Catatan empat puluh dua

515 58 14
                                    


"Aryn, aku nggak bisa sering-sering ke kamu mulai dari sekarang. Aku udah mulai skripsi. Minggu depan aku juga udah balik ke apart. Jadi ngerti ya?"

Aryn langsung menoleh. Dia melihat Rangga dan menatapnya dengan tatapan sendu, "Ya, aku ngerti"

"Kamu juga pasti bakal semakin sibuk sama urusan kampus kan?"

"Iya," balasnya lagi seraya melepaskan sabuk pengamanan.

"Kamu fokus aja sama kuliah kamu. Nggak usah mikirin hubungan kita nanti bakalan kayak gimana. Yang penting itu masa depan kamu baik"

"Kamu bakalan tetap sama aku kan?"

"Hm, Masalah itu.. "

"Kamu kan udah pernah bilang ke aku. Kamu lupa?"

"Aryn, aku gak bisa terus-terusan sama kamu"

"Tapi kamu yang bilang sendiri ke aku waktu itu. Kamu lupa ya?"

"Iya-iya"

"Iya apa?"

"Aku akan usahain tetap bisa nemenin kamu. Walau gak bisa sesering dulu"

"Kenapa harus diusahain?"

Rangga meraih tangan kanan Aryn. Dia lalu menggenggamnya sembari menatapnya.

"Karena aku punya keluarga. Aku sayang sama kamu. Tapi aku juga punya keluarga"

"Masalah cerai, gimana?"

"Jangan kayak gini lah Ryn. Luffy butuh mamanya. Aku gak bisa pisahin mereka"

"Kan, kamu sendiri yang bilang bakal pikirin itu nanti. Aku juga udah bilang aku akan jadi ibu sambung yang baik. Jadi gimana?"

"Sejujurnya aku gak bisa ryn.. Maaf"

Mendengarnya Aryn langsung menepis tangan Rangga. Tapi dengan cepat Rangga menahannya dengan cara menggenggam telapak tangan Aryn.

"Aku gak bisa ceraiin Lala. Rasa sayang aku sekarang buat dia udah besar. Awalnya aku memang gak cinta sama lala. Aku cuma bisa anggap lala seorang adik perempuan yang harus aku sayang dan jaga. Tapi makin kesini aku gak bisa bilang kalau perasaan itu cuma sekedar kakak ke adik. Aku beneran udah jatuh cinta sama dia"

Mendengarnya kalimat menyesakkan itu buat Aryn berkaca-kaca, "terus sekarang kamu udah gak ada rasa sama aku?"

"Aku masih sayang sama kamu. Gak mungkin aku gak sayang sama kamu, ryn" kata Rangga sembari mengusap pipi kemerahan Aryn.

"Jangan nangis sayang.." bisik Rangga, lalu mencium pipi Aryn.

"Aku harus pulang tepat waktu. Kamu juga harus pulang. Ini udah mau jam enam sore. Aku harus pulang sekarang sebelum mama ribut ngechat aku lagi dimana"

"Kan masih bisa alesan, biasanya juga kamu buat alesan ke mama dan Lala kan?"

"Hei, mama aku diam-diam sering banget ngechatin Shaka dan Tora. Mereka itu kan resek banget. Mereka gak bisa aku ajak buat kompromi sayang"

Aryn mendengus kecil, kemudian menekan handle pintu mobil. Lalu keluar dari dalam mobil dengan gerakan malas.

"Kamu hati-hati dijalan"

"Iya,"

Rangga menatap kepergian Aryn yang makin menjauh setelah melewati pintu otomatis di lobby apartement. Kedua tangannya lantas bergerak mengusap wajahnya, lalu surainya dengan gerakan agak kasar.

Helaan nafas beratnya juga terdengar dari arahnya. Rangga dengan agak malas mulai kembali melajukan mobilnya dan segera pulang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang