16. rain!

187 15 3
                                    

☜☆☞Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☜☆☞
Happy reading!!

Rei berjalan bersama dengan riki, malam ini riki menjemput rei di kosan nya rencananya mau ngajak jalan jalan naik mobil terus mampir makan di restoran bintang 5 namun naas semuanya hancur karna rei dari tadi maksa banget buat ngajak riki ke warung mba lina, katanya riki harus nyobain seblaknya mba lina kalo ga di turutin bisa bete anaknya.

Terlebih lagi wanita satu ini ga mau di ajak naik mobil katanya harus jalan kaki biar nikmatnya terasa, terus buat olahraga malam hari juga, ada ada saja naoi ini bikin nishimura pusing 7 keliling aduh cewe gue betingkah, untung sayang ini riki cuma berani ngomongnya di dalam hati.

"riki"

"iya sayang"

"gue cemburu"

"HAH?!" seketika langkah riki terhenti.

"gimana sayang?"

"gue cemburu, soalnya pharita pindah ke sekolah kita, lu bakalan makin dekat sama dia apalagi dia itu first love lu, yakali ga tertarik buat balikan? mana cakep lagi kak heeseung aja terpana"

"astaga naoi lu kalo mikir gitu lagi otak lu gue copot ye"

"pharita itu tragedi, kalo sebuah jalan kembali terbuka untuk bersama atau sekedar memberi kesempatan kembali itu cuma bikin semua keputusan gue seakan menjadi lelucon"

"kenapa lelucon?"

"kembali itu mustahil, memberi kesempatan juga mustahil, kalau dia first love gue mang ngapa? Cinta pertama itu bukan yang pertama rei, nyatanya gue suka sama yang lain sebelum jatuh cinta sama dia dulu"

"udah lu gausah ovt, nishimura ga akan buat naoi ngerasain ovt, harusnya gue usir aja tu orang dari sekolah gue, caper nya ketara banget ga sih tu orang"

"mulut lo ya nishimura"

"bener kok, dia mah emang caperan orang nya, tuh jungwon juga ngerasain hampir aja pertemanan gue sama jungwon putus gara gara tu anak caper"

"kenapa kenapa, cerita dong kepo nih" tak terasa mereka sudah sampai di warung mba lina, mereka duduk di meja pojok setelah memesan 2 seblak dan 2 teh es ditambah 1 air mineral untuk rei.

"jadi dulu waktu gue masih pacaran sama dia, kaya yang gue bilang tadi dia itu caper, dia selalu mau ikut gue ke tongkrongan padahal gue ga pernah ngajak di tongkrongan pun dia berusaha deket ke temen temen gue, ya temen temen gue welcome aja pada awalnya eh makin lama makin caper aja, sampe sampe curhat ke jungwon kalo dia lagi berantem sama gue terus ngajak jungwon call dan jalan sama jungwon, gue yang tau awalnya mau marah bukan ke dia tapi ke jungwon kaya kesanya nih jungwon ngambil kesempatan dalam kesempitan, memang pas gue sama dia pacaran sering banget berantem lagian dulu juga gue masih suka ilang ilangan istilahnya ga serius sama dia, nah terus pas gue mau marah ke jungwon untungnya gue masih mau dengerin penjelasan nya setelah gue denger dan gue simpulin, akhirnya gue milih buat mutusin tu orang, capernya berlebihan ga suka gue"

"oh gitu, tapi rik waktu acara kemarin kan gue sempet ngobrol di toilet sama dia, terus dia bilang kalo lu cepet banget move on dari dia sedangkan dia sendiri masih stuck di lu, katanya lu mudah banget ngelupain cinta pertama lu"

"yaiyalah gila, gimana kaga mau ngelupain orang bentukanya aja begitu"

"lu bilang gue gila?"

"bukan sayang, dia yang gila"

"akang kasep neng gelis eta seblak na"

"makasih mba lin"

Riki menaruh mangkuk seblak milik rei pada meja nya menaruh segelas teh es dan sebotol air mineral oh iya tak lupa riki juga memeraskan jeruk nipis pada seblak rei, bener bener nishimura meratukan kekasihnya.

"selamat makan riki" ucap rei

"selamat makan juga sayang"

Mereka sibuk pada antusias makan mereka, sesekali membuka suara untuk berbincang bersama, makan seblak di malam hari di pinggir jalan ga buruk juga menurut riki, asal itu dengan naoi rei tentunya.

"ini uangnya mba kembalinya ambil aja kata pacar saya" riki yang sengaja memberi selembar uang 100 ribu pada rei untuk membayar makanan mereka dan tentunya kembalian nya diberikan pada penjual, riki selalu seperti itu.

"atuh matur suhun neng kang meni baik pisan euy"

"hah? Dia ngomong apa sayang?" maklum orang jepang ga paham ye bahasa sundaan

"kata mba lin makasih lu baik banget"

"oh iya sama sama"

Setelah membayar mereka kembali berjalan dengan tangan yang saling di taut kan dan di goyang goyangkan, senyum terukir pada masing masing wajah mereka, kegembiraan tersendiri muncul walaupun hanya dengan momen sederhana.

Rintik hujan berlahan turun membuat kesenangan dua sejoli ini berlahan luntur, riki segera menarik rei berteduh pada salah satu teras rumah warga, kalau di lanjutkan jalan mereka akan kehujanan belum lagi disana tidak ada tempat berteduh.

"yah hujan" lirih rei

"kan udah gue bilang pake mobil aja lu sih ngeyel bener jadi manusia"

"ya gimana sih udah lalu juga gausah di inget inget"

Riki memutar bola matanya malas tentunya di lakukan dengan curi curi jika tampak oleh rei tentunya habislah riki, riki membuka jeket yang ia kenakan lalu di pasangkan pada tubuh mungil rei tak lupa ia memeluknya takut gadisnya kedinginan.

Perlahan ia merogoh saku celananya, mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

"hamada jemput saya di jalan xxx"

"baik tuan segera"

Setelah mendapatkan balasan riki mematikan sambungan telfonya lalu kembali menempatkan tangan nya pada punggung rei.

"riki"

"hm"

"gatel"

"hah?"

"badan gue gatel riki"

Riki melepaskan pelukanya dan memincingkan matanya, bintik bintik merah telah muncul pada kulit tangan rei.

"kok bisa, kenapa sayang?" di landa panik sedikit ga ngaruh.

"alergi hujan"

"cik lu sih astaga, bentar jangan di garuk kita ke rs habis hamada dateng"

Rei pun hanya dapat mengangguk lemas, sedari kecil memang ia alergi pada hujan biasanya ia akan lemas dan flu kalau berhadapan langsung dengan hujan tak lupa bintik bintik ini pun mewarnai kulitnya.

Berkali kali rei bersin yang membuat riki sendiri dilanda panik, ia segera menjauhkan tubuh rei dari tetesan hujan yang sekiranya dapat menyentuh tubuh rei, siaga 1 tuan muda.

Mereka melesat menuju rumah sakit terdekat disaat mobil hamada berada di depan mereka, hamada turun dengan menggunakan payung untuk mereka tentunya naoi rei di dahulukan oleh riki.

Setelah bertemu dengan dokter spesialis kulit, dan di beri salep dan obat mereka pulang, tidak diantar untuk kembali ke kos riki malah membawa rei ke apartemen nya.

Riki mendudukan rei pada tempat tidur kamar nya, lalu mengoleskan salep pada pergelangan tangan rei tak lupa juga ia memberi obat untuk di minum rei malam ini, eh iya tentunya telapak tangan nya ia taruh di bawah dagu rei jaga jaga takut rei muntah karna minum obat itu susah bagi rei.

"lu rebahan dulu, gue mau ganti baju baru kesini lagi" ucapnya sambil menutupi tubuh rei dengan selimutnya.

Sekembalinya riki langsung merebahkan diri di samping kekasihnya oiya tak lupa memberikan pelukan untuk gadisnya agar selalu merasakan kehangatan.

my boy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang