~ Part 10 ( Sah?!) ~

605 26 1
                                    

Dear life

Nikah muda? Hal yang sama sekali tak pernah terlintas dibenakku. Bahkan menikah menjadi list terakhir dalam harapanku. Tapi mungkin ada yang salah antara hubungan ku dengan dunia ini.

Bukankah nikah tak termasuk hal kekonyolan untuk dunia. Namun mengapa dunia seakan membuat hal tersebut menjadi konyol dihidupku?.

Cita cita yang tertulis di akhir, mengapa menjadi yang pertama tercapai? Haruskah kuulang naskah hidup ini. Agar semua kembali tersusun rapi. Aku belum sanggup dengan semua ini.

=Aizha brenithya dira

Aizha menutup buku diarynya seusai menulis disana. Mengambil sebuah amplop yang didesain mewah atau biasa kita sebut dengan kartu undangan.

Tertera nama lengkapnya dan Verren disana sebagai calon pengantin. Tak lupa tanggal acara tersebut yang akan dilaksanakan besok.

Masa mudanya seakan direnggut paksa oleh takdir ini dengan berakhirnya malam ini. Aizha membaringkan tubuhnya yang terasa lemah akibat semua ini. Mengambil foto ibunya yang terselip di bawah bantalnya, memeluknya erat. Malam yang sunyi itu membuat tangisnya tak bisa terbendung.

Mungkin malam ini, dia akan menghabiskan nya dengan meratapi nasibnya.

Tanpa ia sadari, seorang pria paruh baya berdiri diambang pintunya. Mendengarkan tangisan putrinya itu dengan menunduk.

Maafin ayah

*****

"SAH!! "

Semua tamu yang hadir bersorak melihat sang mempelai pria mencium kening mempelai wanitanya setelah tadi Aizha mencium punggung tangan pemuda itu.

Mungkin hanya detakan jantung Aizha yang berdebar tak karuan sekarang melihat raut Verren sama sekali tak pernah berubah, datar.

Sesekali ia melempar senyum pada tamu yang datang pada mereka untuk mengucapkan selamat pada pasutri baru itu. Tidak tau saja mereka kalau semua itu hanya akting semata. Bahkan mata Aizha bengkak karena menangis semalaman namun make up zaman sekarang memang tak bisa diragukan lagi hingga mampu mempoles wajah kesedihan gadis itu.

Tamu-tamu yang datang pun hanya sebagian kecil dari keluarga kedua belah pihak. Seperti permintaan mereka berdua, jadi jangan harap teman Verren ada disana.

Aizha memakai gaun pengantin selutut bewarna putih dengan taburan pernak penik mengkilap. Ditambah perhiasan di rambutnya yang senada dengan gaunnya. Sedangkan Verren sendiri terlihat sepenuhnya tak bisa merubah raut cueknya itu. Dan untuk pertama kalinya pemuda itu memakai tuxedo serta gaya rambut yang ditata rapi, sangat berbeda dari biasanya. Namun hal tersebut tak mengurangi ketampanan pemuda itu justru membuat nya terlihat dewasa dan berwibawa.

Selama proses menjamu tamu. Mata Aizha selau tertuju pada sosok ayahnya yang juga hadir bersama Mira. Keduanya terlihat begitu dekat bahkan sampai melupakan kalau anaknya yang satu lagi tengah melangsungkan pernikahan nya. Ia menghela nafasnya pelan berharap ia tak menangis di situasi ini.

Disisi pandang Verren pula. Pemuda itu nampak menatap malas para tamu yang entah kapan baliknya. Bolehkah dia izin keluar, atau mungkin menyewa orang lain saja untuk menggantikan nya dengan berdiri tak jelas seperti ini?

Dalam lamunannya itu, tak sengaja menatap sosok direktur baru perusahaan hugo yakni pengganti ayahnya.

Kalian pasti ingin tahu siapa penggantinya. Jawabannya adalah mantan sekretaris perusahaan tersebut sekaligus ibu tiri dari Verren.

Titik AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang