Aizha membuka ragu kenop pintu kamar yang ia yakini milik psikopat itu. Setelah sampai, gadis itu langsung dipersilahkan oleh Bunda Alika untuk menemui Verren dikamarnya.
Awalnya ia ragu namun hatinya juga untuk menolak pergi dari tempat itu.
Hal pertama yang netra matanya tangkap adalah Verren yang tengah berdiri termenung menatap kosong darahnya yang terus menetes ke lantai.
Aizha berjalan penuh kehati hatian masuk kedalam menghindari semua pecahan-pecahan kaca yang memenuhi lantai membuat atensi Verren teralihkan hingga kini menatap sepenuhnya kepada Aizha. Gadis itu tak bisa berbohong kalau hanya dengan melihat tatapan itu sudah membuat bulu kuduk nya merinding, ditambah lagi melihat darah yang berceceran dilantai.
Seketika tubuhnya panas dingin, memori otaknya seakan merekam ulang kejadian dimana ibunya tertabrak hari itu. Yah trauma itu akan muncul jika terus terusan melihat pemandangan berupa darah seperti sekarang. Namun melihat tatapan memelas dari bunda Alika membuatnya harus melawan rasa trauma itu kali ini.
"Faren... Faren.. " decak Aizha berusaha untuk tetap santai
Bener nggak sih namanya faren?
"Sampai kapan lo mau bertingkah seperti ini? " tanya Aizha remeh
Mendengar penuturan Aizha yang terkesan meremehknnya membuat Verren menggeram tertahan ditempatnya
"Sampai semua orang ngatain lo gil..
Baakkh
Tubuh Aizha terdorong hingga membentur meja belajar yang ada dibelakangnya akibat perbuatan Verren yang tiba tiba mendorong tubuhnya.
"Nantang lo?! " marahnya
"Nggak, mau nyadarin lo aja kalau semua yang lo lakuin itu. Nggak. Ngotak. " tekan Aizha
Pcheekk krrkk!!
Pisau yang ada ditangan Verren menancap tepat satu cm disamping wajah Aizha membuat nafas gadis itu tertahan di tenggorokan nya.
Tidak jauh beda dengan bunda Alika dan Varo yang menyaksikannya ikut panik akan hal itu.
"Gue cuman mau bantu lo aja"
"Lo pikir lo bisa hah?! Percuma" bentak Verren
Aizha tidak menjawab, gadis itu justru mengambil pisau yang tertancap disebelahnya kemudian menyerahkannya kembali di tangan Verren. Sejurus setelah nya tangannya menarik tangan Verren yang memegang pisau itu dan mengarahkan nya pada lehernya sendiri hingga dapat ia rasakan pisau itu menyentuh kulit lehernya.
"Bunuh gue kalau itu buat lo tenang" anteng nya
Bukannya menerima permintaan Aizha hal itu justru membuat Verren mengernyit bingung plus terkejut dengan segala tingkah gadis itu? Emang cewek aneh.
"BUNUH GUE! " bentak Aizha menekan pisau tersebut di lehernya
Suara bentakan tersebut seakan meredam suara bisikan-bisikan yang sedari tadi menghantui Verren.
Hingga satu tetes darah berhasil mengucur dari leher Aizha akibat tekanan pisau itu. Entah apa yang terjadi, Verren yang melihat itu justru mendadak tak rela melihat ia baru saja melukai gadis itu.
Tangannya yang menggenggam pisau itu seakan kehilangan daya hingga dijatuhkan begitu saja. Sepertinya kesadarannya mulai kembali?
Sedangkan Aizha yang menangkap raut wajah Verren yang mulai berubah mengangkat sedikitpun senyuman nya. Setidaknya ada yang berubah kan?
"Udah selesai? " tanya Aizha
Verren terbungkam benar-benar tak mengerti apa yang terjadi? Bahkan disaat dirinya masuk kedalam pelukan gadis itu ia hanya diam tak bergeming di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Akhir
Fiksi RemajaBudayakan follow sebelum membaca okee (Sequel cerita Xander) .... "INI HIDUP GUE, GUE YANG ATUR?!" .... "Sekalipun lo mati gue nggak peduli" .... "Gue harap suatu saat nanti lo bakal nyesel!" .... "Lo boleh ambil semuanya, tapi gue mohon jangan dia...