~ Part 28 ~

388 17 10
                                    

Dengan keadaan basah kuyup Verren berlari-lari tergesa di lobi Rumah Sakit membawa Syera ke ruang UGD agar ditangani dengan cepat. Pemuda itu berhenti di depan ruangan tersebut bersamaan dengan diambil alihnya tubuh Syera oleh beberapa petugas medis di sana. Mata Verren menatap sekitarnya dengan pikiran berjelajah ke mana-mana memikirkan bagaimana caranya memberitahu keluarga gadis itu sekarang?

Tak sampai genap semenit berpikir tangan pemuda itu mengambil ponselnya. Mengacaknya sebentar dengan masukkan nomor kontak Syera disana. Dan berhasil, nomor itu akhirnya disadap oleh Verren. Bukan tanpa sebab pemuda itu hanya ingin mengetahui nomor kedua orang tua gadis itu agar bisa menghubunginya langsung. Setelah mendapatkan apa yang ia mau Verren pun menghubungi ibu Syera dan menjelaskan apa yang terjadi pada putrinya.

Verren meletakkan ponselnya lalu mendudukkan dirinya pada kursi penunggu yang ada di sana menunggu kedatangan orang tua Syera. Tak ada hal lebih yang dilakukan pemuda itu hanya menatap kosong ruang UGD di depannya yang masih tertutup. Satu nama terlintas di benaknya siapa lagi kalau bukan Aizha. Pemuda itu mengusap wajahnya gusar ketika mengingat pertengkaran dan perkataan kasar yang ia ucapkan tadi pada Aizha.

Tapi yang ia khawatirkan sekarang apakah gadis itu masih berdiri di bawah guyuran hujan yang tak kunjung reda ini?

Lamunan Verren buyar kalau mendengar hentakan kaki yang berlari mendekatinya. Sepasang suami istri yang ia yakini adalah orang tua Syera.

"Dimana Syera?" tanya wanita paruh baya yang terlihat sangat panik

"Lagi ditangani dokter tan" jawab Verren seadanya sambil melirik ruangan tersebut.

Terdengar sedikit helaan nafas lega dari pasangan tersebut mendengar penuturan dari Verren.

"Makasih udah bawa Syera kesini"

Verren mengangguk lalu melirik pada jam tangannya yang sudah menunjukkan larut malam membuatnya mau tak mau harus mengundurkan diri dari hadapan mereka.

"Maaf tapi saya harus pamit masih ada urusan lain" ucap Verren pada akhirnya.

"Iya silakan sekali lagi terima kasih nak"

Sebelum ia benar-benar pergi Ibu Syera kembali mencegatnya dengan bertanya. "Kamu pacarnya Syera?"

Verren menoleh, tanpa berpikir panjang lagi ia menggeleng pasti.

"Bukan, cuman temen"

***

Sedangkan disisi Aizha. Bukannya menghangatkan diri setelah basah kuyup di luar. Gadis itu malah memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam bathtup hingga seluruh kepalanya masuk ke dalam kubangan air dingin.

1detik...2detik...3detik...

Belum ada tanda-tanda gadis itu akan keluar dari sana untuk menghirup kembali oksigen. Hingga semenit berlalu Aizha masih setia menenggelamkan dirinya.

Suara dering ponsel yang berada di westafel menghentikan tingkah bodohnya itu. Ia meraup sebanyak banyaknya udara yang seakan menipis di paru-parunya.

Aizha mengangkat panggilan tersebut melihat nama bunda Lika tertera di sana.

..."Assalamualaikum Aizha"... Sapa Bunda Lika disebrang sana.

"wa'alaikumussalam Bunda"

..."Bunda lagi kepikiran aja sama Aizha. Aizha baik-baik aja kan di sana?"...

Bak tersentil sesuatu yang tak kasat mata di sana Aizha menggeleng lemah. Tidak ada yang sedang baik-baik saja pikirnya. Meski detik selanjutnya ia harus tersenyum berpura-pura untuk menahan rasa sakit ini.

Titik AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang