Teriakan Frederic di ruangan tersebut terdengar menggema, namun seseorang yang terikat di sana seakan tidak takut apa pun. Tidak terlihat pergerakan untuk membuka mulut. Hal itu tentu sangat membuat Frederic geram.
Frederic berjalan mengelilingi, mengeluarkan satu batang rokok dari dalam bungkus yang diambilnya dari saku coat yang ia kenakan. Sudah sangat lama ia tidak menghisap benda tersebut karena kini ada isteri dan anak yang harus ia jaga kesehatannya. Sebenarnya ia bukan perokok, hanya saja sewaktu-waktu ia sangat membutuhkannya, seperti sekarang ini. Tetapi jika sang isteri mengetahui nya kali ini, ia mungkin akan tidur di luar rumah.
Frederic menghisap dan menghembuskan kepulan asap tepat di hadapan pria itu. Menelisik wajah yang masih angkuh.
"Jack, banyak orang mengatakan wajah pria ini adalah asset di negaranya." Ucap Frederic pada orang kepercayaannya.
"dan sepertinya dia masih belum ingin membuka mulutnya, ah, bagaimana kalo kita sedikit bermain-main dengan wajah ini?" tangan kiri nya mencengkram kuat wajah orang di hadapannya sementara tangan kanan masih menjepit satu batang rokok.
"Kau lihat Jack, bagaimana jika wajah yang mengkilap seperti minyak ini kita beri sedikit motif, tapi bukan motif seperti yang ada di lengannya. Setelah itu kita lakukan panggilan video dengan keluarga nya di sana." Sepertinya ancaman yang dipaparkan Frederic berpengaruh, terlihat dari pergerakan nya yang gelisah kala mendengar wajah nya yang akan menjadi sasaran terlebih Frederic juga menyinggung soal keluarganya.
"Oh lihatlah tikus kecil yang menjadi umpan ini, kau hanya umpan, kau tidak akan mendapatkan apa pun yang dijanjikan Tuan mu. Apa dia menjanjikan isteriku sebagai imbalanmu? *ciih* over my dead body" setelah mengatakan itu, Frederic menghisap sebentar rokoknya dan setelah itu mengarahkan ujung nya yang terdapat bara api pada pipi pria yang ada di hadapannya.
"AAArrrghhhh" Pria tersebut berteriak kesakitan, rasa perih di pipi nya membuatnya semakin ketakutan.
"Tell me, or I'll keep burn your face and make it appear under every headline news." Masih tetap membungkam mulutnya, hal itu membuat Frederic semakin yakin jika orang yang ada dibalik ini semua bukan orang sembarangan, semua ini sudah terencana dengan baik.
"Kau TIDAK AKAN PERNAH MENDAPATKAN ISTERIKU BEGITU PUN ORANG YANG MENYURUHMU TIDAK AKAN MENDAPATKAN APA PUN YANG AKU MILIKI." Frederic Kembali berteriak dan Kembali mengarahkan bara rokok ke wajah pria yang kini menjadi tawanannya. Beberapa kali Frederic melakukan hal itu membuat teriakan-teriakan dari pemilik wajah menggema di area itu.
"Jack, potret wajahnya dan kirimkan semua ke pihak keluarga nya. Cari tahu di mana saja ia tinggal akhir-akhir ini dan siapa sajaorang yang dihubungi nya." Setelah memerintah Jack, Frederic pergi meninggalkan tempat tersebut.
Frederic tidak bisa lama meninggalkan keluarga nya di hari Natal seperti ini, maka dari itu ia membiarkan orang-orang kepercayaannya yang akan mengatasi satu tikus kecil nya.
-----------------------------------------------------------------------
Sementara itu setelah kepergian Frederic dini hari tadi, Lisa tidak bisa tidur Kembali sampai waktu menunjukkan setengah enam pagi suaminya masih belum terlihat. Meski pun ia tahu siapa sosok suaminya namun tetap saja ia khawatir. Ia berniat untuk kembali turun ke bawah memastikan apa Frederic sudah pulang atau belum.
Belum sempat Lisa membuka pintu kamarnya, pintu tersebut sudah terlebih dahulu dibuka dari Luar. Di sana Frederic dengan wajah yang terlihat lelah memasuki kamarnya dan melepas satu persatu yang melekat pada tubuhnya. Lisa menghampiri ya dan hendak akan ;memeluk suaminya namu Frederic menolak.
"Biarkan aku mandi terlebih dahulu, sayang." Lisa memincingkan mata nya curiga, ia kemudian semakin mendekati suaminya, hidungnya kembang kempis mencoba mecium aroma-aroma pada tubuh suaminya. Bisa saja ada aroma Wanita. Percaya lah Lisa sempat berpikir yang tidak-tidak saat suaminya pergi tadi.
"Apa yang kau sembunyikan?" tanya Lisa sambil mengendus-endus. Namun bukan aroma Wanita yang ia temukan melainkan bau nikotin yang membuatnya kini naik darah.
"Rokok? Frederic kau merokok????!!" sialan, batin Frederic, jika sudah memanggil namanya Lisa terdengar sangat menyeramkan. ia pikir isterinya tidak akan bangun sepagi ini, tapi lihatlah kini ia sudah membuat sang isteri emosi di pagi buta.
"Sayang, biarkan aku mandi dulu, okay? Setelah itu aku akan jelaskan kenapa badanku bau rokok."
"bukan hanya tentang rokok. Jelaskan. Kemana. Kau. Pergi.!!!" Tukas Lisa yang berlalu begitu saja melewati tubuh suaminya yang menghalangi pintu.
"Arrrgghh. Shit!!!"
------------------------------------------------------------------------
Suasana ruang keluarga kini Kembali ramai, semua sudah berkumpul untuk membuka hadiah Natal yang sudah menunggu. Baby Louis dan sepupu-sepupu nya kini sudah terlihat tidak sabar.
"Hey Kids. Grandpa akan hitung dari satu sampai tiga, setelah itu baru kalian buka hadiahnya okay?" ucap Bernard
"Okay Grandpa" semua cucu nya serempak menjawab
"1...2...3 ayo kita buka."
Semua anggota keluarga kini tengah serius membuka kado, sementara itu Lisa sesekali memusatkan pandangannya ke lantai atas berharap suaminya turun. Namun sampai detik ini Frederic belum juga terlihat batang hidungnya. Apa pria itu sengaja menghindari nya? Pikiran negative Lisa selalu membuat dirinya sendiri merasa kesal.
"Semuanya aku permisi sebentar." Semua orang yang berada di sana saling berpandangan. Mereka pasti akan berpikir jika Lisa dan Frederic sedang memiliki masalah. Lisa melangkahkan kaki nya Kembali memasuki kamarnya di lantai atas. Hening. Tidak terdengar apa pun dari dalam.
Sesampainya di dalam kamar Lisa refleks menghembuskan nafasnya seakan beban berat telah terangkat. Di sana ia menemukan suami nya yang tertidur menelungkup. Ia sudah berpikir yang tidak-tidak sementara suaminya sedang tertidur nyenyak bahkan Frederic belum sempat berpakaian, hanya menggunakan handuk sebatas pinggangnya.
Sebenarnya ia tidak teg ajika harus membangunkan suaminya, namun jika tidak dibangunkan Frederic pasti akan mengalami sakit kepala nantinya. Frederic tidak pernah tidur Kembali jika sudah bangun meskipun tengah malam sekali pun ia pasti akan terbangun sampai pagi lagi. Jika Kembali tidur ia akan mengeluhkan sakit kepala nya.
Mau tidak mau Lisa harus membangunkan Frederic saat ini, selain itu di bawah sana semua keluarga tengah berkumpul. Lisa akan merasa tidak enak jika salah satu dari keluarga nya tidak hadir di sana.
"Sayang." Panggil Lisa dengan sedikit menepuk bokong Frederic
"Emmm." Gumam Frederic seraya membalikan tubuhnya, ia mengedip kan mata nya
"Maafkan aku, aku tertidur tanpa sadar."
"Tidak apa-apa, maafkan aku juga membangunkan mu, aku takut kau akan mengalami sakit kepala lagi nantinya."
"emm terimakasih sayangku." Frederic mengangkat kedua tangannya seakan ingin mendapatkan pelukan dari isterinya, Lisa yang mengerti itu langsung saja memajukan dirinya membangunkan sang suami dan kemudian memeluknya.
"Kau masih punya hutang penjelasan kepadaku." Bisik Lisa di telinga Frederic, sementara itu tangan mungilnya dengan sadar menepuk-nepuk bokong Frederic.
TBC>
Hey, terimakasih untuk Vote dan Comment nya. Semoga kalian senang dengan part kali ini 😊😊😊
Good night 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE LIFE
Любовные романы"The Greatest Female Idol Lalisa Manoban Terlihat Kembali" cerita hanya fiksi yang memusatkan kisahnya dari K-pop Idol Lalisa Manoban dan CEO Frederic Arnault