Happy reading
"Jaemin, bayi kita tidak selamat."
"..."
Satu kalimat itu berhasil membuat Jaemin membeku di tempatnya, tangannya diam menggantung di udara, ia masih mencerna kalimat itu dalam kepalanya.
"Benarkah?"
"Tidak mungkin!"
"Syukurlah!"
"Tidak! Bayiku tidak selemah itu!"
Segalanya berputar di kepalanya, rasanya benar benar campur aduk, di satu sisi dari dirinya merasa bersyukur, tetapi di lain sisi rasanya benar benar menyakitkan.
"Ahaha..,"
Yang keluar hanya tawa hampa dari belah bibir Jaemin, rasanya benar benar aneh, mulutnya mungkin sedang menyunggingkan tawa bahagia, tetapi matanya terus mengeluarkan air mata.
"Syukurlah...," Lirihnya.
Jaemin pikir ini adalah hal baik untuknya, dia tidak menginginkan bayi itu sejak awal, dia bersyukur bahwa bayi itu tidak lagi ada di perutnya.
Jaehyun merasa bingung tentu saja, semua ini benar benar menyakiti perasaannya. Di beberapa waktu Jaehyun merasa bahagia atas kehadiran bayi mereka, meskipun rasa bersalah ada, setidaknya ia merasa bahagia bahwa dia akan menjadi seorang ayah setelah sekian lama.
Tetapi rupanya karma memanglah nyata, fakta bahwa bayi nya tidak terselamatkan adalah bukti nyata dari penghianatan nya.
"Na, maafkan aku karena tidak bisa menjaga bayi kita lebih baik."
"..."
Tiba tiba saja rasa sakit mendominasi, Jaemin menepuk dadanya yang terasa begitu sakit, dan menangis dengan keras setelahnya.
Disana, di dalam lubuk hati terdalamnya, ia benar benar ingin menjadi seorang ibu.
Jaehyun yang duduk disana, hanya mampu menenangkan Jaemin. Ia tahu bahwa Jaemin merasa sangat kehilangan, dia nampak sangat bahagia saat melihat hasil USG bayinya, dan selalu mememik bahagia saat merasakan bagaimana bayi mereka menendang di dalam sana.
Saat ini keduanya merasa sangat kehilangan.
___
Beberapa hari berlalu, Jaemin diizinkan untuk pulang. Dokter bilang bahwa Jaehyun sebagai suaminya, harus menghibur sang istri dengan baik demi menjaga kesehatan mentalnya.
Terkadang calon ibu bisa mengalami stress saat kehilangan bayi mereka, oleh sebab itu Jaehyun harus menemani dan menghibur Jaemin dengan baik.
Di sepanjang perjalanan pulang, Jaemin hanya diam. Tubuhnya di bawa bersandar pada kursi, dan netranya hanya tertuju pada objek di luar sana.
Jaehyun yang menyadari itu segera menggenggam jemari Jaemin, lalu mengusap nya perlahan menggunakan ibu jari, berharap dengan itu perasaan Jaemin sedikit lebih baik.
"Kak, aku tidak mengerti, tapi... Rasanya bener benar menyakitkan." Ucapnya, netra berair-nya beralih menatap tepat kedalam netra gelap sang kakak ipar.
"Aku tahu, aku tahu yang kau rasakan, semuanya akan baik baik saja, aku akan selalu bersama mu..." Katanya.
Jaehyun segera menarik Jaemin masuk ke dalam pelukannya, dan tanpa elakan Jaemin menerimanya.
Rasanya sangat nyaman berada dalam dekapan milik orang lain.
Netra sayu yang sedikit berair itu kini berubah tajam, dan kedua tangan itu ikut mengepal dengan kuat.
Dia akan balas dendam.
___
Di lain tempat, Taeyong entah kenapa terlihat kacau. Sedari tadi ia hanya mondar mandir di dalam kamarnya sambil bergumam tak tau arah.
Jemarinya bahkan mengeluarkan darah sebab terlalu sering ia gigit i.
"Tidak bukan aku..."
"Dia jatuh sendiri..."
"Ya, aku tidak bersalah..."
"Benar.."
Berulangkali ia mengatakan hal itu, berulangkali ia menarik rambut nya dengan frustasi, dan semakin banyak ia gigit i jemari nya.
Perasaan cemas itu menyeruak dalam dadanya, ia takut, ia takut akan di adili atas apa yang tidak dia lakukan.
Dia tidak membunuh bayi Jaemin, ia hanya ingin membantu adiknya saja.
Benar! Ia bahkan sangat peduli pada sang adik, dan dia sangat menyayangi nya. Tetapi meskipun begitu, meski rasa sayangnya begitu besar, sang adik membalasnya dengan tak bermoral.
Sang adik, tukang perebut itu, kembali merebut miliknya. Sejak dulu ia selalu mengalah, ia selalu terima miliknya di ambil oleh sang adik, tapi tidak untuk suaminya kan?.
Haruskah dia menelpon orang tuanya, dan melaporkan semuanya?. Jaemin perlu di adili kan? Dia mengambil suaminya, benar ia harus menelpon orang tuanya.
Dengan tergesa kakinya melangkah menuju nakas, ia mengambil handphone nya lalu mencari kontak ayahnya.
Tapi rasa ragu menyeruak dalam dadanya, tidak tidak, ia tidak boleh memberi tahu ayahnya, semuanya akan semakin rumit nantinya.
Atau haruskah ia mengirim adiknya ke tempat jauh? Benar itu ide yang bagus! Dengan itu rumah tangganya pasti ia bisa kembali menjalani rumah tangga yang harmonis bersama sang suami.
Ya benar, ia harus menghubungi seseorang, benar orang itu yang selalu ia lihat mengantarkan Jaemin pulang.
Taeyong melihat hubungan tak biasa dari keduanya, maka ia memutuskan menghubungi orang itu, ia sedikit mengenal wajah orang itu soalnya.
Dengan itu ia menghubungi semua teman Jaemin demi mendapatkan nomor pria itu, dan akhirnya ia mendapatnya.
Tanpa pikir panjang ia segera menghubungi nomor itu, dengan beberapa kali percobaan akhirnya sang pemilik nomor menerima telponnya.
'Hallo, maaf dengan siapa ya?..'
Nadanya terdengar tak bersahabat, jadi Taeyong menggigit bibir dalamnya untuk menahan gejolak di hatinya.
'kalau hanya iseng akan ku matikan.."
"Jaemin!," Ucap Taeyong cepat.
'J-jaemin?,' Tanyanya dengan sedikit terbata.
"Guanlin, Jaemin kehilangan bayinya.." ungkapnya kemudian.
Setelah nya telpon itu di matikan secara sepihak.
TBC.
_______Lunas ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing With Fire | 2Jae | Jaehyun & Jaemin
General FictionMenjadi selingkuhan tak seburuk itu kan? Ini tentang Jaemin yang berselingkuh dengan kakak iparnya sendiri. #jungjaehyun 🥈 [29-01-2024] #new 🥇 [16-02-2024] #2jae 🥇 [14-02-2024] #nctu 🥈 [27-02-2024] #...