Catatan lima

854 59 9
                                    


Diana mendadak runtuh ketika wanita paruh baya itu selesai menonton video keributan yang dilakukan oleh Lala tadi pagi di kantor Tama. Begitu Diana selesai melihat video Lala yang tengah melakukan kekerasan. Dia kaget bukan main.

Diana tidak pernah menyangka bahwa anak gadisnya itu bisa melakukan hal senekat itu pada Selin. Terlebih itu dilakukan di depan umum yang pasti sudah jelas bisa disaksikan oleh banyak pasang mata di sekitarnya.

Diana yang saat itu memang sedang tidak baik-baik saja. Tiba-tiba dia pingsan begitu mengetahui anaknya sangat terlihat anarkis.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 18.00. Sejak sore tadi awan hitam sudah menghiasi langit. Sepertinya akan kembali turun hujan. Anton mondar-mandir gelisah menunggu kabar. Berharap segera ada kabar baik yang akan dirinya dapatkan.

Namun sudah lebih dari 20 menit lamanya Anton diliputi kegamangan. Dia sama sekali belum mendapatkan sedikitpun kabar Diana dari dalam ruang ICU.

"Anton duduk dulu. Kakak kamu lagi dalam perjalanan kesini sama Rangga"

"Aku gak lagi mengharapkan kakak buat datang kesini tan"

"Kamu pasti marah banget sama dia. Tante maklumin itu. Tapi kamu juga gak boleh nyalahin Lala atas semua yang udah terjadi"

"Kalau kak Lala tadi siang di rumah aja dan gak pergi ke kantor ayah sampai buat ribut di sana. Mama gak mungkin sekarang bisa ada di sini" sahut Anton dengan lirih.

Mendengar itu Jihan beranjak dari duduknya. Dia meraih bahu Anton. Lalu menyuruhnya untuk segera duduk di kursi tunggu.

"Tante paham. Sekarang tenang dulu ya? Kita berdoa semoga semuanya baik-baik aja"

"Tante.. "

"Iya?"

Wajah Anton memerah. Sorot mata sendunya kini mulai berkaca-kaca, "kalau keadaannya jadi memburuk gimana?"

"Jangan mikir kemungkinan buruk. Semoga setelah ini kita bisa dapat kabar baik dari dokter yang ada di dalam sana" balas Jihan. Dengan lembut tangannya mengusap-usap punggung Anton.

"Tante "

"Iya?"

"Kakak suka banget bikin mama khawatir. Kakak susah banget buat dikasih taunya. Dia tuh iya-iya. Tapi kadang masih aja dilakuin. Sampai mama harus marahin dia dan pakai kekerasan. Aku kasian sama kakak. Tapi dia juga salah"

"Suatu saat Lala pasti akan berubah. Percaya sama tante. Dia gak mungkin selamanya mau main-main terus. Akan ada masanya dia bakalan serius"

"Aku juga berharap kayak gitu.. "

Anton menundukkan arah pandangannya. Sementara Jihan masih mengusap-usap punggungnya. Seolah sedang memberikan ketenangan melalui tangannya.

Sampai waktu berlalu. Rangga datang diikuti lala yang berjalan di sebelahnya. Dengan langkah cepatnya Lala datang menghampiri Anton.

"Anton"

Anton diam. Wajahnya masih menunduk tanpa ekpresi. Membuat lala di depannya kebingungan.

"Anton kenapa tan?" tanya Lala.

Alih-alih menjawabnya. Jihan menyuruh Rangga untuk segera membawa Lala pergi. Menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

"Anton.." panggil Lala lagi seraya menyentuh bahu Anton.

"Lo kenapa ngediemin gue?"

Belum sempat lala mendapat jawabannya. Secara tiba-tiba tangannya sudah ditarik lebih dulu oleh tangan kanan Rangga yang menggenggam telapak tangan kirinya.

LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang