~ Part 25 ~

447 21 4
                                    

Pandangan yang masih buram tak membuat Heaven tetap berbaring ditempat. Matanya menelisik lengan tangannya yang sudah terdapat plester perban disana. Yang berarti tranfusi darah untuk Leon hari ini sudah selesai.

Tak ingin berlama lama diruangan kosong tersebut. Heaven mengambil jaket miliknya yang tersampir dikursi. Entah sudah berapa lama ia beristirahat disana hingga keluarga yang menemaninya tadi sudah tak ada ditempat itu.

Bunyi decitan pintu dari ruangan tersebut mengalihkan fokus Heaven dan mendapati Dr Katlyn yang tengah berada di ambang pintu tersenyum hangat padanya.

Dr Katlyn lah yang selama ini mengurus semua permasalahan tentang tranfusi darah yang selalu Heaven lakukan untuk Leon. Bahkan tak heran karena sudah sangat dekat dengan keluarga Leon, Dr Katlyn jadi tau tentang asal usul apa yang terjadi pada keluarga mereka, termasuk Heaven.

"Udah mau balik Heav?" tanya Dr Katlyn.

"Iya ini lagi siap siap tan"

"Nggak sebaiknya istirahat dulu? Kamu masih keliatan pucat" khawatir wanita itu.

"Udah biasa entar juga baik sendiri" jawab Heaven kemudian meraih sekotak susu yang berada ditangan Dr Katlyn yang ua yakini untuknya.

Heaven yang telah asik menyeruput susu kotak itu terhenti kala dokter Katlyn kembali bersuara.

"Heav" panggil Dokter Katlyn membuat Heaven mengangkat sebelah alisnya.

"Nggak sebaiknya kamu berhenti dengan semua ini? Kalau terus terusan seperti ini kondisi tubuh kamu juga akan terkena dampak bahaya kedepannya"

Heaven berpikir sejenak mendengarnya namun pada akhirnya pemuda itu mengangkat bahunya acuh lalu tersenyum pada dokter wanita itu.

"Terserah, yang penting Heaven yakin suatu saat nanti orang orang bakal sadar kalau Heaven itu berguna dikehidupan mereka bukan sekedar bisa numpang hidup aja" ucap Heaven tersenyum.

Dokter Katlyn tersenyum tipis mendengarnya. Perlahan ia mengusap lengan milik anak muda itu yang masih saja bisa tersenyum. Padahal tidak ada yang sedang baik baik saja dihidupnya itu.

"Yaudah tapi setidaknya berhenti rahasiain hal ini dari teman teman kamu" ucapnya lagi.

Heaven mengangguk mengerti walaupun hal itu tak mungkin ia lakukan.

"Ini urusan Heaven tan gak usah jadi beban mereka juga"

"Entar Gerald nangis lagi. Tau sendiri kan anak tante itu cengeng nya minta ampun" gurau Heaven meski memang itu kenyataannya.

Selama ini memang Dokter Katlyn sekaligus ibu dari Gerald yang menjadi dokter di rs tersebut selalu memberikan perhatian lebih pada pasien nya satu ini. Karena ia sudah menganggap teman Gerald sebagai anaknya juga. Namun hal ini masih tersimpan baik diantara keduanya karena Heaven sendiri yang meminta untuk merahasiakannya dari teman temannya bahkan dari Gerald, anaknya sendiri.

"Yaudah Heaven pamit. Assalamualaikum"

"Khawatirin aja pasien yang lain tan masih banyak" pamit Heaven.

***

Verren berjalan anteng dikoridoor sedang kedua tangan dimasukkan ke dalam saku sembari menikmati alunan musik yang masuk melalui headsetnya.

Ada banyak siswa dan siswi yang berdesak desakan disekitar mading yang baru saja mengeluarkan berita terkini. Beberapa hari kedepan kelas xii ipa dan ips akan melaksanakan program tahunan mereka yakni study tour luar kota. Kali ini SMA Rajawali memutuskan kota Makassar sebagai tujuan study tour mereka yang berlangsung selama lima hari.

Titik AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang