya di balas uluran oleh rei.
Mereka menyantap sarapan masing masing, tadi rei sempat bertanya pada riki terus kata riki dia biasanya minum kopi di pagi hari.
Rei beranjak dari duduknya dan mengangkat piring serta gelasnya baru hendak melangkah namun beliau di sebelah ini menarik tangan nya.
"tungguin gue temenin sampe selesai makan"
"cepetan ish lama banget"
"gue mau menghayati sisi demi sisi roti sandwich buatan pacar gue"
"dih"
"ntar sore mau jalan jalan ke taman kota ga?"
"taman kota ? Mauuu"
"tapi temenin gue ngelakuin hobi dulu baru kita jalan ya sayang" ucapnya sambil menatap rei dalam
"hobi apaan? Balapan? Dih ogah mendingan gausah"