~ Part 42. Salah paham ~

372 24 4
                                    

Pantaskah ku berharap disaat bukan diriku yang kau harapkan?

_______

__

_

Masih pagi saja Aizha sudah dibuat kelimpungan oleh tingkah Verren. Kadang ia benar-benar tidak mengerti dengan sifat suaminya itu. Verren dengan mode irit ngomongnya saja sudah membuatnya repot apalagi jika pemuda itu dalam mode banyak omong seperti sekarang. Entah apalagi yang ada di pikiran Verren hingga tak memberikannya izin pergi sekolah pagi ini. Padahal sebentar lagi waktu bel sekolah akan berbunyi.

Aizha yang sudah lengkap memakai seragam sekolah menatap kesal sang pelaku yang dengan santainya berdiri menghalangi pintu. Masih dengan memakai baju rumahnya.

"Verren minggir!" geram Aizha.

"Gak"

"Ver--

"Nggak"

"Ish Verren gue mau sekolah entar telat!"

"Gue gak izinin lo pergi hari ini" mutlak Verren.

"Lo kenapa sih?! Minggir nggak, gak usah ngatur gue!" kesal Aizha.

"Dosa loh nggak nurut sama suami"

"Bacot! Banyakan juga dosa lo"

Perlu kalian tahu Verren sangat tidak suka jika Aizha ngomong kasar seperti itu. Pemuda itu menarik tubuh Aizha hingga tak ada jarak di antara mereka.

"Ulang! Ngomong apa tadi?" dingin Verren.

"Mau gue cium hm?" lirih Verren terdengar menahan amarahnya.

Jika suatu situasinya sudah seperti ini nyali Aizha akan menciut. Terlebih lagi ketika melihat tatapan tajam Verren yang mengintimidasinya membuat Aizha langsung menggeleng cepat.

"K-kalau gitu biarin gue lewat" rengek Aizha.

Verren yang menyadari raut wajah takut dari istrinya itu buru buru memeluk tubuh mungil itu. Kepalanya ia sandarkan di bahu Aizha.

"Kenapa ngebet banget sih pergi sekolah?" tanya Verren kali ini dia yang kesal.

"Gue udah banyak ketinggalan pelajaran Verren" jawab Aizha mencoba tetap bersabar.

Terdengar helaan nafas dari pemuda itu yang masih setia memeluknya. Verren sendiri bahkan tidak mengerti dengan apa yang dilakukan dirinya sekarang. Ia tak rela jika Aizha harus jauh darinya, di samping itu ia juga takut bisa saja Aizha bertemu dengan pelaku teror yang akhir akhir ini selalu membuntuti mereka berdua.

"Kenapa sih Ver?" tanya Aizha lembut.

Verren mengendurkan pelukannya hingga Aizha dapat melihat wajahnya. Bibir pemuda itu maju beberapa senti akibat cemberut.

"Nggak mau ditinggal" lesu Verren justru terlihat menggemaskan di mata Aizha.

WHAT?!!

Ini beneran Verren?!

Mata Aizha membulat sempurna sangking tak percayanya. Kemana Verren yang selalu bersikap cuek dulu?. Si psikopat kejam yang tak henti-hentinya melukai dirinya sendiri, kenapa tiba-tiba bertingkah seperti ini?.

Titik AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang