~ Part 15 ~

444 24 2
                                    

Jora menatap ragu sapu tangan pemberian dari Heaven melihat Aizha yang sesegukan dari pintu Rooftop yang sedikit terbuka. Haruskah dia masuk? Jora mengetuk perlahan pintu itu membuat Aizha yang menangis di dalam buru-buru menghapus air matanya. Namun bersamaan dengan itu suara gaduh terdengar di bawah tangga sana membuat Jora menoleh ke bawah. Matanya fokus pada gadis yang terjatuh dengan buku-buku yang berserakan dilantai.

"Gitu aja gak bisa lo!" Lauren membentak adik kelasnya yang tak becus itu.

"Ini kan berat kak. Kakak sih gak mau bantuin aku tau nya cuman ngomel" gerutu gadis itu sembari memunguti buku-buku yang terjatuh.

Jora sempat tertegun melihat Lauren bersama gadis yang ditemuinya tadi. Apakah dia juga dibully?

Ngapain tuh cewek? - batin Jora

"Jora?" Suara Aizha itu membuat Jora sedikit tersentak.

"O-oh Aizha hai" sapanya kaku.

Aizha menatap jora dalam lalu beralih pada genggaman tangannya sendiri yang masih memegang kertas sticknotes tadi.

"Lo gapapa? Tanya Jora khawatir melihat mata Aizha semakin sembab.

Aizha menunduk lalu menghembuskan nafas nya pelan "Nggak..dan lo itu Jor" lemahnya.

Jora ikut menghela. Ia menyodorkan sapu tangan tadi pada Aizha. Gadis itu tersenyum nanar melihatnya lalu sedikit senyumnya terbit melihat diujung sapu tangan itu terukir huruf J.

"Jadi selama ini bener lo orang--

"CEPETAN!" Teriak Lauren membuat ucapan Aizha terpotong.

Sontak saja mereka menoleh dan mendapati Lauren dan gadis tadi masih di sana.

"Iih sabar dong kak. Tangan aku pegel nih bukunya banyak banget istirahat dulu"

"GAK! Buruan sana"

"Kakak marah marah mulu entar tua loh jadi nenek lampir" polos gadis itu.

"Siapa lo kata nenek lampir hah?!" Bentak Lauren tak terima.

"Kakak lah masa aku. Aku kan gak marah--

Plak!

Satu tamparan dari Lauren melesat tepat mengenai pipi gadis itu. Membuat Jora mengumpat dalam hati dan refleks mendekati kedua gadis tersebut. Diikuti oleh Aizha yang juga sedikit terkejut mengikuti langkah Jora dari belakang.

Lah cewek yang ngasih salep itu? - batin Aizha

"Bisa gak sih lo jadi cewek gausah kasar?!" Tajam Jora.

"Apa urusannya ama lo! Mau gue kasar kek lembut kek bukan urusan lo juga!"

"Minggir! Tekan lauren melihat gadis itu langsung bersembunyi di belakang jora.

"Gak. Lo yang minggir" Jora berusaha bersikap tenang.

"Apaan sih--

"GUE BILANG MINGGIR DARI HADAPAN GUE!" Marah Jora.

Shit! Lauren mengumpat dalam hati namun tetap menuruti ucapan pemuda itu. Walaupun terlihat humoris Jora kalau marah seram juga.

"Huft leganya nenek lampir udah pergi" gadis tadi merenggangkan otot-otot tangannya tak mempedulikan sama sekali pipinya yang memerah akibat tamparan tadi.

"Tolol" sinis Jora

"Gak boleh marah ntar jadi kakek Lampir"

"Emang ada?"

"Ada. Dia pernah datang ke rumah aku"

"Jadi kakek mampir dong" kekeh Jora kembali pada tabiatnya.

"Iya juga ya" polos gadis itu berpikir.

Titik AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang