20. incident

1.1K 78 10
                                    

Maaf lupa kalau nggk update, aku teh sibuk ngurusin agensi halu 😭

Happy reading

Suara rintihan terdengar dari belah bibir Jaemin yang kering. Perutnya terasa sakit, ia beberapa kali mengelus perutnya, berharap dengan itu sakitnya akan hilang, tetapi nihil.

Beberapa saat lalu ia terjatuh.

"Jaemin, aku akuu...." Taeyong berbicara dengan gugup, tangan nya terulur hendak menggapai Jaemin, tapi langsung di tepis oleh sang adik.

"Kau gila? Apa yang kau lakukan sialan?!,"  Teriak Jaemin, dadanya naik turun menahan emosi juga sakit yang ia rasakan.

Jaemin menatap sang kakak dengan tajam, matanya memerah dan likuid bening jatuh begitu saja.

"Aku hanya ingin-." Ucap Taeyong, tapi belum selesai semuanya keluar Jaemin sudah memotong.

"INGIN APA! MEMBUNUH BAYIKU?!" Jaemin berteriak, "Akhhh!" Jaemin meringis lagi, perutnya terasa semakin sakit.

Taeyong ingin meraih tangan adiknya untuk membantu, tapi penolakan yang ia dapatkan.

Taeyong sama paniknya, apalagi melihat kondisi adiknya yang seperti itu, juga adiknya yang bersikap egois tak ingin di bantu.

Taeyong menggigit ibu jarinya, merasa gugup entah karena apa.

"Jaemin!,"

Yang di panggil menoleh, begitu pula dengan orang yang disebelahnya yang terbelalak saat melihat sang suami datang, bukannya harusnya Jaehyun sudah pergi ke kantor.

Jaehyun berlari mendekati Jaemin, lalu bersimpuh di depan Jaemin yang masih kesakitan.

Kedua tangannya menangkup wajah Jaemin saat melihat sang adik ipar nampak terlalu kacau.

"Hey Na, kau kenapa? Na?," Ucapnya khawatir.

"Hyung sakit akhh..." Gumam Jaemin, ia tidak sanggup.

"Hey! Apa yang kau lakukan dengannya?!." Ucap Jaehyun marah, ia menatap tajam sang istri.

Taeyong meremas bajunya, lalu menggeleng dengan ribut.

"A-aku hanya ingin menolongnya Jae sungguh, bagaimana aku tega menyakiti adikku sendiri?."

Jaehyun menarik atensinya pada sang istri sebab tiba tiba Jaemin hampir terkapar di lantai.

"Darah..." Gumamnya, sambil menunjukkan bercak darah di jemarinya.


_____




Jaehyun mengusak rambut asal asalan, kepalanya cukup pening sekarang. Tadi ia kembali pulang untuk mengambil berkas yang tertinggal, tetapi malah disuguhi dengan pemandangan Jaemin yang duduk di lantai-meringis sambil memegangi perutnya.

Ia menoleh ke arah pintu yang tertutup rapat sejak tadi dengan pilu, lalu beralih menatap tajam sang istri yang sedari tadi mondar mandir sambil menggigiti jemarinya.

"Hey bisakah kau ceritakan bagaimana ini bisa terjadi?" Tanyanya berasamaan dengan berhenti nya langkah Taeyong.

"Kau ada disana, tidak mungkin kau yang sengaja mendorongnya kan?" Ungkapnya.

Taeyong yang tengah membuang muka lantas menatap Jaehyun tak percaya, "Apa? Kau pikir aku sekejam itu? DENGAN AKU MEMBIARKAN DIA TETAP TINGGAL DI RUMAH KITA, KAU! malah berpikir seburuk itu..." Jawab Taeyong menggebu-gebu.

Jaehyun mendadak bisu, yang di ucapkan Taeyong semua nya benar, tetapi tetap saja sebuah rasa tak nyaman bersarang di dadanya.

Ia lantas berdiri, lalu melangkah ke arah sang istri, lantas memeluknya.

"Maaf, maafkan aku..."

Dalam hening kedua insan itu, pintu ruangan dimana Jaemin tengah di tangani terbuka, dimana keluar seorang dokter dan asisten nya yang berjalan di belakangnya.

Dan Jaehyun dengan segera menghampiri sang dokter.

"Bagaimana keadaan adik saya dan janinnya dok?" Tanya Jaehyun dengan menggebu-gebu.

__


Suara monitor menjadi bising dalam hening di ruangan itu, Jaemin masih terlelap di atas ranjang dengan jarum infus yang menancap di tangannya.

Jaehyun ada disana, sejak beberapa jam setelah perbincangan nya dengan sang dokter.

Tangannya menggenggam jemari Jaemin, menggenggamnya dengan kuat seolah tak ingin lepas, ia kecup punggung tangan Jaemin lantas ia tempelkan pada permukaan pipinya.

"Uhhmm Hyung," ucap Jaemin lemah.

"Iya sayang Hyung ada disini, bagaimana mana yang sakit hum? Haruskah Hyung panggilkan dokter."

Jaemin menahan Jaehyun untuk pergi, dengan gelengan lemah yang ia tunjukkan.

Dan Jaehyun menahan langkahnya untuk pergi, lalu mendekatkan wajahnya pada Jaemin untuk mendengarkan.

"Hyung..., bagaimana dengan bayi kita? dia baik baik saja kan?." Tanya Jaemin dengan lemah.

Jaehyun menelan ludah, ia sedikit takut sebenarnya, apalagi saat melihat bagaimana senyum lemah itu terbentuk, Jaehyun jadi merasa sangat bersalah.

"Hyung? bayi kita tidak apa apa kan?," Tanyanya lagi, mata sayu itu memperlihatkan binar penuh harap.

Jaehyun menghela nafas dalam, ia genggam jemari kecil itu.







"Jaemin, bayi kita tidak selamat."

Continued.

Votmen nya say😚

Ada yang mau Join agensi halu punya ku nggak mwehehehhe?

Playing With Fire | 2Jae | Jaehyun & Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang