Rose Need Us

1.5K 156 53
                                    

Frederic dan Lisa tidak sempat memikirkan pakaian yang akan dikenakan mereka, semua sangat tergesa-gesa bahkan keduanya tidak sempat untuk mandi hanya membersihkan wajah dan mulut mereka. Setelah panggilan dari sahabatnya tadi, Lisa segera menarik tangan suaminya untuk segera pergi ke suatu tempat yang disebutkan Rose tadi. Lisa belum sempat memberitahukan pada suaminya tentang hal yang dibicarakan sahabatnya.

"Sayang, sebenarnya ada apa? Aku merasa kita seperti sedang dikejar hantu." Ujar Frederic saat kedua nya sudah menaiki mobil.

"Sayang, ini lebih mengerikan daripada dikejar hantu." Lisa terlihat gugup, ia beberapa kali memainkan jari-jari tangan suaminya, Frederic yang melihat itu tentu semakin bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Seakan mengerti kebingungan sang suami, Lisa mulai menjelaskan semua nya. Frederic cukup terkejut dan berusaha menenangkan sang isteri agar tidak terlalu khawatir dengan apa yang terjadi.

Keduanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di tempat yang Rose sebutkan. Tidak memikirkan penampilan, mereka langsung saja masuk melalui loby utama. Tentu saja meski pun penampilan mereka layaknya orang bangun tidur pegawai dan orang-orang yang berada di sana mengenali mereka, diantaranya ada beberapa yang menyapa.

Lisa dan Frederic langsung memasuki lift dan menekan tombol untuk menuju lantai salah satu kamar.

"Sayang jangan berlari.! Tolong perlahan!" Frederic memperingati isterinya yang lebih dulu berjalan di depannya. Pasalnya Lisa selalu ceroboh dalam melakukan sesuatu, ia tidak mau lagi terjadi apa-apa pada isterinya. hal itu hanya diabaikan oleh Lisa. Lisa mengedarkan pandangannya mencari nomor kamar yang menjadi tempat di mana sahabatnya berada.

Akhirnya setelah mencari, Lisa menemukan letak nomor kamar yang ia cari.dengan tergesa ia berjalan ke hadapan pintu tersebut. Mengetuk nya beberapa kali, namun belum juga ada yang membuka nya. Frederic yang berada di samping Lisa akhirnya segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seserorang.

"Sayang, kita tunggu sebentar. Pihak hotel akan datang kemari." Ujar Frederic yang kini merengkuh tubuh isterinya. Lisa yang terlihat lelah hanya bisa menuruti perkataan suami nya. Hati nya tidak bisa tenang memikirkan sahabatnya yang berada di dalam sana.

Setelah menunggu beberapa menit, petuga hotel segera menghampiri keduanya dan memberikan kartu akses untuk memasuki kamar di depan mereka.

"Tuan, kami mohon maaf membuat kalian menunggu." Ucap petugas hotel tersebut, lantas menunduk karena takut akan sosok yang berada di hadapannya.

"Tak apa. Tapi ada satu hal yang akan aku tanyakan nanti. Jadi persiapkan dirimu untuk itu." Meski pun petugas itu tidak mengerti apa yang dimaksud Frederic, namun ia tetap mengangguk dan pamit undur diri.

Keduanya kini memasuki kamar yang dimaksud. Kamar ini terlihat seperti kamar hotel biasa, tidak ada yang Istimewa. Tidak mungkin ini inisiatif Rose yang memesan. Pikir Lisa. Meski di dalam kamar tersebut ada kamar lain yang merupakan tempat untuk tidur namun tetap saja ini bukan kamar yang cocok yang akan dipesan Rose. Kemudian Lisa mengetuk pintu yang ada di sana, namun saat ia mencoba membuka nya pintu tersebut terbuka tidak terkunci. Di sana, sahabatnya bersandar di headboard tempat tidur.

Rose dengan pandangan yang kosong memandang ke luar jendela tidak mengetahui jika sudah ada dua manusia yang tengah menatapnya sedih. Lisa ingin menangis melihat keadaan sahabatnya yang terlihat kacau. Tubuh yang masih masih menggunakan gaun malam dengan rambut yang berantakan, riasan wajah nya yang sudah tidak indah dipandang dan mata nya yang sembab.

"Rose?" Lisa memanggil sahabatnya, namun Rose belum tersadar

"Rose?" kali ini Lisa berlari dan memeluk sahabatnya, di sana Frederic hanya memperhatikan keduanya. Ia tak mau mencampuri urusan Perempuan, namun jika isterinya membutuhkan bantuannya ia akan langsung bergerak. Ia juga tidak tega melihat keadaan sahabat dari isteri nya itu.

OUR LOVE LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang