Menghabiskan waktu dua hari di rumah sakit sangat membuat Lisa bosan ditambah sampai saat ini ia belum bertemu dengan anaknya, rasanya sangat hampa sekali. Kini, ia telah kembali ke kediamannya dengan bantuan Rose yang selalu berada di sampingnya. Beberapa hari lagi pergantian tahun, Lisa rasa untuk tahun ini ia tidak akan ikut pesta yang meriah seperti yang ia lakukan sbelumnya. Mengingat kondisinya yang seperti ini, membawa dua buah hati di dalam perutnya, ia akan memilih menuruti kata dokter untuk melakukan istirahat total.
Sesampainya ia di rumah, kedua maid terlihat sangat sibuk memindahkan barang-barang dari lantai atas. Lisa merasa heran karena ia tidak menyuruh mereka untuk melakukan itu.
“Elena, ada apa? Kenapa barang-barang dari atas kalian pindahkan ke bawah?” tanya Lisa begitu ia memasuki pintu rumahnya. Ia berjalan menghampiri bibi Anne dan Elena sambil satu tangannya menyangga perut bagian bawah.
“Ah, Nyonya. Begini, tadi tuan Frederic menelpon kami dan menyuruh kami memindahkan semua kebutuhan Nyonya dari kamar atas untuk dipindahkan ke kamar bawah.” Jelas Elena
“Tapi kenapa?”
“Tuan bilang untuk sekarang sampai nanti melahirkan Nyonya harus tinggal di kamar bawah karena kata tuan Frederic nyonya tidak diperbolehkan naik turun tangga.”
“Ah, begitu. Apa semua nya sudah selesai” Lisa melihat kesekelilingnya, sedari tadi bibi Anne sangat sibuk. Jika belum selesai, ia akan menyuruh semuanya untuk berhenti terlebih dahulu. Barang-barang itu masih bisa diambil nanti, yang terpenting adalah tempat tidurnya yang sudah dibersihkan. Ia tidak tega melihat dua Wanita yang bekerja di rumahnya memindahkan barang-barang yang banyak.
“Sudah selesai Nyonya, kau bisa beristirahat sekarang. Kami hanya perlu membereskan nya di kamar bawah. Apa itu tidak masalah?”
“Sudah, sekarang kalian beristirahat saja, aku juga akan istirahat. Untuk malam ini bibi Anne tidak perlu memasak, biar aku memesan makanan di luar.” Setelah mengucapkan itu, Lisa beranjak untuk memasuki kamarnya, Rose di belakangnya hanya mengekor saja membawakan tas sahabatnya.
Luas kamar yang berada di lantai bawah memang berukuran sdikit lebih kecil, namun pemandangan yang terhubung langsung ke halaman yang asri membuat mata siapa pun yang melihatnya akan merasakan kedamaian. Sebelum Lisa merebahkan dirinya di atas kasur, Rose sudah terlebih dahulu manjatuhkan tubuhnya di sana. Biasanya Lisa akan memprotesnya, namun ia ingat bahwa sahabatnya itu kurang nyaman tidur di rumah sakit saat menemani nya.
----------------------------------------------------------------------------
Hari semakin larut dan di luar salju turun dengan lebat. Belum ada kabar dari Frederic membuat Lisa sedikit kesal, pasalnya Frederic bisa menghubungi orang yang bekerja di rumahnya namun tidak dengan dia. Lisa hanya ingin tahu tentang perkembangan di sana, apakah sudah membaik atau belum. Namun jika ia menghubungi nya sekarang itu tidak mungkin karena bisa saja Frederic sedang bekerja.
Meskipun ditemanai sahabatnya, faktanya Lisa sangat merindukan kehadiran suaminya, terlebih sekarang baby Louis juga tidak berada di rumah. Mertua nya sengaja tidak memulangkan Louis ke rumah Lisa karena Louis yang aktif akan membuat menantunya kelelahan. Siang tadi ia hanya melakukan panggilan video bersama anaknya, ia pikir Louis akan menangis meminta pulang nyatanya ia terlihat sangat senang bersama kakek dan nenek nya di sana.
Kini Lisa dan Rose menikmati malam mereka dengan menonton film di ruang keluarga mereka juga sempat melakukan panggilan video dengan Jisoo dan Jennie.
“Lisa, apa kau tahu tentang berita yang menghebohkan Korea beberapa hari lalu.” Rose memulai percakapan dengan bertanya mengenai masalah seorang idol yang menghebohkan jagat raya. Sementara itu Lisa yang ditanya seperti itu hanya mengedikkan bahu dengan mata nya masih terfokus pada layer kaca.
“Tentang apa?” kini giliran Lisa yang bertanya. Ia hanya berpura-pura tidak tahu saja karena ingin melihat antusias sahabatnya saat menggosipkan orang lain.
“Kau tahu idol yang sempat mendekatimu dulu, Jungkook. Video nya beredar, di mana dalam video itu dia sedang diikat dan wajahnya penuh dengan luka. Dan kabarnya saat ini dari pihak agensi mau pun keluarga nya belum ata yang tahu keberadaanya. Aku merasa kasihan.”
“Dia pantas mendapatkan itu.”
“Maksudmu?” Rose terkejut mendengar ucapan Lisa barusan, Lisa bahkan masih dengan waja datarnya yang masih menatap adegan film di depan nya.
Lisa memutar tubuhnya untuk menghadap Rose, ia menatap mata gadis cantik di depannya. Apakah sahabatnya ini akan merasa kasihan setelah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pikir Lisa.
“Roseeeee dia pantas mendapatkan semua itu karena telah mencoba merusak rumah tangga orang lain.”
“Hah?? Lisa jangan mengada-ada, kau tahu darimana?” Rose bingung, saat ia bertanya tadi bahkan Lisa terlihat ogah-ogahan mengenai berita yang dibicarakannya, sekarang kenapa Lisa terlihat lebih tahu daripada dia.
“Kau tahu, Frederic sudah memperingatinya bahkan saat ia menagkapnya, suamiku masih memberikan kesempatan. Sayang nya dia tidak menggubris perkataan suamiku.”
“HAAAH?? Lisa… maksudmu dia yang mencoba merusak rumah tangga mu? Dan maksudmu, suamimu yang merubah wajah nya menjadi penuh luka seperti itu?” Rose menutup mulutnya tidak percaya. Ia pikir cinta masa lalu itu hanya mmain-main bagi si idol. Ternyata sampai saat ini orang itu masih mengejar sahabatnya.
“Itu lah sebab nya saat setelah aku hiatus dan memutuskan untuk menikah aku meminta suamiku untuk menetap di Paris. Sejujurnya aku sudah tidak ingin kembali ke Korea, namun di sana juga semua kenangan tentang perjuanganku berada.” Rose yang mendengar Lisa berbicara seperti itu langsung saja memeluknya.
“Kau tahu perjuanganku dan Frederic selama menjalin hubungan hingga ke jenjang pernikahan itu tidak mudah dan saat semua sudah terasa stabil ada orang lain yang akan mengacaukannya, kau tahu bagaimana rasanya kan? Suamiku tidak akan tinggal diam Rose. Hikss hikss”
“Hey hey hey kenapa kau menangis? Oh my God, sstttt jangan menangis okay? Kau tidak boleh stress, ingat kata dokter. Dua bayi mu di dalam harus kuat.”
“A.aku.. hanya.. me.. merindukan suamiku. Whuuu whuu” Lisa mencoba menenangkan dirinya sendiri, entah kenapa dia tiba-tiba menangis seperti ini.
------------------------------------------------------------------------
Membutuhkan waktu satu minggu untuk Frederic menyelesaikan segala urusannya di New York. Kini ia telah kembali ke Paris begitu pun dengan Louis yang sudah kembali dari rumah kakek neneknya. Frederic menceritakan pada Lisa bahwa masalah kali ini sangat menyulitkan dirinya sehingga ia tidak dapat sering-sering menghubungi isterinya itu.
Seminggu sudah juga Lisa menjalani bed rest sampai akhirnya ia sudah diizinkan beraktifitas seperti biasa nya hanya saja dibatasi untuk aktifitas yang dapat melelahkannya.
“Sayang, Alice menghubungiku. Ia menawarkan aku untuk melakukan pemotretan dari Mac cosmetic lusa. Bolehkah aku melakukannya?” kini mereka sedang Bersiap untuk tidur, namun seperti biasa yang dilakukan oleh pasangan suami isteri sebelum tidur adalah percakapan ringan di tempat tidur.
“Boleh saja, bukan kah kau masih terikat kontrak dengan Mac?. Aku tidak akan mempermasalahkan apa pun yang ingin kau lakukan asal jangan sampai membuatmu lelah.” Frederic menatap isteri nya, jari jemari nya terulur merapikan rambut-rambut nakal yang menghalangi wajah isterinya.
“Aku janji tidak akan membuat diriku lelah. Jika kau mau, kau bisa datang sayang.”
“Aku sangat ingin, tapi maaf sekali aku ada pertemuan lusa nanti.”
“Hufftt aku pikir kau akan datang.” Lisa mengerucutkan bibirnya, hal itu membuat Frederic gemas lantas bergegas memajukan tubuh nya. Frederic mencium bibir itu dengan lembut dan penuh rasa sayang.
“Tapi kita bisa pergi bersama setelah kau selesai pemotretan dan aku selesai dengan urusanku. Okay?” Frederic mencoba merayu Lisa agar tidak melanjutkan acara merajuknya. Lisa yang mendengar perkataan Frederic pun hanya menganggukkan kepala.
“Terimakasih.” Ucap Lisa
“For what?”
“For everything hubby.” Lisa berinisiatif mulai mencium bibir suaminya. Kini kedua nya saling menyalurkan rindu masing-masing lewat ciuman. Suara decapan terdengar di dalam kamar membuat suasana menjadi sedikit panas. Frederic menjulurkan lidah nya memaksa Lisa untuk membuka mulutnya. Lisa yang mengerti pun turut berkooperatif membuka mulutnya membiarkan lidah suaminya membelit lidahnya sendiri.
“Ennghhh.” Satu erangan lolos dari bibir Lisa membuat Frederic menghentikan aksinya.
“I’m sorry, aku terbawa suasana. Kita tidur saja ya?” perkataan Frederic menyadarkan Lisa yang akhirnya mengerti maksud dari suaminya. Sungguh ia juga terbawa suasana.
TBC>
Hi, guys. Nungguin gak sih?
Oh yah, disclaimer yah. Untuk pemilihan nama tokoh dan penokohan nya itu pure karena cerita ini fiksi yah. Jadi jangan dianggap serius kalau ada nama idol kalian yang aku masukin ke cerita ini dan penokohannya gak sesuai apa yang kalian harapkan.
Jangan lupa vote yang kenceng dong. Comment juga sangat ditunggu.
Oh iya, selain itu kalo di sini ada yang masih sekolah dan perlu bantuan tugas Bahasa inggris aku siap bantu. Terus kalo ada yang lagi galau, stress, depresi butuh di dengerin cerita nya aku siap jadi pendengar yang baik hehehe bisa follow ig ku @telenoviasa thank you 😊😊😊

KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE LIFE
Romance"The Greatest Female Idol Lalisa Manoban Terlihat Kembali" cerita hanya fiksi yang memusatkan kisahnya dari K-pop Idol Lalisa Manoban dan CEO Frederic Arnault