Catatan lima belas

618 58 8
                                    

Kini jam menunjukkan pukul 18.50. Sudah hampir satu jam lebih Rangga berada di apartement Aryn. Sembari menunggu Lala, dirinya memutuskan untuk menemui Aryn daripada harus pulang kerumah.

Kebetulan jarak tempat Rangga mengantar lala dan apartement Aryn tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan jarak ke rumah.

Jadi Rangga pikir daripada harus pulang dan akan membutuhkan lebih banyak waktu lagi untuk menjemput lala nantinya. Lebih baik dia menemui Aryn dan akan menjemput lala setelah ini.

Sekarang mereka sedang berada di ruang tengah. Rangga tengah fokus mengisi buku teka-teki silang yang sengaja dia bawa dari rumah. Sementara Aryn sibuk dengan ponsel sembari merebahkan diri disofa. Kepalanya bersandar pada paha lelaki itu.

"Rangga. Liat deh pantainya bagus banget. Kita pergi kesini yuk?" ucap Aryn sembari menunjukkan layar ponselnya ke Rangga. Layar ponselnya itu menampilkan sebuah pemandangan sunset yang sangat terlihat indah di pantai.

"Itu ada dimana?"

"Ada di Bali. Ayok sayang kita pergi liburan ke Bali"

"Nanti ya. Kalau sekarang aku gak bisa. Aku kuliah. Kamu juga harus pergi kuliah"

Aryn berdecak sebal, "gak masuk kuliah selama beberapa hari gak akan buat kamu gak lulus. Kita perginya pas weekend aja. Waktunya kamu libur. Dua hari cukup"

Rangga menggeleng beberapa kali, "jangan sekarang ya sayang. Aku harus bilang apa sama mama kalau ketahuan booking hotel sama tiket ke Bali"

"Kamu kan punya Lala. Kamu bisa gunain Lala supaya kamu bisa pergi. Ajak Lala aja. Kasih Lala sesuatu supaya dia gak ngadu ke orang tua kamu"

Lagi-lagi Rangga menggeleng, "gak bisa Aryn. Nanti aja ya?"

"Terus kapan?"

"Hm, kapan-kapan deh"

Seketika Aryn merenggut. Jawaban Rangga barusan terkesan niat tidak niat menurutnya.

"Kamu nyebelin banget!"

"Nanti aku usahain. Tapi aku gak bisa janji kapan waktunya kita pergi kesana" sahutnya sembari menggenggam telapak tangan Aryn dan menatapnya dari atas.

"Sabar dulu ya. Aku bakalan--"

Ting

Ting

Ting

Rangga seketika langsung mengalihkan arah pandangannya ke ponselnya yang berada di meja. Tangannya bergerak untuk mengambil ponselnya. Kemudian melihat notifikasi bar.

"Aku balik ya"

Tiga kata yang buat Aryn mendadak jadi kesal. Dengan cepat Aryn beranjak. Dia langsung merebut ponsel milik Rangga yang sedang di genggamnya. Kemudian membaca beberapa pesan yang baru saja masuk.

"Kamu itu bukan supir mereka. Jadi suruh mereka naik taksi"

"Aryn.."

"Aku bilang suruh mereka naik taksi!"

Rangga berdecak kecil, "balikkin sekarang handphone aku. Jangan buat aku jadi marah sama kamu"

"Kebalik, Rangga! Seharusnya aku yang marah sama kamu. Kalian tuh gak ada hubungan apa-apa selain cuma tetangga. Kamu juga jangan terlalu sering manjain Lala. Nanti dia kebiasaan" omel Aryn.

"Kamu juga terlalu dekat sama Lala. Udahlah tau dia nakal. Kenapa masih mau dekat-dekat sama dia. Kalau dia ngegodain kamu gimana? Terus kamu ke hasut" lanjutnya.

"Lala gak kayak gitu, Aryn. Dia memang nakal. Tapi dia sama sekali gak pernah ngelakuin itu ke aku."

"Tuh kan! Kamu ngebelain Lala terus"

LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang