⟨09.⟩ In the rain

1.9K 100 4
                                    

Cuma mau bilang kalau disini banyak part yang positif sekali.

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷
Happy Reading

Suara musik menggema disana, disebuah ruang karaoke berisikan beberapa orang yang tengah menikmati minumannya disana, hingga beberapa orang telah pingsan akibat mabuk berat.

"Hey Jaemin bagaimana dengan taruhan kita? Kau tidak berhasil meniduri Mingyu kan?."

Jaemin tersenyum miring, lalu meletakkan ponselnya di atas meja di dekat temannya itu, dimana terdapat sebuah foto yang menampilkan hal intim disana.

"Ishh sialan! Satu jutaku CK!," Haechan merengek, merasa menyesal karena telah mengajak Jaemin untuk taruhan walaupun tahu jika pasti dia kalah.

"Jadi jangan remehkan kehebatan Na Jaemin lagi tuan Lee Haechan yang terhormat."

Haechan berdecak bagaimana temannya itu menganggap bahwa dirinya hebat hanya dengan berhasil merampas satu juta dari tangannya dengan tidur bersama Mingyu.

Benar mangambil satu juta tanpa bekerja keras itu hebat.

Tidak, bahkan Jaemin sangat bekerja keras untuk itu, dengan mengajak seorang untuk tidur bersama apalagi dia belum lama menikah adalah hal sulit, tapi dengan kehebatan nya dia berhasil.

Haechan meletakkan sebuah jam tangan di atas meja, lalu melirik Jaemin dengan sinis.

"Itu tertinggal di kantor suamiku, dan aku sangat baik hati hingga mengembalikan itu padamu."

Jaemin tersenyum, lalu mengambil itu begitu saja tanpa tahu malu. Ia bahkan dengan santai memasang itu pada pergelangan tangannya, tak memperdulikan bagaimana canggung yang mungkin ada setelah ketahuan bersenggama dengan suami sahabatnya sendiri.

"Haechan, bagaimana dengan tawaranku kemarin?."

Haechan menatap sahabatnya heran, tawaran apa memangnya yang temannya maksud, karena selama ini mereka telah banyak melakukan tawar menawar.

"Barter suami, aku rasa aku ketagihan dengan penis suamimu..."

Sangat tenang, berbanding terbalik dengan ekspresi wajah lawan bicaranya.

"Bangsat!"

"Hey kita bisa negosiasi sedikit..."

-ˋˏ✄┈┈┈┈

Jaemin menyesap rokok yang ia apit di antara jemarinya, sambil melihat bagaimana bulan tertutupi oleh awan hitam diatas sana, ah nampaknya akan segera hujan, padahal ia akan bertemu dengan seorang malam ini.

Nampaknya ia akan lebih memilih tidur di atas ranjangnya ketimbang harus keluar rumah dan berakhir terjebak hujan nantinya.

Jujur dia tidak suka sesuatu yang lembab selain itu dari bersenggama.

"Hey Na kau sedang apa?."

Jaemin bisa merasakan bagaimana sebuah tangan bertengger di pinggang nya juga rasa hangat yang kini menempel di punggungnya.

Mata itu tertutup saat merasakan kenikmatan yang ia dapat dari lehernya, dimana sang kakak ipar bermain dengan lidah nya disana.

"Nampaknya istrimu belum pulang hingga kakak ipar seberani sekarang."

Jaehyun mendengus, bagaimana itu adalah sebuah fakta sekarang, tadi Taeyong mengabari jika ia akan pulang sedikit terlambat malam ini.

Istri nya tidak di rumah dan cuaca nya cukup dingin, sangat cocok untuk bercinta dan berbagi kehangatan di atas ranjang bukan?.

Jaemin membiarkan kakak iparnya bermain sesukanya pada tubuhnya, bagaimana saat saat seperti ini adalah hal yang paling ia suka.

"Bagaimana, apa kak Taeyong bisa hamil?."

"Entahlah, aku juga sedang berusaha sekarang."

Jaemin tertawa ringan, mengingat percakapan random yang keduanya lakukan dalam hubungan gelap seperti ini.

"Jika aku berkata aku ingin liburan kakak ipar akan mengabulkannya atau tidak?."

"Aku ingin, tetapi bagaimana dengan kakakmu?."

Jaemin memutar tubuhnya, tangannya ia angkat—mengusap rahang tegas milik kakak iparnya, dengan mata lurus menatap sang kakak iparnya, tangannya perlahan turun mengusap bibir tebal sang kakak ipar.

Jaemin menyunggingkan senyum, "Kakak ipar bisa datang ke kamarku saat kak Taeyong sudah tidur. Bagaimana? Bukankah itu ide yang bagus?."

"Benar, itu ide yang sangat bagus..."

Suara air hujan yang jatuh ke bumi tak dapat menyamarkan suara kulit yang saling bertubrukan, juga tak bisa menyamarkan suara desahan yang semakin lama semakin lantang.

Jaemin semakin meninggikan bokongnya ke atas, membiarkan sang kakak ipar semakin mengerjainya habis habisan.

Nampaknya hujan membawa hikmah untuknya kali ini.

"Ngghh Aahhh!"

Jaemin nampaknya telah mendapatkan putihnya disana, tubuhnya sedikit lemas sekarang, sangat ketara dengan tubuh yang ia rendahkan.

Tetapi Jaehyun tak akan membiarkannya, karena sekarang ia belum mendapatkan putihnya sejak tadi.

Ia balik tubuh Jaemin, membuat nya tidur terlentang dengan kaki yang mengangkang lebar. Tanpa berlama lama kembali ia masukkan miliknya, lalu ia tumbuk tanpa ampun, hingga semakin lama itu semakin dalam membuat Jaemin kepayahan.

Jaehyun berjalan menuruni tangga, ia cukup haus sekarang dan hendak mengambil air di dapur.

Jaemin cukup handal dalam urusan ranjang, berbanding terbalik dengan sang istri pria itu hanya mengangkang tanpa mau merubah gaya bercinta mereka.

Langkahnya terhenti tak kala melihat Taeyong yang kini sedang berkutat dengan alat dapurnya, memotong cabai berwarna merah dengan tempo cepat.

Taeyong menoleh ke arahnya, "Sayang kau dari mana saja? aku sedari tadi mencarimu..."

Jaehyun mengulum bibirnya, merasa cemas. Memikirkan tentang sejak kapan sang istri pulang juga apakah itu saat ia sedang bercinta dengan Jaemin atau saat ia sedang berendam dengan air hangat bersama Jaemin.

Tapi dengan ia melihat Taeyong yang baru berkutat disana, nampaknya itu belum terlalu lama.

"Ah itu, aku tadi emm sedang di gudang! Maaf karena tidak tahu jika istriku sudah pulang, nampaknya hujan menyamarkan suara mobilmu."

"Tidak apa apa aku mengerti." Taeyong tersenyum, tangannya mengusap punggung tangan suaminya yang tengah menggenggam jemarinya.

Walaupun begitu matanya lurus menatap sang adik yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Seperti nya aku mengganggu waktu kalian."


"Tidak juga."

TBC.

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷

Vote dan komen biar berkah

Playing With Fire | 2Jae | Jaehyun & Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang