" Maaf saya menyusahkan "
-
-
-
-
-
-Jakarta, 02
Naura Nadiandra Seevanya sekarang berada di dalam mobil yang sedang di setir oleh Mang Darni, supir kesayangannya yang sering mengabtarnya dari kecil. Naura kali ini benar benar merasa sangat senang karena tak sabar memberi kabar baik untuk kedua orang tuanya mengenai hasil raport miliknya.
"Assalammualaikummmm! Nauraaa pulangg!" teriaknya turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah.
"Ayahh! Bundaaa" teriaknya lagi, saat masuk kedalam rumah ia sama sekali tak mendapatkan Ayah dan Ibunya.
Dan saat menengok ke arah kolam renang,
"AAAAA!" teriak Naura yang melihat Ayah dan Bundanya yang basah terkena air hujan yang deras dengan tubuh berlumuran darah di taman rumah dekat kolam renang. Mang Darni mendengar hal itu dari luar segera berlari masuk dan mencari sumber suara Naura.
"Non! kenapa non!" panik Mang Darni.
"Astagfirulahhh! Tuannn nyonya!" kaget Mang Darni melihat Naura yang basah terkena air hujan sambil memeluk kedua majikannya yang sudah berlumuran darah.
"Hiks! Ayahh! Bundaa! Kalian kenapa.." tangis Naura semakin pecah, petir dan guntur juga sudah tercampur menjadi satu.
"Mangg! bantuin Ayah sama Bunda mang." Ucap Naura, merekapun langsung pergi ke rumah sakit, namun saat sampai di rumah sakit, Dokter dan perawat lainnya sudah lepas tangan karena keadaan kedua orang tua Naura sudah tak bisa di tangani lagi, mendengar hal itu Naura semakin menangis dengan kencang.
" Masih! Masih bisa kok dokterr "
" Tolongin Ayah sama Bunda.. "
...
Tepat sebulan kepergian kedua orang tua Naura, saat ini ia tinggal di rumah sendirian, karena Mang Darni sudah tak berkerja disana, sebab Naura tak tahu harus memberi gaji lewat mana untuk Mang Darni.
Masalah kematian kedua orang tua Naura juga sudah di selesaikan ternyata penjahat itu adalah karywan milik Ayahnya yang iri dengan pendapatan keluarganya, penjahat itu juga sudah di hukum mati, namun ia masih sangat tidak terima, ia masih saja terus terusan menangis di malam hari.
Rasanya semuanya hilang setelah kepergian kedua orang tuanya, Naura terus terusan menangis dan sedih berlarut sendirian di dalam kamar yang gelap.
"Argh! gus sekarang harus gimanaa!" Teriak Naura di depan cermin sambil menarik rambutnya.
Ternyata malam ini hujan deras, suara petir dan guntur tercampur menjadi satu, tubuhnya juga sudah gemetar sekarang.
"Gue sendirian sekarang.."
"Ayah.. Bunda.. Naura juga mau ikut kalau kayak gini" Ucap Naura mencoba mengambil gunting miliknya.
*tuktuk ( suara ketukan pintu di lantai bawah )
"Siapa.." batin Naura, mendengar hal itu ia turun kebawah untuk mengecek lewat lobang pintu untuk melihat siapa yang di luar, ia melihat sosok Pria seumuran ayahnya dan Wanita seumuran ibunya yang tersenyum sambil bergandengan tangan.
"Kalian siapa.." tanya Naura membuka pintu rumahnya.
"Naura! kamu sudah besar sekarang!" ucap Wanita itu memeluk Naura dengan erat.
"Ayah dan Bunda kamu kemana? mereka tak ada kabar" Tanya Pria itu mengusap kepala Naura, mendengar ucapan itu Naura kembali menangis.
"Hei.. nak! kamu kenapa?" tanya Wanita itu memegang wajah Naura lalu menghapus tangis Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Kamu
Teen Fiction" 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚜𝚎𝚕𝚎𝚜𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚞𝚜𝚊𝚑 " Kisah seorang perempuan yang mencoba melepaskan pasangannya dari masa lalu, karena status mereka sekarang adalah sepasang...