Balanitis 1

2.1K 158 21
                                    

FREDERIC'S POV

Belum lima belas menit aku menjelaskan tentang rancangan pemasaran koleksi terbaru dari brand yang aku pimpin, aku harus menunda terlebih dahulu sebelum semua nya aku serahkan pada Jean, adikku.

Isteriku, Lisa, menelpon dengan nada yang panik mengabari bahwa anak laki-laki kami Lou mengalami demam tinggi dan harus di bawa ke rumah sakit. Aku sedang tidak berada satu negara dengan isteriku. Butuh waktu dua jam untuk sampai di Seoul.

Lou atau Louis adalah anak tercinta kami, anak yang datang sebagai anugerah bagi kedua orang tuanya. Saat melihat bayi kecil ku terbaring di ranjang rumah sakit tentu membuat hatiku sakit. Lisa bilang ia belum mengetahui apa penyebab demam tinggi yang Louis alami, karena memang sebelum aku berangkat ke China Louis terlihat sehat. Saat itu Lisa hanya bercerita padaku bahwa Baby mengalami iritasi di bagian selangkangannya dan baby menjadi sedikit rewel. Aku menyarankan untuk mengganti merk diaper yang biasa Louis pakai. Dan sejak saat itu Louis sudah tidak lagi merengek.

Aku selalu memantau perkembangan Louis meskipun hanya beberapa menit saja pada panggilan video. Setiap hari jika aku sedang ada perjalanan bisnis aku akan menyempatkan untuk melakukan panggilan video Bersama Louis.

Saat setelah melihat kondisi anakku yang tenang saat tidur aku bergegas menemui dokter yang Lisa bilang akan menyampaikan sesuatu tentang penyebab demam tinggi yang baby alami.

"Fred.." Aku yang dalam perjalanan menuju ruang dokter pun mengangkat kepalaku saat panggilan dari hadapanku terasa taka sing. Di sana ibu dan ayah lisa yang terlihat panik dan gelisah segera berlari kecil menghampiriku.

"Ayah, Ibu. Kalian di sini? Apa Lisa yang mengabari kalian?" aku memeluk satu persatu mertuaku yang masih terlihat Lelah setelah perjalanan dari Thailand.

"Ya.. Lisa mengabari kami. Bagaimana cucuku? Apa dia baik-baik saja?

"Louis sedang tidur setelah diberi cairan infus. Ibu Ayah aku pamit sebentar untuk menemui dokter yang akan membicarakan perihal demam yang Louis alami"

"Tentu nak. Ibu dan Ayah akan langsung menemui Lisa.


Setelah berpamitan aku melanjutkan perjalananku untuk menemui dokter yang menangani Louis.



TOK TOK TOK ..

"Masuk" terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhku memasuki ruangan tersebut.

"Selamat siang, dok." Di sana terdapat seorang laki-laki yang diperkirakan berusia dipertengahan 40 tahunan duduk di balik meja yang bertuliskan Dokter Anak

"Selamat siang silahkan duduk"

"Saya ayah dari bayi atas nama Louis Alexandre Arnault, Istri saya mengatakan bahwa dokter yang menangani nya saat di UGD. Jadi apa yang terjadi pada anak saya dok?"

"Tuan, sebelumnya saya tidak bisa memeberitahukan apa yang sebenarnya terjadi jika belum melakukan pengecekan keseluruhan. Kami dapat melakukan pengecekan dengan mengambil sample darah anak anda. Dan isteri anda mengatakan untuk menunggu persetujuan dari sang Ayah"

"Kami sebagai orang tua tentu akan meyerahkan semuanya pada dokter."

"Tapi, ada satu hal yang perlu saya sampaikan."

"apa itu dok?"

"Saat isteri anda menggantikan popok Baby Louis saya sekilas melihat adanya iritasi pada bagian selangkangan si bayi. Apa kah ini sudah terjadi lama? Karena ini bisa jadi salah satu penyebab demam yang dialami anak anda."

Aku Kembali teringat tentang iritasi itu.

"Sekitar dua hari yang lalu isteriku melaporkan ini, aku hanya menyarankan untuk mengganti merk diaper yang biasa baby Louis pakai. Apa itu serius dokter?"

"Untuk memastikannya kami akan segera melakukan pengecekan dan pengambilan darah dari anak anda"

"tolong lakukan secepatnya dokter"

"baik, mari kita lakukan saat ini juga"

Kemudian kami Kembali menuju kamar inap Louis dengan didampingi beberapa perawat yang siap melakukan tugasnya.

Sesampainya kami di kamar Louis, isteriku terlihat sedang menggendong Baby Lou yang sedang menangis di samping itu Ibu juga terlihat menenngkan Baby. Aku segera menghampirinya.

"Sayang, Kenapa? Kenapa menangis sangat kencang?"

"Aku tidak tahu, saat bangun ia tiba-tiba menangis seperti ini? Aku takut sayang hikkksss..."

"Ssssttt tengang yah, sekarang dokter akan mengambil sedikit darah Baby untuk dicek di laboratorium. Sini, biar Baby aku yang gendong" Lisa pun menyerahkan Baby Lou untuk digendong suaminya

"sstt. sttt Baby Bersama Papa yah."

Setelah Lima menit menungggu akhirnya Baby sudah cukup tenang, aku dibantu Ayah mertuaku memegangi Louis agar tidak mengamuk.

Setelah Lima menit menungggu akhirnya Baby sudah cukup tenang, aku dibantu Ayah mertuaku memegangi Louis agar tidak mengamuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15 menit berlalu Cukup melelahkan memegang anak laki-laki yang mengamuk karena diambil darahnya. Saat ini kami yang berada di kamar menunggu hasil yang akan keluar sebentar lagi, semoga tidak terjadi apa-apa pada anak laki-laki kami. Ibu nya akan ikut bersedih saat melihat anaknya sakit seperti ini. Lisa adalah Wanita yang kuat namun ia adalah ibu yang mempunyai hati yang rentan saat terjadi sesuatu terhadap anaknya.

Sampai saat ini Lisa belum mengisi perutnya, aku yankin dia merasa lapar terlebih dia harus menyusui Louis.

"Sayang, ayo kita makan terlebih dahulu. Mumpung ada Ayah dan Ibu di sini"

"tapi ..."

"Tidak ada tapi Lisa, anakmu sedang sakit, kalua kamu tidak makan kamu akan ikut sakit, siapa yang akan menyemangati anakmu?" tutur ibu yang sedikit geram pada anaknya. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat intersksi Lisa dan Ibu nya.

Saat kami selesai menyantap makanan yang dibawakan Jisoo, Pintu kamar tebuka, di sana dokter dan perawat yang tadi memeriksa Baby Lou masuk dengan beberapa dokumen di tangannya.

"Tuan Frederic, Nyonya Lisa kami di sini akan menyampaikan penyebab demam yang dialami Baby Louis. Dari beberapa pemeriksaan dan pengecekan darah kami menyampaikan bahwa Baby Louis menggalami Balanitis ."

TBC>

Gimana untuk Chapter kali ini?

Boleh kasih masukan yah guys agar tekhnik menulisku bisa terupgrade

Oh ya, terimakasih selalu aku ucapkan buat para pembaca yang sudah meninggalkan komentar beserta vote nya. Jangan lupa share ke teman-teman yang mendukung Fredlis untuk membaca tulisan ini.

See you in next Chapter 😉

OUR LOVE LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang