~ 46. Mode bucin on ~

426 20 3
                                    

Apa yang akan kalian lakukan jika hari bertepatan dengan tanggal libur?

Jalan jalan ke mall? Rekreasi ke pantai? Atau memilih menghabiskan waktu dengan menonton film dirumah?

Seperti yang Aizha lakukan sekarang. Memang sudah menjadi kebiasaan Aizha sejak duduk di bangku SMP. Setiap hari libur gadis manis itu akan menghabiskan waktu dengan menonton film. Jika biasanya sendiri kali ini dia bersama dengan seorang pemuda yang sejak semalam tak ingin lepas berada disampingnya.

Bahkan sebelum tidur tadi malam mereka berdua kembali berdebat kecil ketika Verren bersikukuh tidur bersama Aizha. Meski beberapa kali Aizha menolaknya mentah mentah namun pada akhirnya gadis itu menurut.

Tak jauh berbeda dengan sifat Verren semalam. Pemuda itu kembali lengket dengan istri kecilnya itu. Sepasang kekasih itu berada diatas kasur yang sama. Dengan posisi Aizha duduk bersila menonton drakor dari laptop Verren. Yang menjadi salah satu alasan Verren agar bisa dekat dengan Aizha seharian.

Tak ingin kalah. Posisi Verren jauh terlihat lebih nyaman. Pemuda yang memainkan game online di ponselnya merebahkan kepala diatas pangkuan Aizha. Sesekali menuntun tangan gadis itu untuk mengelus kepalanya. Dengan posisi tersebut Verren yakin bisa betah seharian dirumah.

"Ck!"

Suasana yang tadinya hening kini buyar dengan gerutu kecil Verren. Pemuda itu membuang asal ponselnya merasa kesal karena sampai detik ini ia belum sekalipun memenangkan permainan dari aplikasi itu. Hendak mencari ketenangan Verren berbalik menghadap perut rata milik istrinya itu. Memeluk pinggang ramping gadis itu, sesekali menduselkan kepalanya diperut Aizha yang dilapis baju oversize miliknya. Ingat milik Verren!

"Kenapa hm?" tanya Aizha merasakan Verren bergerak tak nyaman disana.

Gadis itu masih setia mengelus rambut Verren dengan fokus pada monitor laptop menunggu Verren buka suara.

Pemuda itu mendongak menatap Aizha dari bawah. Terlihat jelas raut kesal dari wajah Verren hingga bibir pemuda itu mengerucut kesal. Aizha terkekeh melihat tingkah menggemaskan itu. Ia baru menyadari ternyata Verren selalu punya sisi imut seperti ini.

"Kalah lagi?" lembut Aizha membuat Verren berdehem malas.

"Kok bisa?" tanyanya lagi sembari mem-pause drama yang ditontonnya.

"Karena ini!" Verren mengangkat sebelah tangannya yang Aizha perban semalam.

Diantara luka yang didapatkan Verren kemarin memang luka ditelapak tangannya yang paling parah. Pasalnya luka tusukan pisau itu cukup dalam merobek bagian itu. Harusnya itu ditangani oleh dokter namun lagi lagi sifat keras kepala dari Verren itu yang menghentikan niat baik Aizha. Alhasil karena khawatir luka itu akan infeksi Aizha-lah yang membalutnya perban.

"Susah tau gerakinnya" dumel Verren.

"Terus mau gimana. Lepasin gitu biar infeksi?" tanya Aizha tak suka.

Verren balik menatap Aizha yang menatapnya tak suka.

"Makanya kalau nggak mau pakai gitu jangan berantem"

"Kok malah ngomel sih?" Verren menciut melihat lirikan sinis Aizha.

"Soalnya lo nyebelin! Itu kan demi kebaikan lo juga  biar cepat sembuh" Verren menegapkan tubuh cepat.

Mendengar intonasi ucapan Aizha yang mulai tak mengenakkan Verren langsung menarik tubuh mungil itu masuk ke pelukannya. Menghujami kecupan pada kepala Aizha penuh sayang.

"Jangan marah sayang, Verren nggak lepasin kok" lembut pemuda itu.

Aizha masih berusaha menyadarkan diri dari perbuatan Verren itu. Gadis itu hanya mampu menatap Verren tanpa berkedip yang dengan santainya tersenyum manis padanya. Jika saja para gadis diluaran sana yang mengidolakan Verren berada diposisinya seperti ini mereka akan berteriak histeris. Sumpah suaminya ganteng banget!!!

Titik AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang