Catatan delapan

715 55 9
                                    

Mata lala mengedar ke sekitar area dalam cafe. Dia mencari sosok Rangga. Tapi selama mata memandang. Lala tidak melihat lelaki itu. Yang dia lihat hanya ada Shaka dan Tora.

"Rangga pergi kemana kak?" tanya lala ketika sudah berada tiga langkah dari tempat duduk mereka.

"Rangga pergi sama Aryn. Duduk dulu sini la. Atau mau langsung pulang?" tanya Shaka.

Lala akhirnya memilih untuk duduk di seberang Tora. Persis disebelah Shaka.

"Pergi sama Aryn, ya? Tadi gue gak sengaja liat ada Aryn disini"

Shaka dan Tora cuma mengangguk sembari melihat ke Lala. Kemudian Shaka bersuara lebih dulu.

"Dijemput gak, la?"

Lala mengangguk dengan cepat, "dijemput kak. Orangnya lagi di jalan"

"Oh, tadinya kalau gak dijemput biar Tora atau gue yang antar pulang. Tapi kalau udah ada yang jemput yaudah deh bagus" sahut Shaka lagi.

"Anton gimana kabarnya, la? Kalian masih diem-dieman gak?" tanya Shaka.

"Baik kok. Udah gak. Waktu itu dia marah ke gue karena nekat datang ke kantor ayah dan buat keributan" jawab lala dengan suaranya yang pelan. Sorot matanya berubah sendu sembari menatap mereka, "gue nyesel udah pergi kesana. Nyesel karna gak bisa nahan diri buat gak nemuin mereka"

Mendengar itu, Shaka yang berada di sebelah lala langsung mengusap bahu lala. Berusaha menenangkan lala yang kelihatan sedih dan merasa sangat bersalah.

"Lala. Tindakan lo waktu itu memang salah. Tapi gak sepenuhnya salah juga. Sekarang lo cukup hidup dengan baik. Dan jangan lagi buat masalah" kata Tora.

"Iya, kak" sahutnya sembari menatap Shaka dan Tora secara bergantian.

"Kalau ada apa-apa dan butuh sesuatu. Tapi gak ada yang bisa diandelin. Lo bisa minta tolong ke kita. Jangan sungkan. Kita bakalan bantuin lo selagi kita masih bisa bantu" ucap Shaka.

"Jangan diem aja, la. Kita udah lama banget temenan. Jangan ngerasa sungkan sama kita" Tora menimpali.

Lala senyum kikuk, "y-ya gue kadang gak enak kalau harus bilang ke kalian. Takut banget kalau buat kalian repot"

Tora berdecak kecil, "lebay! Kayak sama siapa aja"

Lala di sebelahnya langsung memajukan bibirnya dengan gerakan lucu. Shaka dan Tora yang melihatnya berdecak berkali-kali seolah menahan gemas.

"Iya deh iya. Makasih ya, kak" balasnya dengan senyuman manis yang merekah di bibirnya.

Kemudian menundukkan wajahnya saat ponsel di dalam tasnya berbunyi. Dengan cepat lala mengeluarkan ponselnya. Lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Kamu di dalam cafe? Aku udah di parkiran"

"Masuk aja. Aku di dalam lagi sama temen"

"Okay"

Lala langsung memasukkan kembali ponsel ke dalam tas. Kemudian matanya mencari keberadaan Mikal melalui pintu utama cafe.

Bibirnya seketika tersenyum ketika Lala melihat Mikal yang kelihatan berjalan dari arah luar menuju ke dalam cafe. Lelaki itu langsung menghampiri Lala.

Namun suasana sedikit canggung bisa Mikal rasakan karena Lala tidak sendiri. Melainkan bersama mereka yang tidak Mikal kenal.

"Lala"

LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang