⟨03.⟩ Under the table

4.4K 158 7
                                    

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷
Happy Reading




Jaemin kini sedang menikmati sarapannya dengan kakak ipar yang juga menikmati sarapannya, sedangkan Taeyong dia masih sibuk kesana kemari dan belum sempat menyantap sarapannya.

Jaemin melirik kakak iparnya, lalu tersenyum miring, "Tadi malam itu benar benar menyenangkan." Ucapnya sebelum menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

Keduanya bersitatap, dengan Jaemin yang tersenyum mengejek ke arah Jaehyun.

Jaehyun mendengus, "Benar, itu cukup menyenangkan." Di akhiri dengan tawa geli.

"Cih,"

Atensi Jaemin teralih saat sang kakak duduk di samping suaminya, ia nampak begitu lelah.

"Setidaknya pekerjaan seorang art kak," ucap Jaemin.

"Kakak masih sanggup jadi—,"

"Wajahmu pucat akhir akhir ini," sindir Jaemin, "Sekali kali rawat dirimu sebelum merawat yang lain." Lanjutnya.

Taeyong terdiam, apa penampilannya seburuk itu? Tapi jika di perhatikan memang iya, ia bahkan tak memiliki banyak waktu untuk memoles wajahnya dengan make up karena di sibukkan dengan pekerjaan rumah dan juga butiknya.

Jaehyun berdehem, sangat canggung.

"Terimakasih karena telah peduli padaku Na, kakak akan melakukan seperti yang kau bicarakan."

"Aku tidak bermaksud menyinggung kakak ku sendiri, aku hanya peduli, kakak mengerti kan?,"

Tidak ada maksud lain sebenarnya, ia hanya kesal melihat kakaknya yang kelelahan karena pekerjaannya yang terlalu banyak, sesekali seorang harus memanjakan dirinya sendiri kan?.

Seperti dia sendiri contohnya, menikmati hidup lebih banyak sebelum terbelenggu dalam jeratan seseorang.

"Iya, tentu saja, terimakasih."

Setelah percakapan itu berakhir, ketiganya kembali menyantap sarapan mereka dengan tenang tanpa bersuara.

Jaemin itu bukan hanya liar, dia juga jahil.

Kaki jenjang tanpa alas kaki itu di luruskan sejajar dengan tinggi kursinya, lalu dengan jahil mulai menggesekkan telapak kakinya pada pada kakak iparnya, wajahnya cukup tenang tapi kaki nya bergerak cukup liar di bawah sana.

Dan Jaemin bisa melihat wajah Jaehyun yang memerah bak kepiting rebus, dia itu takut atau terangsang, itu yang sedang Jaemin pikirkan.

Kaki Jaemin mulai berani, naik lebih ke atas, menggesekkan jempol kakinya ke paha bagian dalam kakak iparnya.

Uhukk!

Taeyong segera memberikan segelas air ke suaminya, memijat tengkuk nya dengan khawatir.

"Pelan pelan sayang,"

Jaemin menurunkan kakinya, tertawa tanpa suara melihat reaksi berlebihan itu, menyenangkan sekali rasanya menggoda kakak iparnya di samping istrinya secara langsung.

"Nana,"

Jaemin berdehem

"Tidak kuliah?," tanya Taeyong.

"Kuliah, hari ini kelas siang."

"Apa mengambil jurusan seni menyenangkan?,"

"Sangat, cocok dengan selera ku dan tidak membosankan." Ujarnya, Jaemin bangkit dari duduknya dan menaruh piring ke wastafel.

"Tentang tatto di lenganmu, apa kakak boleh memiliki yang seperti itu?,"

"Sayang," seru Jaehyun.

Jaemin menggeleng, ia duduk di depan kakaknya lagi lalu meneguk segelas air hingga tandas.

"Kenapa? Kakak ingin juga." Rengeknya.

Ia menghela nafas, melirik Taeyong dan Jaehyun bergantian.

"Ular tidak cocok dengan kakak,"

"Kenapa begitu."

"Berbisa, dan juga—ini lebih cocok hanya padaku." Jaemin tersenyum, lalu berlalu meninggalkan area dapur menuju ke lantai atas, kamarnya.

Kakak nya itu tak punya bisa, taring dan juga kemampuan untuk mengikat untuk bisa di sebut ular seperti dirinya, kakaknya itu terlalu naif menurut nya.


-ˋˏ✄┈┈┈┈


Jaehyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, hari ini perkerjaan nya tak terlalu banyak jadi dia bisa pulang lebih cepat.

Ia segera mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, tubuhnya cukup lelah untuk dia menaiki 20 anak tangga, jadi dia memutuskan menghilangkan penatnya terlebih dahulu.

Sangat sepi pikirnya, seperti nya sang istri belum pulang dari butik, akhir akhir ini butik istrinya cukup terkenal di antara para istri pembisnis sepertinya.

"Oh! Cepat sekali pulangnya." Seru Jaemin.

Jaehyun mendengar suara tak asing itu membuka kelopak matanya melihat adik ipar yang tengah berjalan ke arahnya dengan membawa segelas jus jeruk di tangannya.

"Mau?," tawarnya setelah duduk di samping Jaehyun.

"Boleh," tangan Jaehyun terulur, ingin menerima gelas berisi jus itu.

Tapi sebelum sampai di tangannya jus itu lebih dulu di minum oleh Jaemin, lantas segera ia tarik tengkuk kakak ipar nya lalu mempertemukan bibir keduanya, hingga jus itu luruh dengan sendirinya masuk ke dalam rongga mulut Jaehyun.

Glekk...

Jaehyun menelannya, tapi itu tak membuat ciuman itu berakhir, bahkan Jaemin mulai merangkak dan naik ke atas pangkuan Jaehyun.

Jaemin melepaskan pangutan itu, mengusap air liur yang membasahi bibir kakak ipar dengan jarinya, lalu mengisap jari itu dengan sensual.

Jaehyun tak bisa berkata-kata, cukup takjub dengan keberanian lelaki yang duduk di pangkuannya.

"Bagaimana rasanya?," tanya Jaemin dengan senyumnya yang nakal.

"Lebih enak dari pada harus meminumnya dari gelas." Jawab Jaehyun, matanya tak lepas dari wajah adik iparnya.

Jaemin memebelai rahang tegas itu, menatap pahatan wajah itu penuh puja, dahinya ia tempelkan pada dahi pria di bawahnya.

"Kakak ipar, kau tau kan jika tak ada manusia yang bisa bermain main dengan bisa."

Jaemin menangkup wajah Jaehyun, "Hanya beberapa manusia yang bisa lolos dari gigitan ular berbisa, dan ku harap kau bukan salah satunya."

Ungkapan itu bukan hanya di mulut belaka, karena Jaemin tak akan membiarkan mangsanya lepas begitu saja.

Sepertinya Jaehyun bermain dengan orang yang salah.

Tbc.
꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷

Bisa di bilang aku triple update yakan?

Masa sih nggak dapat vote hehe

Mulai besok sampai tanggal 2 nggak bisa update kayaknya, liburan dulu nggak sih.

Playing With Fire | 2Jae | Jaehyun & Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang