38. Kertas jadul

1.7K 149 15
                                    

"Kertas itu lagi?"
-
-
-
-

Mereka pulang ke rumah, selama perjalanan Senja menceritakan semuanya. Elang dan Galaksi sampai geleng geleng kepala.

"Khaa! laperrr! mauu ituuu tadii mie ayam" ucap Naura.

"Pak, putar balik." Suruh Arkha.

Mereka turun, lalu duduk di tempat yang sudah di sediakan.

"Pak mie ayamnya enam" ucap Arkha.

"Siap den"

"Taman bermainnya gimanaaa?!" tanya Naura.

"Kemaren kita berdua udah tanya tanya sama beberapa warga disini, katanya tanah yang deket jembatan tuh di jual" ucap Galaksi.

"Iya, jadi tanya bisa langsung tanyain aja ke nomor telfonnya. Gue sempet simpen kemaren nomornya nih" ucap Elang.

"Kirim ke gue, biar gue yang nanyain" ucap Arkha.

"Yes!" senang Naura.

"Seneng banget ya?" tanya Arkha menyubit pipi Naura gemas.

"Gue udah punya konsep, kemaren iseng iseng buat bareng si Mute" ucap Senja memperlihatkan desain yang ada di ponselnya.

"Bagus!" ucap Naura tersenyum.

"Galama lagi lulus! dan gue jadi sekretaris Arkha di kantor" ucap Elang.

"Yah! kita berempat doang sekolah" ucap Senja.

"Gapapalah" ucap Galaksi.

"Lo gapapa! kan ada Mute" ucap Senja.

"Eeeee gimana ya" ucap Mute.

"Bentar, mau angkat telfon" ucap Arkha.

"Kayaknya yang jual tanah deh" ucap Elang.

Tak lama selesai telfonan, Arkha kembalu kumpul.

"Siapa?" tanya Naura.

"Aku udah beli, dan semuanya yang bakal urusin orang suruhan ayah. Aku juga nyuruh kalau bisa besok udah siap" ucap Arkha.

"Uhuk! anjir! besok? cepet banget" ucap Elang tersedak karena saking kagetnya.

"Kayak gatau Arkha aja" ucap Galaksi.

"Di bayar berapa ya" ucap Mute.

"Bisa beli rumah kayaknya" ucap Senja.

"Gamungkin besok kha, jangan maksain mereka" ucap Naura.

"Kita lihat besok, udah selesai makan kan semua?. Ayo pulang" ucap Arkha.

...

Sesampainya di rumah, seperti biasa semuanya masuk ke kamar masing masing untuk mengganti pakaian serta bersih bersih.

"Kemaren gue dapet pesan gak jelas, jadul pake kertas" ucap Elang.

"Hah kapan? perasaan kita fokus makan aja deh tadi" ucap Galaksi.

Flashback on

Saat sedang asyik makan, Elbaran ingin menambah seporsi lagi. Ia menghampiri tukang mie ayam itu sambik membawa mangkuknya.

"Mang mie ayamnya nambah seporsi" ucap Elbaran.

Sembari menunggu, Elbaran melihat ada hal mencurigakan di balik sana.

"Kayak si Varo, apa mungkin ikut juga sama si Abigail" batin Elbaran.

Ia mendekat ke arah yang mencurigakan itu, saat mencoba mendekat ada satu tangan yang menahan bahunya.

"Anjing! ngapain ikut ikut kita hah bangsat?!"  marah Elbaran, ia berbalik badan lalu langsung menarik tangan orang asing yang mengenakan serba hitam itu.

Mereka beradu kekuatan, hingga dimana Elbaran di lemparkan pasir. Matanya tak dapat terbuka. Ia mencoba membuka mata, namun malah menemukan remukan kertas di hadapannya.

"[Naura!]"

Pesan tersebut hanya menuliskan nama kekasih sahabatnya.
Ia mengambil kertas itu lalu di sembunyikan ke kantong.

Flashbackoff

"Gue minta, mau gue cek. Kemungkinan ada sidik jari" ucap Galaksi.

Mereka mengunci pintu kamar, Galaksi mengeluarkan alat miliknya yang bisa mengetahui sidik jari seseorang dari benda yang di senuh. Terlihat keren dan mewah, semuanya berwarna silver.

"Kok gak ada ya?" ucap Galaksi.

Disisi lain Arkha dan Naura kini sedang baring bersama ditempat tidur.

"Udah hampir jadi, kita bakal mampir kesana pas pulang sekolah besok" ucap Arkha.

"Beneran?!" tanya Naura memeluk Arkha.

"Iya sayang" ucap Arkha mengusap usap kepala Naura.

*Crangg

Kaca jendela kamar mereka pecah, batu besar dilempar masuk.

Arkha menarik selimut melindungi tubuhnya dan sang istri.

Pintu kamar merrka di buka oleh penjaga. Elang, Galaksi, Senja, dan Mute juga ikut berlari naik ke atas untuk mengecek kondisi Arkha dan Naura.

"Tuan keamanan sudah mencari keberadaan orang yang melempar batu ini"

"Bodoh! kenapa bisa seperti ini hah!!?" marah Arkha, ia benar benar khawatir dengan kondisi sang istri.

Naura hanya menutup matanya sambil memeluk erat Arkha, ia mengira ada penembakan.

"Gapapa kan?" tanya Arkha mengelus pelan punggung Naura.

"Kertas apa tuh!?" tanya Senja.

Penjaga mengambilkan kertas itu, kertas itu penjaga yang membuka.

"[Harus ada yang jadi korban lagi tuan, dan nyonya]"

Arkha benar benar marah sekarang, siapa berani mengancam keluarganya hingga sampai ingin mencari korban. Rahangnya mengeras, pembuluh darahnya benar benar naik.

Ia tak berani lebih marah karena masih ada Naura.

"Kertas itu lagi?" ucap Elang.

Semuanya berbalik menghadap ke Elang. Semuanya menunjukkan tatapan bertanya tanya, Galaksi menepuk jidatnya.

"Maksudnya?" tanya Arkha.

---

Makin terancam makin seru

SEBELUMNYA AKU MINTA MAAF BARU UP, AKU MASIH PINDAHAN GUYS! DAN AKU BENER BENER BARU BISA KEMBALI BERAKITVITAS SEPERTI BIASA TUH MINGGU DEPAN, INI AJA MASIH NGINEP DI HOTEL BUAT NUNGGU KEBERANGKATAN

staytune terus yaaa

jangan lupa vote dan ramein teruss

terima kasih

Antara Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang